20 September 2024

Meyakini Spirit Doll Tanda Alami Delusi Menurut Psikolog

1

HATIYANGBERTELINGA.COM – Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto mengatakan bahwa seseorang yang menganggap spirit doll sebagai anak atau teman kemungkinan dapat menjadi tanda bahwa seseorang mengalami delusi.

“Jika seseorang memperlakukan spirit doll-nya sebagai anak atau teman sendiri, maka ada kemungkinan sang pemilik mempunyai gangguan mental atau delusi,” kata Kasandra saat dikutip dari ANTARA, hari Minggu (9/1/2022).

Menurut dia, bermain dengan spirit doll sebenarnya wajar-wajar saja jika pemilik sadar bahwa spirit doll hanyalah boneka dan bukan merupakan teman atau anaknya sendiri.

“Sesekali mengajak bicara pada spirit doll masih wajar, namun yang terpenting adalah pemilik sadar bahwa spirit doll tersebut tidak dapat menggantikan sosok anak atau teman,” ujar Kasandra.

Baca juga: Enam Tahap Bermain Anak dapat Mencerminkan Perkembangan Sosialnya

Selain itu, lanjut dia, meyakini spirit doll mempunyai kekuatan dan bisa melakukan apapun di luar nalar manusia juga dapat menjadi pertanda seseorang memiliki gangguan mental.

Oleh karenanya, Kasandra mengatakan penting untuk mengetahui penyebab seseorang bermain dengan spirit doll.

Jika seseorang memilih spirit doll karena merasa kesepian maka orang di sekitarnya termasuk orang tua, teman, maupun anggota keluarga lain dapat menjadi support system.

“Kita bisa membantu untuk meningkatkan keterampilan sosialnya agar bisa menjalin pertemanan dan kedekatan dengan orang lain,” imbuh Kasandra.

Baca juga: Bermain Bersama Anak Bantu Orangtua Kurangi Stres

Dia menambahkan, memiliki kehidupan sosial di luar ketertarikan terhadap spirit doll dapat menghindari munculnya kondisi psikologis tertentu yang memerlukan dukungan lebih.

“Jadi, mencari tahu dan memahami penyebab utama seseorang memilih spirit doll adalah hal terpenting,” ujarnya.

Akhir-akhir ini, spirit doll menjadi sangat populer karena banyak artis atau figur publik yang memilikinya.

Kebanyakan spirit doll berbentuk bayi dan banyak pemilik yang merawatnya seperti anak sendiri.

Baca juga: Orang Tua Harus Ubah Pola Pikir Soal Gawai Anak

Meskipun boneka lebih sering dikaitkan dengan anak-anak, Kasandra mengatakan orang dewasa juga memiliki kebutuhan untuk memelihara dan merawat orang lain. Hal tersebut membuat spirit doll menjadi sangat populer.

Sementara itu, anak yang terlalu banyak melihat konten spirit doll di media sosial dapat mempercayai keyakinan yang salah dan bertentangan dengan kenyataan, menurut psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto.

Pasalnya, kata Kasandra, konten-konten yang beredar di media sosial belakangan ini kerap menampilkan orang-orang yang memperlakukan spirit doll seperti makhluk hidup.

“Karena otaknya yang belum berkembang penuh, anak-anak cenderung untuk mempercayai apapun yang dilihat baik secara online ataupun langsung,” ujar Kasandra.

Baca juga: Lima Aspek Penting Memilih Permainan Anak

Meski demikian, lanjut dia, menonton tayangan spirit doll tidak serta merta mengembangkan delusi pada anak yang merupakan gangguan psikotik.

“Karena menjadi psikotik itu harus ada faktor genetik, pola asuh, dan tekanan atau trauma,” imbuh Kasandra.

Oleh karena itu, orang tua berperan penting untuk mengawasi anak saat menonton konten apapun, termasuk konten spirit doll, di media manapun agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut Kasandra, banyaknya orang dewasa yang memiliki spirit doll juga dapat disebabkan karena mereka memiliki kebutuhan untuk memelihara atau merawat orang lain.

Baca juga: Peran Ayah dalam Pengasuhan Pengaruhi Masa Depan Anak

Selain itu, lanjut dia, adanya kebutuhan sosial yang tidak terpenuhi, misalnya perasaan kesepian atau tidak memiliki banyak teman sehingga menggunakan spirit doll sebagai pengganti.

Kemudian, kebutuhan untuk berimajinasi dengan peran tertentu yang dimainkan bersama boneka tersebut. Misalnya, spirit doll dapat menjadi pengganti anak bagi mereka yang menginginkan anak.

“Selain itu untuk hiburan, konten, marketing, untuk memperoleh kekayaan dan kemasyhuran, atau memang ada gangguan seperti Anatoly Moskvin (sejarawan yang membuat mayat gadis menjadi boneka),” imbuh Kasandra.

Baca juga: Hindari Pertengkaran Ketika Ibu Libatkan Ayah Mengurus Anak


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

1 thought on “Meyakini Spirit Doll Tanda Alami Delusi Menurut Psikolog

Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading