Pastor Kopong Malu, Sedih, Prihatin Ada Oknum Katolik “Menjual” Ayat Alkitab untuk “Membela” Israel

HATIYANGBERTELINGA.COM – RP Yohanes Kopong Tuan MSF mengaku malu, menyedihkan dan memprihatinkan ketika ada beberapa oknum umat Katolik yang kemudian dengan mudah “menjual” ayat-ayat Kitab Suci untuk “membela atau membenarkan tindakan” Israel sebagai kehendak Allah.

Dalam tulisan berjudul, “Alkitab sebagai Wahyu Allah untuk Perdamaian dan Bukan “Wahyu untuk Peperangan”, Pastor Kopong menyebut mereka dengan mudahnya mengutip dan memposting ayat-ayat Kitab Suci seakan mereka adalah Ekseget kawakan yang tahu dan mampu menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci.

“Padahal maaf kebanyakan dari mereka tidak pernah belajar Kitab Suci, tidak pernah belajar ilmu tafsir, dan tidak memiliki kewenangan untuk mengajar ajaran resmi Gereja dalam hal ini Kitab Suci,” kata Pastor Kopong dalam akun facebooknya yang dikutip hatiyangbertelinga.com, hari Sabtu (22/5/2021).

Menempatkan Kitab Suci Secara Benar

Menurut Pastor Kopong, sebagai umat Katolik, kita semua tentu sudah paham dan mengerti bahwa Kitab Suci pertama-tama adalah Wahyu Allah yang disampaikan secara tertulis melalui ilham, inspirasi atau karya Roh Kudus.

Wahyu ini disampaikan kepada manusia sejak awal sejarah manusia sampai sekarang; yaitu melalui para nabi, yang mencapai puncaknya di dalam Yesus Kristus Putera-Nya, dan wahyu ini yang kemudian dilanjutkan oleh para rasul Kristus.

Di dalam Gereja Katolik, kita mengakui dan menerima Kitab Suci sebagai Sabda Allah yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Baik Perjanjian Lama (sebelum kedatangan Kristus) maupun Perjanjian Baru (saat dan setelah kedatangan Kristus) saling berhubungan.

Baca juga: Pastor Kopong MSF Ajak Perdamaian Tanpa Merusak, Tidak Ada Bela Israel Atau Bela Hamas!

Maka didalam membaca dan menginterpretasikan Kitab Suci sangat penting untuk melihat hubungan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya untuk mendapat pengertian yang menyeluruh dan pemahaman yang benar akan Sabda Allah itu. Artinya interpretasi Sabda Allah dalam Perjanjian Lama tetap juga melihat keterkaitan dengan Perjanjian Baru. Tidak hanya melihat satu bagian kecil atau satu ayat saja.

Perjanjian Lama (PL) yang melatar-belakangi Perjanjian Baru (PB), merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Baru. Sebab “Perjanjian Baru terselubung dalam Perjanjian Lama, sedangkan Perjanjian Lama tersingkap dalam Perjanjian Baru.” (Katekismus Gereja Katolik, 129). Sama seperti suatu kisah tidak akan lengkap jika hanya dibaca awalnya saja, atau akhirnya saja, tanpa memperhatikan kaitannya, demikian juga Kitab Suci hanya akan dapat kita pahami secara menyeluruh dalam kesatuan antara PL dan PB, dan dalam kaitan satu ayat dengan ayat yang lain (bdk. katolisitas.org: Bagaimana Menginterpretasikan Kitab Suci Menurut Pengajaran Gereja Katolik?).

Kitab Suci Sebagai Pedoman Iman dan Moral

Kitab Suci di satu sisi sebagai pedoman iman, kata Pastor Kopong, di sisi lain adalah sebagai pedoman moral agar kita umat-Nya dilengkapi untuk setiap perbuatan-perbuatan yang baik dan benar.

Maka dari itu kita juga perlu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Suci agar kita bisa mengajar dengan benar, memperbaiki kelakukan dan mendidik orang lain dalam kebenaran (bdk. 2 Tim 3:16).

Dengan demikian, Kitab Suci mendapatkan tempat yang begitu tinggi di dalam Gereja Katolik, yang dapat kita lihat dari dokumen-dokumen Gereja yang senantiasa mempunyai sumber dari Kitab Suci disamping Tradisi Suci, dan kita dapat melihat secara jelas dalam liturgi Gereja.

Bca juga: Pastor Kopong MSF: Semakin Kalian “Mengganggu” Katolik, Kami Semakin Katolik

Paus Benediktus XVI dalam pengajaran apostoliknya, Verbum Domini, 53-71, mengajarkan bahwa Kitab Suci mendapatkan tempat di dalam sakramen-sakramen, liturgi, brevier, buku-buku doa dan pemberkatan, lagu-lagu, dll.

Sebagai pedoman iman dan moral, maka tidak semua orang dapat menginterpretasikan dan mengajar Kitab Suci sesuai dengan kehendak atau keinginan sendiri. Dalam Gereja kita mengenal Magisterium yaitu pihak wewenang atau kuasa resmi mengajar Gereja (Magisterium) yang dibantu oleh para ahli Teologi maupun ahli Tafsir Kitab Suci sehingga dapat secara benar mengartikan Wahyu Allah dalam Kitab Suci.

Prinsip Umum Menginterpretasikan Kitab Suci

Kita perlu paham dan sadar bahwa Kitab Suci sebagai Wahyu Allah baik didalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru saling terkait erat. Pun pula setiap ayat tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait erat.

Konsili Vatikan II mengajarkan tiga cara umum untuk menafsirkan Kitab Suci sesuai dengan Roh Kudus yang mengilhaminya: (lihat Katekismus Gereja Katolik KGK 112-114):

1. Memperhatikan isi dan kesatuan seluruh Kitab Suci.

Kita harus mengartikan ayat tertentu dalam Kitab Suci dalam kaitannya dengan pesan Kitab Suci secara keseluruhan. Mengartikan satu ayat atau bahkan satu kalimat saja namun tidak memperhatikan kaitannya dengan ayat yang lain, dapat menyesatkan diri sendiri dan siapapun yang mendengar dan membacanya.

2. Membaca Kitab Suci dalam terang tradisi hidup seluruh Gereja.

Gereja mengajarkan bahwa kita harus menginterpretasikan Kitab Suci sesuai dengan Tradisi hidup seluruh Gereja, sebab “Kitab suci lebih dulu ditulis di dalam hati Gereja daripada di atas pergamen (kertas dari kulit)”. (KGK 113, Dei Verbum 16). Di dalam Tradisi Suci inilah Roh Kudus menyatakan kenangan yang hidup tentang Sabda Allah dan interpretasi spiritual dari Kitab Suci. Tradisi Suci tercermin dari tulisan Para Bapa Gereja, dan ajaran- ajaran definitif yang ditetapkan oleh Magisterium, seperti yang dihasilkan dalam Konsili-konsili, Bapa Paus maupun yang dijabarkan dalam doktrin Gereja.

“Semoga kita sungguh menempatkan Kitab Suci sebagai Wahyu Allah untuk persatuan dan perdamaian dan bukannya menjadikan Kitab Suci untuk membenarkan kekerasan. Sebagai umat Katolik, kita pun harus sadar bahwa kita memiliki Kuasa Mengajar (Magisterium) untuk menginterpretasikan dan mengajarkan Wahyu Allah dalam Kitab Suci,” kata Pater Tuan Kopong MSF dari Manila: 20-Mei 2021.

Sumber:
Dokumen Konsili Vatikan II: Dei Verbum
Katekismus Gereja Katolik
katolisitas.org

Baca juga: Pastor Kopong: Yesus Naik ke Surga Sungguh Allah dan Sungguh Manusia, Bukan Manusia Biasa (Isa Almasih)


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik
    • April 21, 2025

    HATIYANGBERTELINGA.COM – Ketika Jorge Mario Bergoglio terpilih menjadi Paus Fransiskus pada Maret 2013, banyak pihak yang terkejut pemilihannya sebagai pemimpin Gereja Katolik Dunia. Saat itu, usianya telah mencapai 76 tahun

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah
    • April 20, 2025

    HATIYANGBERTELINGA.COM – Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengatakan Paskah 2025 merupakan momentum untuk menunjukkan kepedulian dan upaya membantu terhadap yang lemah dan dilemahkan, sebagai indikator bakti kepada Tuhan. “Kalau

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Doa Penutup Kegiatan

    Doa Penutup Kegiatan

    Kita Punya Guardian Angel

    Kita Punya Guardian Angel

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading