Hati Orang Fasik
Hanya Dekat Allah, 20 April 2021.
Amsal 21:10-21
Dalam ayat 10 dinyatakan: ”Hati orang fasik mengingini kejahatan dan ia tidak menaruh belas kasihan kepada sesamanya.”
Demikianlah orang fasik, dia dikuasai oleh kejahatan, sehingga hatinya selalu ingin melakukan yang jahat. Pada titik ini sesamanyalah yang menjadi korbannya.
Namun demikian, Allah tidak tinggal diam. Dia tidak tidur.
Dalam ayat 12 tertera: ”Yang Mahaadil memperhatikan rumah orang fasik, dan menjerumuskan orang fasik ke dalam kecelakaan.”
Tampaknya, dengan sengaja dipakai frasa ”Yang Mahaadil”. Dan keadilan Allah tidak membiarkan kejahatan berlangsung di depan Mata-Nya. Yang salah harus dihukum.
Kediaman Allah tidak berarti bahwa Dia cuek, tetapi itulah kesabaran Allah, yang dimaksudkan Paulus, dengan gaya bahasa retorik, dalam suratnya kepada jemaat di Roma: ”Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4).
Menarik disimak, Petrus pun menulis: ”Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya” (2 Petrus 3:15).
Ya, Petrus melihat bahwa Paulus adalah bukti nyata perihal kesabaran Allah.
Karena itulah, ayat 21 meneguhkan: ”Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.” Dan itulah yang mesti kita lakukan.
Yoel M. Indrasmoro
(Literatur Perkantas Nasional)
-AUDIO VERSION-
Renungan harian “Hanya Dekat Allah” versi audio dapat diakses melalui:
#Spotify
#Anchor https://anchor.fm/literatur-perkantas-nasio/episodes/Hati-Orang-Fasik-ev7auu
https://anchor.fm/literatur-perkantas-nasio/episodes/Hati-Orang-Fasik-ev7auu
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.