Pastor Kopong MSF: Pernyataan Joseph Paul Zhang Tidak Mewakili Umat Katolik-Protestan dan Etnis Tertentu, Setop Provokasi!

HATIYANGBERTELINGA.COM – Pastor RP Tuan Kopong MSF menegaskan bahwa semua pernyataan Joseph Paul Zhang tidak mewakili seluruh umat Kristen (Katolik dan Protestan) dan etnis tertentu Indonesia.
“Apakah pernyataan Joseph Paul Zhang mewakili agama Katolik dan Protestan dan etnis tertentu di Indonesia? Dari pertanyaan ini, saya berharap agar kita semua terutama saudara-saudariku umat Islam bijak untuk melihat kasus Joseph Paul Zhang,” kata Pastor Tuan Kopong dalam keterangan tertulisnya kepada hatiyangbertelinga.com, hari Selasa malam (20/4/2021).
Penegasan ini disampaikan Pastor Kopong dari Manila, menanggapi pernyataan ketua Fraksi PKS DPR-RI yang mengatakan: “Jangan sampai ada konflik horisontal gara-gara Joseph Paul Zhang” sebagaimana ditulis di indonesianside.id, pada 18 April 2021.
Secara pribadi, Pastor Kopong menentang ujaran penistaan Joseph Paul Zhang dan mendukung langkah hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian, namun juga menentang dan menggugat oknum pendakwah yang juga melakukan hal yang sama dengan menghina dan menista ajaran, serta simbol-simbol keagamaan lain (misalnya) Katolik.
Menurutnya, selama ini oknum pendakwah tersebut seakan jauh dari sentuhan hukum hanya karena alasan dakwah, termasuk menentang dan menolak setiap upaya hukum yang berakhir dengan permintaan maaf disertai meterai 6.000.
“Saya tidak membuka kasus lama, namun paling tidak sebagai referensi, kasus pak Ahok bisa membuka mata dan hati kita untuk menegakan keadilan dan kebenaran di negeri ini. Bahwa permintaan maaf tidak menghalangi proses hukum. Dan sebenarnya itu juga yang harus dilakukan,” kata Imam Katolik itu.
Misionaris asal Indonesia itu menilai, yang seringkali terjadi adalah ketika yang bersalah adalah yang memiliki kekuatan massa yang banyak maka seringkali penyelesaiannya hanya pada kata maaf dan meterai.
“Tapi ketika yang tidak memiliki atau hanya memiliki kekuatan massa yang sedikit, kata maaf dan meterai seakan tak ada gunanya. Kebenaran dan keadilan di negeri tidak ditentukan oleh suara dan tekanan mayoritas (bdk. Santo Paus Yohanes Paulus II),” kata Pastor asal Adonara, Flores Timur itu.
Pastor Kopong menegaskan bahwa sehubungan dengan pernyataan Joseph Paul Zhang agar diperhatikan dengan bijak, adil dan benar bahwa pernyataannya tidak mewakili baik agama Katolik maupun Protestan di Indonesia.
“Pernyataannya Joseph Paul Zhamg adalah murni mengatasnamakan pribadinya sendiri,” kata Pastor Kopong.
Pastor Paroki Kristus Raja, Keuskupan Novaliches, Manila itu menilai pernyataan Joseph Paul Zhang tidak merupakan pernyataan yang mewakili agama Katolik maupun Protestan dan etnis tertentu di Indonesia karena tiga hal utama.
Pertama, Joseph Paul Zhang bukan umat Katolik bukan juga tokoh Agama Katolik seperti Pastor dan Uskup.
Meskipun namanya adalah Joseph, namun melihat beberapa video pada channel youtubenya, Joseph Paul Zhang bukan anggota Gereja Katolik karena seluruh pengajarannya bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
“Sikap Gereja Katolik tegas, siapapun yang mengajarkan ajaran agama Katolik secara sembarangan dan tidak sesuai ketentuan dogma dan magiterium Gereja, apalagi melawan dogma dan magisterium maka sudah pasti diekskomunikasi dan tidak diakui sebagai yang mewakili Gereja Katolik,” kata Pastor Kopong.
Kedua, Joseph Paul Zhang juga bukan jemaat dan tokoh agama atau pendeta dari gereja-gereja Protestan yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), maupun di luar PGI yang selama ini memiliki kehendak baik untuk menciptakan kebaikan dan kedamaian bersama.
“Hal itu nampak dari ajarannya sebagaimana yang ditampilkan dalam video-video pada channel youtube yang bersangkutan yang menentang pengajaran gereja-gereja Protestan,” kata Pastor Kopong.
Ketiga, demikian juga pernyataan Joseph Paul Zhang tidak mewakili etnis tertentu. Pernyataan dia adalah pernyataan pribadi.
Maka ketakutan ketua fraksi PKS DPR-RI adalah ketakutan yang tidak berdasar bahkan justru ketakutannya jangan-jangan menjadi sebuah “ketakuatan provikatif”.
“Kalau pernyataan Joseph Paul Zhang adalah pernyataan pribadi mengapa lantas ditakuti adanya konflik horizontal,” kata Pastor Kopong.
Menurut Pastor Kopong, mayoritas masyarakat bangsa ini sudah cerdas. Maka stop provokasi yang dibungkus dengan ketakutan.
“Yang harus ditakuti dan menjadi komitmen bersama untuk melawan adalah mereka yang secara terang benderang menista agama lain dengan dalih atau alasan ceramah agama,” tegas Pastor Kopong.
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.