Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini
HATIYANGBERTELINGA.COM – Pater Tuan Kopong MSF, mengatakan kehadiran Gereja Katolik menjadi kegelisahan para ahli Taurat zaman ini.
Dalam tulisan berjudul “Kegelisahan Tukang Protes (Ahli Taurat)”, hari Senin (25/10/2021), Pastor Kopong mengatakan bahwa para ahli Taurat zaman ini protes dan menuduh tanpa alasan iman itu karena takut ketahuan kalau kelakuan buruk mereka yang kuat menghafal Kitab Suci dan memaksa orang lain dalam hal ini umat Kristen Katolik untuk mentaatinya, namun mereka sendiri tidak melaksanakannya.
Berikut tulisan Pastor Kopong selengkapnya yang dilansir hatiyangbertelinga.com dari akun facebooknya.
Setiap kali Yesus berkeliling untuk mengajar dan melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti menyembuhkan orang sakit, buta, lumpuh dan mengusir roh-roh jahat yang selalu mengalami kegelisahan salah satunya adalah para ahli Taurat.
Dan untuk menutupi kegelisahan mereka, yang muncul adalah protes dan mencari pembenaran protes mereka dengan mengandalkan hukum Taurat yang salah satunya dan selalu jadi tameng mereka adalah hari Sabat.
Satu alasan saja mengapa para ahli Taurat selalu gelisah dengan kehadiran Yesus yaitu Yesus tahu kelakukan mereka yang sangat kuat menghafal hukum Taurat dan mengajarkan kepada orang lain, menuntut orang lain termasuk Yesus untuk mentaati hukum Taurat namun mereka sendiri tidak melaksanakannya dan bahkan melanggarnya.
“Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya” (Mat 23:3).
Dan itu terbukti dengan jawaban Yesus dan setiap teguran Yesus berupa kritikan yang pada gilirannya tak mampu dibantah oleh para ahli Taurat sendiri. Dan yang mereka lakukan untuk menutupi kemunafikan mereka adalah dengan mencari-cari kesalahan Yesus,
“Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia” (Luk 6:7).
Walaupun kita semua tahu bahwa usaha para ahli Taurat itu hanya untuk menutupi kesalahan mereka yang beragama namun tidak beriman sedangkan bagi Yesus yang paling penting adalah beragama dan beriman: mengajarkan dan melakukan;
“Hai orang-orang munafik bukankah kalian semua melepaskan lembu dan keledaimu pada hari Sabat dan membawanya ke tempat minum?” (Luk 13:15).
Kenyataan yang dialami Yesus pada zaman itu, kini dialami juga oleh Gereja Katolik. Kehadiran Gereja Katolik memang menjadi kegelisahan para ahli Taurat zaman ini. Mereka selalu mengawasi setiap gerak-gerik umat Kristen Katolik, mereka selalu memprotes hari Minggu yang menjadi hari dimana umat Kristen Katolik melaksanakan ibadah dan perayaan Ekaristi, mereka selalu memprotes ketaatan umat Kristen Katolik pada Paus, penghormatan kepada Bunda Maria, santo dan santa serta selalu menuduh umat Kristen Katolik menyembah berhala.
Protes dan berbagai tuduhan mereka adalah ungkapan kegelisahan mereka. Dan untuk menutupi kegelisahan mereka, Alkitab menjadi senjata mereka dan bukan iman pada Yesus Kristus.
Alasannya sama, mereka protes dan menuduh tanpa alasan iman karena takut ketahuan kalau kelakuan buruk mereka yang kuat menghafal Kitab Suci dan memaksa orang lain dalam hal ini umat Kristen Katolik untuk mentaatinya namun mereka sendiri tidak melaksanakannya.
Mereka berbicara soal kekudusan hari Sabat, tapi mulut dan pikiran mereka sendiri tidak dikuduskan karena selalu memprotes dan menuduh ajaran iman agama Kristen Katolik yang bukan ranah mereka bahkan anggota pun bukan;
“Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” (Mat 23:27).
Cara mereka semakin menegaskan bahwa mereka beragama namun tidak beriman, sedangkan Gereja Katolik sudah melampaui yang disebut agama dalam sikap dan tindakan iman sebagai buah dari beragama dan itu yang dikehendaki oleh Yesus.
Kegelisahan para ahli Taurat itu memperlihatkan sebenarnya;
“Betapa Gereja memiliki akar yang kuat karena berakar pada Kristus, sehingga Gereja semakin kuat, rindang dan berbuah banyak karena yang dicari akar adalah Kristus dan bukan mencari-cari kesalahan dan protes seperti para ahli Taurat.” (bdk. Kol 2:7-8).
Manila, 25 Oktober 2021
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.
6 thoughts on “Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini”