10 February 2025

“Nabi” yang Dihargai di Negeri Siber

jesus ditolak

Dan kata-Nya lagi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. (Luk 4:24)

Ketika merefleksikan injil Lukas 4:24-30, saya diinpirasi oleh Yesus yang mengatakan, ”tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”

Saya diinspirasi oleh Injil kali ini terhadap pewartaan yang saya lakukan selama tiga tahun belakangan ini.

Yesus mencontohkan Nabi Elia yang diutus Allah ketika terjadi krisis kelaparan hebat di seluruh negeri.

Elia diutus bukan kepada seorang perempuan janda di Israel, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon (di luar wilayah Kerajaan Israel).

Demikian juga nabi Elisa yang dicontohkan Yesus. Banyak orang kusta di Israel, namun yang ditahirkan justru Naaman, orang yang berasal dari Siria (negara tetangga Israel).

Contoh kedua nabi yang disampaikan Yesus itu telah membuat semua orang sangatlah marah di rumah ibadat.

Kehadiran Yesus ditolak. Bahkan semua orang membawa Yesus ke tebing gunung untuk dilemparkan dari tebing itu.

Namun Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Para sahabat terkasih, saya meyakini injil kali ini menunjukkan bahwa Yesus mengasihi semua orang dan tidak terbatas terhadap orang Yahudi-Israel saja.

Ketika merefleksikan Injil itu, saya pribadi diinspirasi oleh Yesus dalam pewartaan iman yang telah saya lakukan selama ini.

Sekurangnya dalam tiga tahun ini, Tuhan mengutus saya justru ke tempat yang lebih dalam (duc in altum) melalui siber online.

Memang saya sendiri tidak tinggal di kampung kelahiran saya saat ini.

Dan saya belum pernah mewartakan Injil Allah secara khusus di kampung saya dibesarkan, kecuali saat muda-mudi katolik.

Ketika beranjak dewasa hingga detik ini, pewartaan saya tidak terbatas kepada komunitas katolik saja, seperti di paroki dan komunitas kategorial, melainkan juga kepada non katolik melalui negeri siber online dan media sosial.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena saya diterima oleh orang-orang di luar kalangan kategorial dan komunitas katolik sendiri.

Tuhan mengutus saya bukan hanya untuk kalangan kategorial dan komunitas katolik saja, melainkan juga kelompok non katolik.

Saya teringat Nasihat Apostolik yang diterbitkan pada tanggal 8 Desember 1975 oleh Paus Paulus VI,“bahwa supaya pewartaan injil bisa efektif, Gereja harus menyampaikan pesannya ke hati orang banyak, kepada jemaat-jemaat kaum beriman, yang kegiatannya dapat dan pasti menjangkau orang-orang lain. (Evangelii Nuntiandi, Seri Dokumen Gerejawi, halaman 52-53).

Bersediakah saya mewartakan Yesus?

+Terpujilah Allah detik ini dan selama-lamanya. Amin.+

 

SY Melki SP

Refleksi Awan, @Tebet Timur, Senin 8 Maret 2021.


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading