29 March 2024

Pastor Kopong Sebut Gelar Kehormatan (HC) kepada Paus Fransiskus dari UIN Sunan Kalijaga sebagai Berkah Toleransi RI

6

HATIYANGBERTELINGA.COM – Pater Tuan Kopong MSF, hari Senin (2/8/2021), menilai rencana pemberian gelar kehormatan Doctor Honoris Causa (HC) kepada Paus Fransiskus dan sahabatnya Syekh Ahmed al-Tayeb menegaskan bahwa persahabatan dalam iman pada akhirnya menyatukan keberagaman yang menjadi berkah toleransi untuk Indonesia.

Hal itu disampaikan Pastor dalam artikel berjudul “UIN, Paus Fransiskus dan Syekh Ahmed al-Tayeb: Katolik dan Islam Adalah Toleransi Untuk Indonesia” yang dikutip hatiyangbertelinga.com, hari Senin malam (2/8/2021) dari akun Facebook Tuan Kopong.

UIN (Universitas Islam Negri) Sunan Kalijaga-Yogyakarta yang sebelumnya dikenal dengan IAIN (Institut Agama Islam Negri) Sunan Kalijaga merupakan salah satu kampus yang terus mengampanyekan dialog dan toleransi antar umat beragama.

“Sejauh pengalaman saya dan tentunya pengalaman rekan-rekan imam, bruder, suster dan kaum awan yang pernah kuliah di Fakultas Kepausan Teologi Wedabahkti Universitas Sanata Dharma, para mahasiswa dan mahasiswi IAIN dari Fakultas Tarbiyah menjadi teman belajar dan diskusi setiap kali kuliah Kristologi maupun Dialog Kristen-Islam,” kenang Pastor Kopong.

Sebelum jam kuliah Kristologi ataupun Dialog Kristen-Islam, bus kampus UIN sudah berhenti tepat di depan pintu kampus mengantarkan dosen pembimbing bersama para mahasiswa dan mahasiswi UIN yang akan belajar bersama kami.

Demikian juga ketika jadwal belajar Kristologi menurut pandangan Islam dilaksanakan di UIN maka para frater mulai mengayuh sepeda menuju kampus UIN.

Pastor Kopong yang sedang berada di Keuskupan Keuskupan Novaliches-Quezon City-Metro Manila Philipina itu mengatakan bahwa persahabatan tidak hanya terjadi di dalam ruang kuliah.

Tetapi juga ketika momentum Perayaan Dies Natalies berupa diskusi, malam pertunjukan dan pertandingan sepak bola antar kampus, teman-teman UIN selalu terlibat meskipun mereka sedang menjalani puasa.

“Pertandingan sepak bola tidak menghalangi puasa mereka, bahkan kadang berbuka bersama setelah pertandingan di pinggir lapangan Realino-Mrican,” kata Pastor Kopong mengingatnya kembali.

Dari pengalaman tersebut, secara pribadi, Pastor Kopong harus mengakui bahwa teman-teman mahasiswa-mahasiswi maupun alumni UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta sangat menjunjung tinggi toleransi, dialog dan nilai-nilai kemajemukan menjadi sebuah rajutan persatuan.

Proses belajar baik tentang Kristologi dalam pandangan Katolik maupun Islam menjadi kerangka dasar untuk membangun dialog Kristen-Islam dan bukan untuk memperdebatkan apalagi untuk melihat siapa yang paling benar mengenai Kristologi dari sudut pandang kedua agama yang berbeda ini.

“Maka ketika mendengar bahwa pihak kampus UIN berencana untuk memberikan penghargaan berupa gelar kehormatan Doctor Honoris Causa (HC) kepada Paus Fransiskus dan sahabatnya Syekh Ahmed al-Tayeb (CNN, 27/7/2021) bagi saya itu adalah awal dari sebuah gerakan bersama membumikan Deklarasi Persaudaraan yang ditandatangani di Abu Dhabi, Uni Emirat Arabanpada 4/2/2019,” kata Pastor Kopong.

Menurut Imam Katolik asal Adonara-Flores Timur itu, ada nilai dibalik pemberian gelar kehormatan itu yaitu nilai persaudaraan.

“Apresiasi juga merupakan salah satu nilai didalam membangun toleransi. Pengakuan nyata akan kebenaran ajaran Iman Katolik yang hadir dalam diri Paus Fransiskus, bahwa Katolik adalah Jalan untuk Kebenaran dan Perdamaian. Demikian juga pengakuan akan Islam sebagai agama yang membawa perdamaaian,” kata Pater Kopong.

Jika penghargaan ini benar-benar terwujud, kata Pastor Kopong, apalagi dengan kehadiran Paus Fransiskus dan Syekh Ahmed al-Tayeb secara langsung di kampus UIN Yogyakarta maka semakin menegaskan bahwa persahabatan dalam iman pada akhirnya menyatukan keberagaman yang menjadi berkah toleransi untuk Indonesia.

“Paling tidak jika terwujud, terang dan garam iman yang nampak dalam persahabatan Paus Fransiskus dan Syekh Ahmed al-Tayeb menjadi terang dan garam bagi toleransi bangsa Indonesia (bdk. Mat 5:13-16),” kata Pastor Kopong.

Baca juga: Pastor Kopong MSF: Semakin Kalian “Mengganggu” Katolik, Kami Semakin Katolik