14 November 2024

Pastor Kopong: Yesus Naik ke Surga Sungguh Allah dan Sungguh Manusia, Bukan Manusia Biasa (Isa Almasih)

1

HATIYANGBERTELINGA.COM – “Yang Naik Ke Surga Itu Sungguh Allah Dan Sungguh Manusia Bukan Manusia Biasa” tulis RP Yohanes Kopong Tuan MSF mengirimkan judul tulisan kepada Melki Pangaribuan untuk hatiyangbertelinga.com melalui Facebook, hari Jumat (14/5/2021).

Berikut penjelasan dan refleksi RP Yohanes Kopong Tuan MSF berkaitan viralnya foto antara seorang suster dan seorang Muslimah atau antara seorang yang menggunakan rosario dan seorang lagi menggunakan tasbih; “Saudara-saudariku umat Katolik selamat merayakan kenaikan Isa Almasih.”

Toleransi tidak berarti mengaburkan iman sendiri. Dari iman akan Kristus itulah kita membangun dialog dan toleransi. Dari kemarin, di mana saudara saudari kita umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri dan kita umat Katolik merayakan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus ke Surga.

Dua perayaan Hari Raya dari dua agama berbeda pada waktu yang sama memberikan daya cipta dan kreativitas dalam memberikan ucapan selamat. Perayaan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus ke Surga dan Hari Raya Idul Fitri dipandang sebagai sebuah keindahan toleransi yang nyata. Padahal kalau mau jujur, toleransi sama sekali tidak melihat ruang dan waktu. Toleransi dapat dijalankan kapanpun!

Baca juga: Pastor Kopong MSF: Semakin Kalian “Mengganggu” Katolik, Kami Semakin Katolik

Bahkan untuk menggambarkan euforia kegembiraan atau sukacita toleransi ini, dua foto yang menurut hemat saya langsung viral entah itu dibuat langsung oleh umat Katolik atau yang lainnya. Dan mungkin masih dalam kerangka toleransi maka yang Katolik membuat caption di antara foto baik antara seorang suster dan seorang Muslimah atau antara seorang yang menggunakan rosario dan seorang lagi menggunakan tasbih; “Saudara-saudariku umat Katolik selamat merayakan kenaikan Isa Almasih.”

Dan meskipun captionnya adalah “kenaikan Isa Al Masih”; banyak umat Katolik pun dengan kegembiraan yang luar biasa memposting atau mengirimkannya atas nama toleransi.

Jika seorang umat Katolik membuat atau ikut menyebarkan caption; “merayakan kenaikan Isa Almasih” apakah pengakuan iman umat Katolik akan Yesus Kristus yang naik ke Surga sekedar seorang nabi dan manusia?

Akan lebih bijak kalau cukup mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri kepada saudara-saudari kita umat Muslim. Dan jika mau menambahkan caption pada foto itu maka sekalian menuliskan “kenaikan Yesus Kristus ke Surga.”

Saya justru bangga ketika saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada salah seorang sahabat pergerakan saya yang adalah seorang Muslim di Samarinda melalui pesan WA dan ia pun menjawab demikian; “Terimakasih bro Pastor. Selamat merayakan Kenaikan Yesus Kristus.”

Baca juga: Pater Tuan Kopong MSF: Katolik Adalah Anugerah untuk Negeri Ini

Dengan jawaban teman saya ini, saya justru melihat ini adalah toleransi sejati. Bahwa penghargaan itu juga berarti mengenal dan menghargai siapa yang saya imani yaitu Yesus Kristus.

Maka sebagai seorang Katolik ketika menuliskan caption pada kedua foto sebagai ucapan selamat dari saudara saudari kita umat Muslim tetap dengan menuliskan pengakuan iman akan Yesus Kristus yang naik ke Surga dan bukan Isa Almasih.

“Yesus” dalam bahasa ibrani berarti “Allah membebaskan”. Jadi, dalam Yesus Allah menyimpulkan seluruh karya keselamatan-Nya untuk umat manusia (KGK.430). Nama Yesus mengatakan bahwa Allah hadir dalam Pribadi Putera-Nya. Ia menjadi manusia supaya menebus semua orang dari dosa mereka secara definitif Yesus adalah nama ilahi, satu-satunya nama yang membawa keselamatan.

Mulai sekarang semua orang dapat menyerukan nama-Nya, karena Yesus mempersatukan Diri dengan semua orang melalui penjelmaan-Nya menjadi manusia, sehingga “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12; KGK 432).

Sebagai sebuah pengakuan iman nama Yesus adalah inti doa Kristen. Doa-doa liturgi ditutup dengan rumus “demi [Yesus] Kristus, [Putera-Mu], Tuhan kami … ” (KGK 435).

Baca juga: Pastor Tuan Kopong MSF Sebut Ustaz Yahya Waloni Belum “Move On” dengan Agama yang Lama

“Kristus” adalah kata Yunani untuk ungkapan Ibrani “Mesias” yang berarti “terurapi”. Ia menjadi nama bagi Yesus, karena Yesus secara sempurna memenuhi perutusan ilahi, yang dimaksudkan oleh gelar “Kristus” (KGK. 436).

Pengurapan Yesus sebagai Mesias menyatakan perutusan-Nya yang ilahi. Nama Kristus berarti Ia yang mengurapi, Ia yang diurapi dan urapan itu sendiri, dengannya Ia diurapi. Bapalah yang mengurapi, Putera yang diurapi, dalam Roh yang adalah urapan itu sendiri (KGK, 438; St. Ireneus).

Dari pengakuan Iman akan Yesus Kristus ini, menunjukan kepada kita semua bahwa baik nama Yesus maupun Gelar Kristus bukan sekedar nama atau gelar sebagai seorang manusia biasa. Melainkan menunjukan keilahian atau ke-Allahan Yesus dalam persekutuan Allah Tritunggal (bdk. KGK. 438).

Dengan pengakuan iman akan Yesus Kristus mengungkapkan pengakuan Iman akan Yesus yang sungguh-sungguh Allah menjelma menjadi seorang yang sungguh-sungguh Manusia. Artinya dengan mengatakan bahwa Yesus Kristus Yang Naik Ke Surga berarti mengungkapkan pengakuan iman yang naik ke surga adalah yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia (KGK.661).

Kenaikan Kristus ke surga menggambarkan langkah masuk yang definitif dari kodrat manusiawi Yesus ke dalam kemuliaan Allah di Surga (KGK 665).

Baca juga: Pater Kopong MSF: Katolik Tidak Menyembah Berhala

Karena Yesus Kristus sudah masuk ke dalam tempat kudus di Surga sekali untuk selamanya, maka la tanpa henti-hentinya meminta sebagai Pengantara, yang senantiasa mencurahkan Roh Kudus ke atas kita (KGK 667).

Sebagaimana pada saat Yesus Kristus yang naik ke Surga memberikan amanat untuk memberitakan Injil kepada seluruh bangsa, maka tugas kita pun memberikan kesaksian dan pengakuan iman kita akan Yesus Kristus secara jelas dan tegas.

Tidak ada kompromi apapun alasannya, entah itu alasan toleransi lalu kita ramai-ramai membuat caption atau ikut menyebarkan foto dengan caption; “kenaikan Isa Almasih” yang jauh dari refleksi Teologis Biblis akan iman kita pada Yesus Kristus.

Pengakuan iman akan Yesus Kristus yang naik ke Surga berarti:

1. Mengakui bahwa Yesus sungguh Allah yang menjelma menjadi sungguh Manusia. Bahwa yang naik ke Surga adalah sungguh Allah dan sungguh Manusia.

2. Mengungkapkan pengakuan iman kita akan Allah Tritunggal. Bahwa yang naik ke Surga selalu berada dalam konteks persekutuan Allah Tri Tunggal di mana Yesus Kristus sendiri adalah Allah Putera.

Manila: 14-Mei 2021
Pater Tuan Kopong MSF


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

1 thought on “Pastor Kopong: Yesus Naik ke Surga Sungguh Allah dan Sungguh Manusia, Bukan Manusia Biasa (Isa Almasih)

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading