
Sirakh 17:1-15, Markus 10:13-16
Shalom,
Hari sudah senja ketika Kristus selesai mengajar banyak orang tentang perceraian. Lalu beberapa orang membawa anak-anak kecil mereka kepadaNya, agar Ia menjamah mereka.
Khawatir Kristus terlalu lelah dan menganggap bahwa hal itu tidak penting, para rasul mencegah anak-anak itu menghampiri Kristus. Akan tetapi Kristus menegur para muridNya: ‘Biarkan anak-anak itu datang kepadaKu, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah’.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Kerajaan Allah Ada di Sini
Banyak orang hanya datang kepada Tuhan ketika sedang menghadapi persoalan yang berat dan saat melakukan rutinitas peribadatan.
Dalam menghadapi peristiwa sehari-hari, kita berpikir sebaiknya diatasi sendiri saja, supaya tidak merepotkan Tuhan terus menerus.
Lihat juga: Dibaptis: Lahir Kembali Menjadi Warga Kerajaan Allah
Tetapi Kristus ingin agar di antara Dia dengan kita ada suatu relasi yang erat dan penuh kasih. Untuk itu dalam segala situasi kehidupan kita perlu ‘bercakap-cakap’ denganNya.
Dengan terciptanya relasi yang erat seperti itu ketika kita berhadapan dengan situasi kondisi yang mengejutkan, yang tidak terduga dan menekan, kita mempunyai kepercayaan yang teguh bahwa Dia pasti mau dan mampu menolong.
Lihat juga: Pelayanan Paroki Secepat Chatting Medsos
Di dalam situasi kondisi masyarakat yang semakin materialistis seperti saat ini, banyak orang tua yang semakin tidak peduli dengan pembinaan rohani bagi anak-anaknya.
Anak-anak lebih dipentingkan untuk belajar bahasa asing, mengejar berbagai ilmu pengetahuan, menekuni olahraga, mengenal kesenian dan lain sebagainya dari pada mengenalkan mereka Siapa Allah yang harus mereka sembah dan apa yang diajarkan Allah agar mereka mengalami kebahagiaan dan kedamaian hidup.
Lihat juga: Penting! Tanamkan Kebahagiaan Anak Sejak Dini
Akibatnya, jasmani dan intelektual anak-anak mungkin bertumbuh dengan baik, tetapi rohani mereka tetap dibiarkan menjadi kerdil. Dampaknya sudah banyak terlihat saat ini.
Banyak anak yang masih muda, begitu mudah putus asa saat menghadapi tantangan hidup sehingga dalam frustasi mereka mudah tergoda untuk menggunakan narkoba, melakukan penyimpangan-penyimpangan sex, bahkan bunuh diri.
Lihat juga: Lima Mitos Tentang Katolik dan Faktanya
Kristus mengingatkan kita agar jangan menghalang-halangi anak-anak datang kepadaNya.
Menghalangi bukan sebatas berupa tindakan melarang berdoa, ke gereja dan lain-lain tetapi yang paling sering terjadi dan berbahaya adalah dengan tidak memperkenalkan anak-anak kepada Tuhan, tidak menceritakan apa yang diajarkan Tuhan dan memberi teladan bagai mana mentaati firman-firmanNya dalam segala situasi kondisi kehidupan.
Lihat juga: Memelihara Sabda Allah
Kadang orang tua melalaikan kewajiban ini dengan berdalih, anak-anak masih terlalu kecil, terlalu dini untuk diajarkan tentang Tuhan.
Tetapi tanpa sadar, anak-anak sering tumbuh lebih cepat dari kesadaran orang tuanya.
Lihat juga: Tiga Dampak Bullying Anak Berawal dari Rumah
Sirakh memberi catatan kepada kita semua: ‘Ia (Tuhan) menganugerahkan kepadanya (manusia) sejumlah hari dan jangka, dan memberinya kuasa atas segala sesuatunya di bumi. Kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri dan menurut gambar Allah dijadikanNya’ (Sirakh 17:2-3).
Dengan kekuatan dan kekuasaan begitu besar yang dipercayakan Tuhan kepada manusia, kalau kita lalai untuk meletakkan cara berpikir dan sikap hati Allah di dalam diri kita, di dalam diri anak-anak sejak dini, kekuatan itu akan dengan mudah digunakan untuk merusak baik dirinya sendiri maupun orang-orang lain: ‘Lidah, mata dan telinga dibentukNya, dan manusia diberiNya hati untuk berpikir. Tuhan memenuhi manusia dengan pengetahuan yang arif dan menunjukkan kepadanya apa yang baik dan apa yang jahat’ (Sirakh 17:6-7).
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Kristus mengatakan: ‘Aku berkata kepadamu. Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya’.
Seorang anak kecil datang kepada Kristus hanya karena ingin bermain bermanja-manja dan tanpa dia sadari membangun relasi yang akrab dengan Kristus.
Lihat juga: Kembali Menatap Jalan Tuhan
Tuhan juga ingin kita datang kepadaNya dalam segala situasi kondisi kehidupan, sehingga relasi kita semakin hari semakin erat dengan Dia dan dari waktu ke waktu kita akan semakin dapat menyelami dan mentaati apa yang dikehendaki Allah dari kita. Di dalam relasi yang erat dan mesra itulah kita akan masuk ke dalam kebahagiaan dan kedamaian yang telah disediakan Tuhan bagi kita.
Tuhan memberjati kita.
Lihat juga: Mengasihi Karena Dikasihi Allah
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.