12 December 2024

Empati Anak Perlu Dikembangkan Dalam Era Digitalisasi

2
anak bermain pixabay

HATIYANGBERTELINGA.COM – Kemampuan berempati dan bersosialisasi pada anak-anak perlu diasah untuk meminimalisir dampak negatif dari digitalisasi, kata Psikolog Klinis Fungsional RSUP Dr. Sardjito, DR Indria Laksmi Gamayanti, MSi.

Gamayanti mengatakan, hal yang paling sederhana keterampilan orang untuk bersosialisasi dapat menjadi berkurang pada era digital.

“Kalau ini (terjadi) sejak kecil, dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berempati dan bersosialisasi,” kata Gamayanti dalam webinar pada hari Kamis (25/11/2021).

Terlebih, digitalisasi di masa pandemi menjadikan pertemuan tatap muka sebagai sesuatu kelaziman sehingga orang menjadi lebih nyaman dengan situasi yang serba bisa digital dan tidak mengharuskan bertemu secara langsung dengan orang lain, tambah Gamayanti.

Baca juga: Enam Tahap Bermain Anak dapat Mencerminkan Perkembangan Sosialnya

Menurut Gamayanti, banyak anak-anak yang mengalami berbagai keluhan akibat perubahan proses pembelajaran menjadi daring, hal tersebut juga ditemukan oleh Satgas IPK Indonesia untuk penanggulangan COVID-19.

“Banyak anak yang cemas, harus menyesuaikan diri, terlebih untuk anak-anak berkebutuhan khusus, mereka sulit sekali untuk menyesuaikan diri dengan sistem belajar online,” katanya.

Sebagai psikolog klinis, pihaknya mengatakan telah sejumlah upaya untuk menjawab permasalahan tersebut, seperti melakukan konseling melalui orang tua dan guru serta melakukan terapi secara langsung pada anak-anak, baik secara daring maupun luring.

“Walaupun (saat ini) kita terpaksa online, tetapi kita bisa mengajak beberapa remaja untuk berdiskusi bersama kemudian dipandu sehingga mereka juga bisa menceritakan pengalamannya dan bermain bersama secara daring,” katanya.

Baca juga: Kiat Mendongengi Anak, Perlu Kata Ajaib

Meski demikian, ia juga mendorong agar anak-anak ini dapat melakukan aktivitas-aktivitas luar ruangan yang lebih banyak dengan mengikuti protokol kesehatan sehingga proses tumbuh-kembang anak tidak terganggu.

“Bagaimana pun juga keterampilan untuk bersosialisasi secara langsung ini juga menjadi lebih penting dan akan berkembang menjadi lebih banyak ketika kita bertemu langsung, empati juga lebih terasah,” ujar Gamayanti.

Baca juga: Kenali Perkembangan Bahasa Anak Usia 1-24 Bulan

Psikolog Klinis dan Forensik, Dra Adityana Kasandravati Putranto mengatakan situasi pandemi memang telah menghadang aktivitas tatap muka dan mengharuskan anak-anak berinteraksi melalui gadget, ditambah hanya berdiam diri di dalam rumah.

Meski demikian, katanya, orang tua juga dapat mendorong anak-anak untuk melakukan permainan yang bersifat sportivitas, seperti olah raga, atau permainan serta budaya lokal yang mengandung nilai-nilai sosial sehingga kemampuan berempati dan bersosialisasinya dapat terasah.

“Anak-anak bisa mengembangkan kemampuan empati itu juga bergantung apa yang dia lihat sepanjang masa kehidupannya,” kata psikolog lulusan Fakultas Psikologi UI itu. (Antara)

Baca juga: Rasa Bangga Orang Tua Buat Anak Jadi Pribadi Unggul


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

2 thoughts on “Empati Anak Perlu Dikembangkan Dalam Era Digitalisasi

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading