Yesus Mencela Kedegilan Hati Murid-Nya
Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. (Markus 16:14)
Dalam obrolan sehari-hari, kita kerap mendengar orang lain mencela. Kadang kita juga suka mencela orang lain.
Biasanya kalau mencela lebih mudah diartikan sebagai menghina atau suatu penghinaan terhadap orang lain.
Mencela artinya mengatakan bahwa ada celanya; mencacat; mengecam; mengkritik; menghina.
Mencela dapat berkonotasi negatif.
Dalam Injil Markus 16:9-15 yang saya refleksikan kali ini, Yesus mencela para murid-Nya karena tidak percaya pada kebangkitan-Nya.
Bagi saya, Yesus mencela dalam arti mengecam atau memberikan teguran yang keras kepada para murid-Nya.
Yesus menegur dengan keras kepada sebelas murid yang tidak percaya, meskipun telah diberitahukan bahwa Yesus hidup dan menampakkan diri setelah wafat-Nya disalib.
Kabar kebangkitan Yesus telah diberitahukan Maria Magdalena dan dua orang lainnya yang telah melihat Yesus bangkit.
Akhirnya Yesus sendiri pun menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika sedang makan. Kemudian Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati para murid-Nya itu.
Kedegilan hati dapat diartikan kekerasan hati atau kerasnya hati. Dalam refleksi injil ini, kedegilan hati para murid karena tidak percaya kepada perkataan kesaksian orang-orang yang telah melihat Yesus sesudah kebangkitan-Nya.
Bacaan injil kali ini mengingatkan saya dalam beberapa hari terakhir yang mengalami kedegilan hati. Saya ngambek kepada Bunda Maria dan Tuhan Yesus sejak 6 April 2021 malam hari.
Awalnya saya mengharapkan Yesus dan Bunda Maria membangkitkan kerohanian yang telah kendur dalam seminggu terakhir akibat hal-hal non logis.
Delapan hari saya berdoa rosario bersama istri terkasih, namun pada hari kesembilan saya ngambek tidak mau lanjutkan doa rosarionya.
Saya merasa sedikit kecewa terhadap ekspektasi yang tidak sesuai yang terjadi pada siang hari, 6 April 2021.
Namun demikian, ketika merefleksikan injil Markus ini, saya merasa Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati saya pada kuasa Ilahi-Nya.
Saya didorong untuk bertobat. Saya kemudian meminta ampun kepada Tuhan dan Bunda Maria.
Ternyata saya yang keliru karena berharap dapat melihat kuasa Tuhan dengan mengandalkan kharisma seorang pendoa saja.
Pada hal Tuhan Yesus menghendaki saya untuk secara langsung percaya kepada-Nya, dan bukan mengandalkan diri pada manusia biasa.
Syukur pada Tuhan, ternyata kuasa kebangkitan-Nya sungguh berkarya bagi orang yang beriman pada-Nya.
Setelah tiga hari mengatasi kekecewaan saya pada Tuhan, saya didorong untuk bangkit dalam Yesus Kristus.
Tuhan meminta saya juga untuk memberitakan kabar sukacita Injil. Seperti dikatakan Yesus kepada murid-Nya: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” (Markus 16:15)
Hingga detik ini, masih ada orang tidak percaya pada kebangkitan Yesus. Kita tidak perlu marah atau benci terhadap orang yang tidak percaya kebangkitan Yesus.
Kita diutus Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kepada segala makhluk, termasuk kepada orang yang belum percaya terhadap kebangkitan Yesus.
Pemberitaan Injil dapat dilakukan dengan memberitakan kesaksian pribadi bahwa Yesus membangkitkan diri kita dari masa lalu yang kelam atau dari segala persoalan-persoalan hidup pribadi di dunia ini.
Hal yang membedakan bangkitnya seorang beriman kepada Yesus dengan orang yang tidak beriman, hanya terletak dalam imannya pada Yesus Kristus.
Orang yang tidak percaya pada Yesus memang dapat bangkit dari persoalan hidupnya, tapi mereka belum tentu dibangkitkan oleh Yesus secara pribadi.
Pengalaman seorang beriman yang dibangkitkan oleh Yesus akan mengakui bahwa Tuhan Yesus membangkitkan hidupnya. Sedangkan orang yang tidak beriman, dirinya tidak mengakui kebangkitan hidupnya dalam atau oleh Yesus Kristus.
Maukah saya dibangkitkan Yesus?
+Tuhan Yesus, ampunilah ketidakpercayaan dan kedegilan hati kami. Curahkanlah Roh Kudus untuk kami dapat percaya terhadap kuasa-Mu yang telah bangkit. Utuslah kami untuk memberitakan injil kepada segala makhluk ke seluruh dunia. Dalam kasih-Mu, Yesus kami memuji dan memuliakan Allah, sekarang dan selama-lamanya. Amin.+
Refleksi Awam, Sabtu, 10 April 2021, Oktaf Paskah I (P). St.Vinsensius dari Lerina
SY Melki SP
@Tebet Timur, Jakarta.
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.