15 February 2025

Memaknai “Tanda” Sesuai Kehendak Tuhan

0
IMG_20220718_055713

Pada hari ini saya kembali merefleksikan Injil Yesus Kristus menurut Matius 12:38-42, secara khusus ayat 38. Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.”

Saya teringat Sharing Refleksi Pribadi, Kalender Liturgi 20 Juli 2020, berjudul Mengalami “Tanda” Sesuai Kehendak Tuhan, pada hari Senin Pekan Biasa XVI, Harapan Jaya, Bekasi Utara.

Dua tahun berlalu, saya menyadari lagi bukan sekali saja pernah meminta tanda, mukjizat, atau kuasa dari Tuhan. Saya acapkali meminta Tuhan menunjukkan kuasa dan kehadiran-Nya dalam hidup saya.

Bacaan liturgi hari ini mengingatkan saya kembali yang sering kali bersikap seperti ahli Taurat dan orang Farisi yang meminta bukti atau tanda dari surga bahwa Allah menyertai Yesus. Sebagai angkatan yang jahat dan tidak setia, saya juga menuntut suatu tanda yang tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.

Lihat juga: Dihakimi, Dimusuhi, Dihina, Segera Mengampuni!

Yunus, yang namanya berarti “merpati” dalam bahasa Ibrani, merupakan salah seorang dari para nabi kecil yang berasal dari Gat-hefer di Zebulon (Yos 19:13) sebelah timur-laut Nasaret. Ia memaklumkan berkembangnya kerajaan kepada Yerobeam II (787-747) (2Raj 14:25).

Kitab Yunus tidak diberi nama menurut penulisnya, melainkan menurut pemegang peran utamanya. Agar dapat menghindari perintah Yahwe untuk mewartakan kotbah silih di Ninewe, Yunus merubah haluan perjalanannya dengan naik kapal yang menuju ke Tarsis (lihat Herbert Haag).

Ternyata selama perjalanan hidup saya masih suka sangat keliru menuruti Kehendak Tuhan. Saya justru menghendaki Tuhan hadir langsung menemui saya memberikan jawaban dan jalan keluar untuk semua pergumulan hidup saya.

Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam

Di dalam proses perjalanan rohani, ternyata Tuhan hadir dalam batin iman saya dengan mencurahkan damai dan sukacita-Nya. Tuhan memberikan tanda dan kehadiran kuasa-Nya melalui kasih karunia-Nya. Tanda sederhana itu ternyata lebih bernilai sesuai kebutuhan hidup saya yang dikehendaki Tuhan.

Banyak juga yang telah Tuhan buktikan tanda cinta kasih-Nya melalui pasangan hidup saya, anak, pekerjaan, kesehatan, dan lain sebagainya. Saya mensyukuri semua perjalanan hidup yang dikehendaki Tuhan.

Dalam kesempatan ini saya juga merefleksikan bacaan pertama dari Mikha 6:8 “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”

Mikha (Bahasa Ibrani adalah bentuk singkatan dari: Siapakah seperti Yahwe?). Ia merupakan salah seorang dari yang disebut juga nabi-nabi kecil. Seperti Yesaya, Mikha pun menegur kericuhan sosial di Samaria dan terlebih-lebih di Yerusalem.

Bagi saya, pesan Tuhan melalui nabi Mikha masih relevan hingga hari ini. Tuhan meminta kita untuk berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.

Lihat juga: Percaya Yesus Bukan Legalisme

Hari ini, saya mengakui masih ada keinginan untuk meminta tanda dari kehendak Tuhan, seperti misalnya membangun sekolah PAUD atau taman kanak-kanak.

Namun kali ini saya memohon pada Tuhan, agar cukup bagi saya dicurahkan perasaan syukur dan terima kasih dalam pujian dan hormat kemuliaan bagi Tuhan, untuk segala berkat kasih karunia yang tercurah dalam hidup saya dan keluarga terkasih hingga detik ini.

Mari kita memaknai kehendak Tuhan, dan melihat tanda-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Maukah saya senantiasa memaknai kehendak dan kasih karunia Tuhan?

+
Terpujilah Engkau Allah sumber segala rahmat dan kasih karunia. Kami bersyukur Tuhan untuk segala cinta kasih dan kerahiman-Mu yang tercurah bagi hidup kami hingga detik ini.

Tuhan Yesus, kami mohon curahkan buah-buah Roh Kudus-Mu untuk hidup kami dan mampukanlah kami menerima tanda rahmat-Mu agar kami menjadi sarana berkat bagi sesama kami. Dalam kasih-Mu, Yesus, kami memuji memuliakan Allah sekarang dan selama-Nya. Amin.
+

Bekasi Utara, 18 Juli 2022.

S.Y. Melki S. Pangaribuan

Hati Yang Bertelinga
“mendengar dengan cinta”


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading