Iman kepada Yesus Bermanfaat Bagi Orang Lain
Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, anakmu hidup!” Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. (Yohanes 4:50)
Ketika saya merefleksikan Injil Yesus Kristus menurut Yohanes 4:43-54, saya teringat refleksi pribadi pada 23 Maret 2020, hari Senin Prapaskah IV, pada peringatan Santo Turibius dari Mongrovejo.
Saat itu refleksi saya berjudul, “Mukjizat Yesus dalam Iman Seseorang untuk Orang Lain”.
Saya membayangkan bahwa Yesus pergi dari suatu daerah ke daerah lainnya. Meskipun Yesus tidak dihormati di kampungnya sendiri, tapi kehadiran-Nya disambut sangat baik di tempat lainnya (Kana di Galilea).
Saya kagum kuasa Yesus dapat menyembuhkan seorang anak melalui iman dari seorang ayah, pegawai istana di Kapernaum.
Saya membayangkan bahwa sang Ayah telah berupaya keras untuk mendapatkan kesembuhan anaknya.
Pegawai istana di Kapernaum itu mencari bantuan kesehatan untuk anaknya yang hampir mati. Hingga akhirnya Sang Ayah mendatangi Yesus dan memohon agar anaknya disembuhkan.
Sedangkan si ibu (mungkin) sedang merawat anaknya yang sedang kritis di rumahnya. Namun tentang informasi si ibu tidak diceritakan lebih mendalam oleh penulis Injil Yohanes.
Para sahabat terkasih, bacaan injil kali ini sungguh menarik perhatian refleksi saya.
Pertama, sang Ayah datang langsung kepada Yesus tanpa menghadirkan anaknya yang sakit. Menariknya, ternyata Yesus berkuasa dapat menyembuhkan seseorang tanpa harus dihadiri orang yang sakit.
Kedua, sang Ayah memohon kesembuhan untuk anaknya, bukan untuk dirinya sendiri. Bagian menariknya adalah, Yesus pun berkenan mengabulkan permohonan sang Ayah yang diperuntukkan bagi buah hatinya.
Ketiga, Yesus tidak mendatangi langsung anak pegawai istana itu, tapi Yesus hadir melalui perkataan Sabda-Nya, “Pergilah, anakmu hidup!”. Menariknya, kuasa Yesus bekerja melalui perkataan atau Sabda-Nya tanpa langsung menjamah yang sakit.
Dalam refleksi kali ini, saya juga terkesan oleh kepercayaan iman sang Ayah, yang percaya akan kuasa perkataan Yesus. Dengan hanya bermodalkan rasa percaya saja (beriman), pegawai istana itu kemudian pulang kembali ke rumahnya.
Saya juga kagum dengan bukti nyata dari tindakan iman sang Ayah. Ia tidak hanya percaya dengan perkataan Yesus, tapi juga mau disuruh pergi oleh Yesus. Imannya tidak berhenti pada percaya saja, tapi dalam tindakan nyata yaitu pulang kembali ke rumahnya.
Dalam refleksi kali ini, saya teringat kembali pada sosok orangtua, yang dengan sekuat tenaga berusaha agar anak-anaknya dapat sembuh dari sakit penyakit.
Saya mengapresiasi para orangtua yang senantiasa menyayangi buah hati mereka. Orangtua yang senantiasa memberikan kasih sayangnya pada anak-anak mereka.
Dalam kesempatan ini, saya juga perihatin sedih jika masih ada orangtua yang kurang peduli pada anak-anaknya.
Dari kisah injil kali ini, saya diinspirasi akan tiga hal pokok utama. Pertama, saya tidak perlu khawatir, kalau seandainya saya tidak dapat mengalami tanda dan mujizat dari Yesus.
Yesus menghendaki agar saya harus tetap percaya dan berserah kepada-Nya akan segala hal, termasuk ketika menghadapi virus corona.
Setahun lalu (23/3/2020) saya percaya dan berserah kepada-Nya akan segala hal, termasuk ketika menghadapi pandemik virus corona. Dan puji Tuhan, bila tidak ada halangan saya akan mendapatkan vaksinasi COVID-19 tahap kedua pada esok hari (16/3/2021).
Kedua, saya meyakini bahwa kuasa mujizat penyembuhan Yesus tetap terlaksana melalui iman yang diyakini oleh seseorang. Asalkan orang itu sungguh percaya kepada Yesus dalam tindakan nyata imannya.
Contoh konkret dalam kisah injil tersebut, sang Ayah percaya terhadap perkataan Yesus. Ia akhirnya juga mau pergi dan berjalan pulang ke rumahnya dengan keniscayaan anaknya disembuhkan Yesus.
Ketiga, saya meyakini, bahwa mukjizat Yesus masih terjadi hingga detik ini karena iman yang dimiliki seseorang. Iman yang bukan hanya untuk diri sendiri tapi diperuntukkan juga bagi orang lain.
.
“Sudahkah iman saya kepada Tuhan bermanfaat bagi orang lain?”
.
+Terpujilah Engkau Tuhan kami Yesus Kristus, Allah maha belas kasih dan penyayang. Tuhan, kami bersyukur untuk rahmat dan cinta-Mu untuk kami hingga detik ini. Ampuni kami Tuhan, jika kami masih kurang percaya pada-Mu. Curahkanlah kuasa-Mu agar kami boleh mengalami tanda dan mujizat-Mu.
Bimbinglah kami ya Tuhan dengan terang Roh Kudus, agar kami senantiasa percaya dan berserah kepada kehendak-Mu. Tuhan, kami mohon kepada-Mu, agar iman yang kami miliki bermanfaat bagi orang lain. Dalam kasih-Mu, Yesus, kami memuji dan memuliakan Engkau, sekarang dan selama-lamanya. Amin.+
SY Melki SP
@Tebet Timur, Jakarta
Refleksi Awam, Senin, 15 Maret 2021, Pekan Prapaskah IV, (U). Sta. Lousia de Marrillac.
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.
3 thoughts on “Iman kepada Yesus Bermanfaat Bagi Orang Lain”