08 November 2024

Paus Fransiskus Minta Bunda Maria Melindungi Korban Bom Katedral Makassar

0

HATIYANGBERTELINGA.COM – Dalam Misa Minggu Palma, 28 Maret 2021, Paus Fransiskus menyampaikan beberapa pesan dan doa, terutama untuk korban ledakan bom di Makassar, Sulawesi Selatan.

Bapa Suci mengakhiri renungannya dengan doa agar Bunda Maria dapat membantu kita, karena, dia berkata, “Dia selalu berjalan di depan kita di jalan iman.”

“Mari kita berdoa bagi seluruh korban aksi kekerasan, terutama korban serangan di depan Gereja Katedral di Makassar, Indonesia. Semoga Bunda Maria, yang senantiasa memandu kita di jalan iman, membantu kita,” kata Paus.

Misa Minggu Palma biasanya dipimpin Paus dengan prosesi di Lapangan Santo Petrus di hadapan puluhan ribu jemaat dan wisatawan.

Namun Paus untuk kedua kali tidak dihadiri jemaat karena pandemi virus corona.

Paus memegang ranting zaitun dan pohon palem yang disatukan, sebelum merayakan misa di luar ruangan.

Namun, seperti yang dilakukan Paus pada musim semi 2020, hanya beberapa minggu setelah pandemi virus corona merebak di Italia, Paus memimpin kebaktian Misa Minggu Palma di dalam Basilika Santo Petrus.

Italia adalah negara pertama di Barat yang dilanda virus mematikan itu.

Korban Luka 20 Orang

Sedikitnya 20 orang luka-luka terkena serpihan bom dalam insiden ledakan bom bunuh diri yang terjadi di depan gerbang Gereja Katedral di Jalan Kartini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3) pagi.

Polisi menduga ledakan dilakukan oleh dua orang, tetapi masih melakukan penyelidikan di lapangan bersama Densus 88 Antiteror.

Ketika mengunjungi lokasi ledakan pada Minggu (28/3) malam, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan polisi telah menangkap empat orang yang diduga terlibat aksi bom bunuh diri itu. Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharut Daulat (JAD) Sulawesi Selatan.

“Hari ini kita sudah amankan sekitar empat orang di wilayah Bima, yang tentunya kita amankan karena terkait dengan kelompok teror,” ujarnya kepada wartawan.

Keterlibatan JAD

Tiga pakar intelijen dan terorisme yang diwawancarai VOA secara terpisah sebelumnya sudah mengindikasikan keterlibatan JAD dalam ledakan bom di Makassar.

“Diduga kuat, pelaku terkait dengan jaringan JAD yang cenderung melakukan aksi amatiran dibandingkan dengan jaringan Jemaah Islamiah yang lebih rapi dan terarah,” ujar Noor Huda Ismail, visiting fellow di S. Rajaratnam Institute of International Studies, Nanyang Technological University of Singapore saat dihubungi melalui telepon.

Hal senada disampaikan pakar terorisme di Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta.

“Dilihat dari karakteristik dan model aksinya, kemungkinan besar pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah. Model ini sama dengan aksi di Gereja Surabaya pada Mei 2018 dan Polrestabes Medan pada November 2019,” ujarnya.

Pakar terorisme lainnya, Al Chaidar, yang kini sedang melakukan penelitian di Belanda, juga menyampaikan hal serupa.

“Pelakunya suami istri,” ujarnya melalui telepon, dan meminta merahasiakan sumber informasi yang merinci hal itu. “Ini ciri khas utama mereka. Sama seperti bom di Surabaya tahun 2018, juga bom di Sibolga tahun 2019.”

Menurut Al Chaidar, pelaku ingin balas dendam atas dua teman mereka yang ditembak polisi di Makassar Januari lalu. Pada awal Februari, lanjutnya, juga ada 26 orang ditangkap, termasuk dua ditembak.

“Semua dari jaringan JAD Makassar,” tambahnya.

 


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading