
Kisah Para Rasul 8:26-40,
Yohanes 6:44-51
Shalom,
Kristus mengatakan: ‘Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman’.
Kristus mengatakan ini karena orang-orang yang mengerumuniNya di Kapernaum itu bersungut-sungut ketika Ia mengatakan Ia berasal dari Surga.
Dia datang ke dunia untuk melakukan kehendak Bapa (Yohanes 6:38).
Mereka tidak percaya karena sebagian dari mereka tahu Dia anak Yusuf dan Maria dari Nazaret.
Penolakan itu berarti, sekalipun mereka datang menemui Kristus, tetapi hati mereka tertutup untuk benar-benar percaya, apalagi untuk diubah.
Seperti orang-orang Yahudi kitapun sering bersungut-sungut dan menolak percaya kalau tidak mengerti ajaran Kristus.
AjaranNya agar kita mengampuni tanpa batas dan mencintai semua orang termasuk ‘musuh’, adalah hal yang termasuk tidak masuk akal, sehingga meskipun di bibir mengatakan “amin” tetapi dalam kehidupan sehari-hari, kita cenderung mengabaikannya, tidak mau sungguh-sungguh berusaha melakukannya.
Lihat juga: Kuasa Kristus Mampu Mengubah Segalanya
Lihat juga: Kristus adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup
Menolak untuk percaya dan melakukan ajaran- ajaran Kristus, sesungguhnya adalah suatu penolakan terhadap anugerah Allah, karena Bapa selalu berusaha membuat kita percaya penuh kepada Kristus melalui berbagai peristiwa kehidupan dan melalui orang- orang di sekitar kita.
Karena itu Kristus mengatakan kita semua akan diajar oleh Allah. Meskipun begitu anugerah Allah tersebut tidak dapat kita terima kalau tidak mau menanggapinya dengan hati yang terbuka.
Bapa membuka kesempatan agar kita percaya kepada Kristus, karena hanya melalui Dia kita tahu apa yang dikehendaki Allah untuk mendapat keselamatan.
Ketika Petrus bersaksi tentang Kristus didepan ribuan orang yang sedang berziarah di Bait Allah, 3.000 orang bertobat dan mau percaya.
Tetapi ketika dia bersaksi didepan anggota Mahkamah Agama, mereka menutup telinga dan ingin membunuhnya.
Jadi sesungguhnya semua kembali pada diri kita sendiri: mau percaya dan mengikutiNya, lepas dari mengerti atau tidak, atau terus bersungut-sungut dan menolak percaya kalau tidak mengerti dengan menutup hati dan telinga.
Lihat juga: Sikap Hati dalam Berdoa
Lihat juga: Kerendahan Hati Yang Menyelamatkan
Seorang kepala perbendaharaan kerajaan Etiopia pergi ke Yerusalem untuk ikut berziarah di Bait Allah.
Pulangnya, di dalam keretanya, secara lisan dia membaca kitab nabi Yesaya.
Dia menjadi bingung ketika membaca salah satu ayat di kitab tersebut: ‘Seperti seekor domba, Ia dibawa kepembantaian dan seperti induk domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikian ia tidak membuka mulutNya’ (Yesaya 53:7-8).
Atas petunjuk Allah, diakon Filipus yang saat itu sedang di Samaria, digerakkan untuk mendekati kereta pejabat itu.
Ketika dia mendengar pejabat asing itu sedang membaca kitab Yesaya yang bernubuat tentang Mesias yang akan datang, Filipus bertanya, apakah dia mengerti apa yang dibacanya.
Bendahara itu menjawab: ‘Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?’
Dia lalu mempersilakan Filipus untuk naik ke keretanya. Di situlah Filipus menjelaskan arti ayat itu, tentang siapa yang dimaksud dengan Anak Domba yang dibawa kepembantaian.
Pejabat itu menjadi terharu akan kasih Tuhan dan dia menjadi percaya serta meminta untuk dibaptis.
Sejarah mencatat bahwa melalui perantaraan bendahara ini, Etiopia menjadi satu-satunya negara Arab yang Kristani.
Negara ini dikucilkan negara-negara Arab lainnya sehingga sempat selama puluhan tahun menjadi negara yang sangat miskin dan rakyatnya kelaparan.
Tetapi atas pertolongan Tuhan, kini Etiopia telah berubah signifikan.
Lihat juga: Romo Mardi SJ Soal Sri Paus ke Irak: Perjelas Alkitab Ketimbang Politis untuk Indonesia
Lihat juga: Ternyata Ini Di Balik Nama Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral
Allah Bapa menggerakkan bendahara kerajaan Etiopia untuk datang ke Yerusalem.
Allah juga menggerakkan Filipus untuk mengajarkan nubuat Yesaya dan bersaksi tentang Kristus.
Inilah cara Bapa menarik bendahara itu untuk datang dan percaya kepada Kristus, supaya dia mengetahui bagaimana memperoleh kebahagiaan hidup.
Ada banyak cara Allah membuka kesempatan bagi setiap kita untuk mengenal Kristus dan mengajarkan apa yang diajarkanNya, baik melalui kejadian-kejadian di sekitar kehidupan kita maupun melalui orang-orang yang digerakkan Roh Kudus untuk datang kepada kita.
Tinggal bagaimana kita menanggapi anugerah Allah ini: apakah sungguh mau percaya dan membuka diri untuk diubah Kristus, atau menolaknya karena lebih percaya kepada apa yang kita pikirkan sendiri atau apa yang dikatakan dunia.
Mari kita juga membuka diri kalau Tuhan berkenan menjadikan kita alatNya untuk menanamkan ajaran- ajaran Kristus di dalam hati orang lain seperti yang dilakukan Filipus.
Bersyukurlah bila Tuhan mau menyalurkan berkat-berkatNya kepada banyak orang melalui diri kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Tuhan Memberkati Kita Melalui Orang Lain
Lihat juga: Ngubah Hati Najis Jadi Berkat
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.