Orang Tua Tidak dapat Paksa Keinginannya Mengubah Karakter Anaknya
JAKARTA, hatiyangbertelinga.com – Guru Besar ITB, Prof Iwan Pranoto MSc, PhD mengatakan bahwa orang tua itu tidak dapat memaksakan keinginannya untuk mengubah karakter anaknya sendiri sesuai dengan yang diharapkan orang tuanya.
Menurut Iwan dalam acara virtual bertajuk “Mendidik Untuk Membentuk Karakter Anak Masa Kini” yang diselenggarakan BPK PENABUR, hari Sabtu (30/1), yang membentuk karakter itu sebetulnya anak itu sendiri.
“Kalau tanaman mawar ya jangan dipaksa jadi bunga melati,” kata Guru Besar ITB, Prof Iwan Pranoto MSc, PhD seperti dikutip oleh Melki Pangaribuan yang hadir dalam aplikasi Zoom.
Iwan mengatakan bahwa anak sudah punya gambarannya sendiri, tetapi orang tua sering menjadi orang tua yang ingin memaksa pohon mangga berbuah pisang. Menurutnya, dalam mengembangkan karakter, anak itu sebagai pelaku utamanya.
“Jadi anak-anak yang mengembangkan karakternya sendiri,” katanya.
Prof Iwan menilai di Indonesia sering menggambarkan pendidikan itu dengan masih menganggap anak itu sebagai objek utamanya. Padahal menurutnya, yang paling penting dalam pendidikan dan khususnya untuk perbaikan pendidikan rasanya pemerintah tidak pernah melihat peran dari anak-anak itu yang menjadi aktor utamanya.
“Pada saat pandemi kelihatannya anak-anak kita ternyata tidak bisa belajar sendiri. Belajar tidak punya love of learningnya. Jadi sebenarnya setelah wabah ini kita itu seharusnya mengetahui apa elemen elemen utama dari pendidikan itu,” katanya.
Sebetulnya, kata Prof Iwan, kenyataannya bahwa anak-anak kita tidak bisa belajar tanpa guru. Padahal belajar mandiri itu kecakapan yang paling penting di masa sekarang.
“Keinginan belajar sendiri, keingintahuan itu semua yang seharusnya menjadi unsur utama dari kepribadian seseorang, karakter atau kepribadiannya,” katanya.
Lebih lanjut, Prof Iwan mengatakan tugas orang tua mungkin seperti pemandu wisata atau peladang yang menyiangi rumput-rumput.
“Kita bisa membersihkan tetapi lebih dari itu kita tidak bisa. Kalau memberi pupuk itu iya, tetapi yang berbuah itu bukan kita tapi anak itu sendiri,” katanya.
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.