Kejadian 11:1-9, Markus 8:34-9:1
Shalom,
Karena sangat terkejut mendengar Kristus mengatakan bahwa di Yerusalem Dia akan ditolak, menderita sengsara dan dibunuh oleh para pemimpin agama Yahudi, Petrus berreaksi ingin mencegah Kristus ke Yerusalem. Tetapi Kristus menegur dia karena setiap orang yang berusaha menghalangi rencana Allah, pasti hati dan pikiran orang itu telah dikuasai iblis.
Kristus lalu mengatakan: ‘Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikuti Aku’.
Lihat juga: Bangga Salib Yesus
Apakah kita saat ini benar-benar mau menjadi murid Kristus dengan selalu berusaha mengikutiNya?
Ketika Andreas dan Yohanes mendapat kesempatan pertama bertemu Kristus, mereka tergerak untuk mengikutiNya. Kristus lalu bertanya kepada mereka: ‘Apa yang kamu cari?’ (Yohanes 1:38).
Pertanyaan Kristus ini dapat menjadi refkeksi bagi kita, apa yang kita cari dengan mau menjadi murid Kristus. Kita perlu dengan jujur mencari jawaban ini karena untuk mengikuti Kristus ada persyaratan yang secara duniawi, sangat berat.
Lihat juga: Ini Manfaat Ajak Anak Merefleksikan Apa yang Sudah Dilakukannya
Yang dijanjikan Kristus adalah keselamatan, kebahagiaan dan kedamaian hidup, baik didunia saat ini maupun dialam keabadian. Kristus tidak menjanjikan kesembuhan dari setiap sakit penyakit, kesuksesan dalam usaha, kemampuan membuat mujizat, meramal masa depan dan lain sebagainya. Malahan ada syarat yang harus dipenuhi setiap orang yang mau menjadi muridNya: selalu mau menyangkal diri dari segala bentuk kedagingan (Galatia 5:19-21a), rela berkorban untuk menolong sesama dengan tulus seperti ketika Kristus memanggul salib untuk menebus dosa-dosa kita agar kita lepas dari kutukan dosa, dan kemudian mengikuti teladan-teladan serta ajaran-ajaran Kristus untuk selalu taat dan setia kepada kehendak Allah, lepas dari mengerti atau tidak.
Lihat juga: Memaknai “Tanda” Sesuai Kehendak Tuhan
Setelah bencana air bah berlalu, anak-anak Nuh menjumpai tanah datar di Sinear yang indah dan subur. Dalam kesejahteraan hidup, suatu saat mereka ingin membangun menara yang tinggi menjulang kelangit agar dapat bertemu dan melihat Tuhan ditempat yang tinggi, dengan kemampuan sendiri.
Allah tidak berkenan melihat kesombongan ini dan kemudian mengacaukan mereka dengan membuat bahasa mereka berbeda-beda, sehingga untuk berkomunikasi terjadi kebingungan dan kekacauan.
Dari peristiwa ini kita belajar, kesombongan membuat orang tidak dapat memahami orang lain dan malahan selalu menuntut orang lain yang memahami dan mengagumi kita.
Lihat juga: Tuhan Memahami Sungguh Kelemahan Keterbatasan Kita
Ketika Allah memberi kemudahan hidup dan kesuksesan dalam usaha, sangat sering yang terjadi adalah kesombongan. Orang cenderung membangun kebanggaan diri untuk dilihat, dikagumi dan dipuja/dipuji. Orang condong semakin membatasi diri dalam pergaulan supaya terlihat exclusive.
Inilah menara Babel yang selalu ingin dibangun orang yang merasa diri berhasil dan punya kuasa. Banyak orang tidak ingat lagi bahwa dibalik segala kelebihan yang Tuhan anugerahkan, sesungguhnya Allah menitipkan banyak orang yang berada dalam kesulitan karena keterbatasan kemampuan untuk ditolong.
Lihat juga: Rasa Bahagia Itu Pilihan, Ini Tipsnya!
Kebahagiaan bukan terletak ketika dapat menunjukkan secara mencolok apa yang kita punya supaya dikagumi banyak orang, tetapi ketika mau menyalurkan segala kelebihan kita supaya banyak orang dapat mengalami kasih dan kuasa Allah.
Untuk menatahkan ambisi membangun menara Babel dalam diri kita, dibutuhkan kemauan untuk menyangkal diri.
Untuk mau menyalurkan kelebihan-kelebihan yang Tuhan percayakan supaya meringankan beban hidup sesama, dibutuhkan semangat berkorban yang tulus untuk memanggul salib seperti Kristus.
Lihat juga: Jalan Salib dan Persaudaraan dalam Masyarakat
Kebahagiaan dan kedamaian hidup justru terletak ketika kita dapat taat dan setia melakukan kehendak Allah, bukan dari keberhasilan membangun menara Babel yang megah, indah tetapi mengabaikan banyak orang disekitar kita yang sedang berlinangan air mata karena nyaris putus asa.
Marilah kita saling meneguhkan untuk sungguh-sungguh menjadi murid Kristus yang taat dan setia, supaya kita bersama-sama dapat menikmati kebahagiaan dan kedamaian sejati, baik sekarang maupun dialam keabadian, dimana Kristus sudah menantikan kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Menjadi Saksi Kehadiran Kristus
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.












