Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Biasa dan Istimewa
Minggu Prapaskah II oleh Sdr. Franski OFM
“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan” (Luk 9:29).”
Transfigurasi merupakan sebuah peristiwa istimewa. Dalam hidup ini, ada peristiwa-peristiwa penting atau istimewa yang biasanya jarang terjadi. Tetapi ketika terjadi, peristiwa tersebut bisa mengubah segalanya.
Salah satu peristiwa luar biasa, penting dan istimewa dalam pengalaman hidup Fransiskus adalah stigmata yang terjadi di Gunung La Verna.
Dua tahun sebelum wafatnya, Fransiskus sedang berdoa di lereng sebuah gunung yang bernama La Verna. Nampaklah olehnya seorang Seraf yang bersayap enam. Seraf itu kelihatan seperti manusia yang teramat tampan tapi tersalib. Memang tangan dan kaki-Nya terentang berupa salib dan amat jelaslah penyerupaan-Nya dengan Tuhan Yesus. Dengan dua sayap, Seraf itu menutup kepala; dan dengan dua sayap lain Ia menutup badan sampai di kaki; sedangkan dua sayap yang lain lagi terentang untuk terbang. Setelah penglihatan itu hilang tertinggallah dalam hati Fransiskus kobaran kasih yang ajaib, tetapi pada tubuhnya nampaklah rekaman luka-luka Tuhan Yesus Kristus yang lebih ajaib lagi. Manusia Allah itu sedapat-dapatnya menyembunyikan luka-luka itu sampai wafat. Ia tidak mau memaklumkan tanda rahasia Tuhan itu. (K3S 69)
Fransiskus berusaha menyembunyikan pengalamannya yang luar biasa, penting dan istimewa. Ia tidak ingin ini menjadi sebuah sensasi di masyarakat. Ia mengerti betul bahwa pesan dasar dari kehidupan Injili adalah mengikuti jejak-jejak Tuhan Yesus.
Bagi kita, banyak pengalaman istimewa tersembunyi dalam hal-hal biasa yang sederhana. Mungkin tugas pekerjaan membawa kita ke sebuah tempat yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dan, pengalaman kita di sana mengubah hidup kita. Atau, mungkin kita bertemu dengan seseorang yang membawa kesadaran baru akan kekuatan iman dalam aktivitas hidup kita sehari-hari. Kita tidak perlu mencari pengalaman istimewa, pengalaman puncak gunung. Yang perlu kita lakukan adalah mengikuti jejak Tuhan Yesus dalam hidup keseharian, hidup biasa.
Doa St. Fransiskus
Kami semua yang malang dan pendosa ini tidak layak menyebut nama-Mu; maka kami mohon sambil bersujud, agar Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih yang kepada-Nya Engkau berkenan, bersyukur kepada-Mu atas segala sesuatu, bersama dengan Roh Kudus Penghibur, sebagaimana berkenan pada-Mu dan pada-Nya; bagi-Mu Dialah yang selalu memadai dalam segalanya, dan dengan perantaraan Dialah Engkau telah mengerjakan begitu banyak bagi kami. Amin.
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.