
HATIYANGBERTELINGA.COM – Psikolog keluarga lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Sani B. Hermawan, S.Psi., mengatakan perilaku flexing atau pamer kekayaan menyebabkan seseorang tidak berkembang karena dia hanya fokus pada apa yang orang lain pikirkan tentang dia.
“Orang seperti ini akan sulit nanti berkembang, karena akan selalu fokus pada apa yang orang lakukan terhadap dirinya, bukan sebenarnya hal-hal yang optimal yang efektif yang bisa dia lakukan untuk dirinya,” kata Sani ketika dilansir dari ANTARA, Jumat (4/4/2025).
Lihat juga: Suka Olahraga Lari? Tips Optimalkan Berlari Saat Hujan
Orang yang melakukan flexing biasanya ingin terlihat sukses dari apa yang dia miliki untuk membangun citra orang terhadap dirinya atau agar dia mendapat pengakuan dari komunitasnya.
Flexing pada era sekarang identik dengan barang mewah seperti tas, mobil, atau gawai tercanggih yang sebenarnya belum mampu dibeli, akhirnya membuat orang rela menyewa dengan membayar sejumlah uang.
Lihat juga: Tips Keuangan untuk Milenial dan Gen Z
Tak jarang seseorang rela menyewa barang-barang mewah tersebut agar seolah terlihat mampu memilikinya.
Perilaku itu, kata Sani, bisa merugikan diri sendiri karena mengeluarkan uang yang sebenarnya tidak perlu.
Lihat juga: Tips Agar Ibu Tangguh Fisik dan Keuangan di Masa Pandemi
Sani juga mengkhawatirkan flexing adalah sikap membohongi diri sendiri dari keadaan sebenarnya di dunia nyata agar orang lain memperhatikan dan hormat kepada dia.
“Ini menurut saya hal yang membohongi diri sendiri karena sebenarnya apa yang dia lakukan itu, walaupun boleh-boleh saja, tapi, itu membohongi kenyataannya, begitu” kata Sani.
Lihat juga: Viral Hoaks! Paus Yohanes Paulus II Pindah Agama
Tanpa disadari, perilaku flexing menampilkan sisi arogan seseorang, menurut sang psikolog.
Memamerkan secara berlebihan barang-barang mewah yang dimiliki juga dapat menyebabkan kecemburuan sosial di dalam keluarga.
Lihat juga: Tips Kelola Keuangan Keluarga dari Selebritas
Oleh karena itu, jika memiliki barang-barang yang terbilang mewah, Sani menyarankan seseorang untuk tidak memamerkannya secara berlebihan.
“Kalaupun itu punyanya, dia tidak perlu flexing, tidak perlu memamerkan, nanti akan menjadi kecemburuan sosial, juga bisa membuat ada kesenjangan hubungan interaksi antarmanusia dan dia jadi (menunjukkan) banyak faktor arogansinya sebenarnya dibanding (sikap) down to earth (rendah hati),” kata Sani.
Lihat juga: Kerendahan Hati Yang Menyelamatkan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.