Kebijaksanaan Allah

Sirakh 4:11-19, Markus 9:38-40
Shalom,
Suatu kali rasul Yohanes melapor kepada Kristus ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita, mengusir setan demi namaMu. Kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita’.
Yohanes mencegah orang tersebut karena khawatir kalau ‘sembarang orang’ mengusir setan dengan nama Kristus, orang tersebut jangan-jangan hanya mau memakai nama Kristus untuk mencari popularitas pribadi.
Lihat juga: Terang Kristus Dalam Kegelapan
Yohanes mencegah karena mereka sendiri saja tidak berani melakukannya, kalau bukan karena diutus Kristus. Kuasa Ilahi yang demikian dahsyat harus dijaga agar tidak disalahgunakan atau disalahartikan.
Ada banyak alasan yang masuk akal, kenapa Yohanes mencegah pengusiran setan dilakukan oleh ‘sembarang orang’ tanpa meminta perkenan Kristus lebih dahulu.
Lihat juga: Tuhan Mengasihaniku
Tetapi Kristus melihat dari sudut pandang lain yang lebih mendalam: ‘Jangan kamu cegah dia. Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat (tanda-tanda Ilahi) demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barang siapa tidak melawan kita (melawan ajaran-ajaran kasih Kristus), ia ada dipihak kita’.
Kristus mau menekankan bahwa bagi Tuhan, yang terpenting bukan siapa yang melakukan, tetapi apakah pengusiran setan itu dilakukan dengan motivasi yang baik dan benar, yaitu didasarkan atas kasih kepada sesama dan ingin memuliakan nama Allah.
Lihat juga: Mengampuni, Diampuni Allah Bapa
Murid-murid Kristus (12 rasul dan 70 murid lainnya) juga dapat saja ‘tergelincir’, tidak melakukannya dengan tulus dan benar-benar hanya menjadikan diri mereka sebagai sarana Tuhan untuk membebaskan seseorang yang sedang kerasukan.
Hal itulah yang terjadi ketika para rasul (di luar 3 rasul utama) gagal mengusir setan yang merasuki seorang anak di kaki gunung (Markus 9:17-18).
Lihat juga: Siap Sedia Bilamana Tuhan Allah Melawat
Pengusiran kuasa gelap jangan hanya diartikan dalam pemahaman sempit seperti yang banyak diartikan orang sampai saat ini.
Yang lebih penting untuk diperhatikan, bagaimana mengusir, mematahkan segala tipu daya iblis dan memulihkan kerusakan yang disebabkan hasil kerja iblis: perpecahan, kegelisahan, kebingungan dan keengganan untuk mendekat kepada Allah, sumber kebahagiaan kita semua.
Lihat juga: Kunci Bahagia: Nikmati Momen Saat Ini
Untuk pengusiran setan, jangan ‘hanya’ belajar untuk mentengkingnya, tetapi pelajarilah kebijaksanaan-kebijaksanaan Allah, agar kita tidak mudah diperdaya, dibingungkan dan disesatkan iblis.
Nabi Sirakh menyampaikan Firman Allah yang mengajak kita untuk bertekun mempelajari kebijaksanaan Allah: ‘Kebijaksanaan meninggikan segala anaknya, dan orang yang mencarinya dihiraukannya. Siapa yang mencintai kebijaksanaan mencintai kehidupan dan barangsiapa pagi-pagi menghadapinya, akan penuh suka cita’ (Sirakh 4:11-12).
Lihat juga: Sukacita Pertobatan
Memang tidak mudah belajar kebijaksanaan Allah dan kitapun tidak tahu dari mana harus memulainya.
Tetapi marilah kita mengawalinya dengan belajar melihat segala peristiwa kehidupan, bukan hanya dari apa yang tampak dipermukaan saja. Cobalah lebih menyelaminya lagi untuk mencari pesan Tuhan dibalik segala peristiwa yang terjadi.
Lihat juga: Dalam Perlindungan Tuhan
Jangan cepat menggerutu dan menyesalkan Tuhan, tetapi bukalah hati dan mulailah mencari hal-hal yang dapat disyukuri karena lepas dari mengerti atau tidak, Tuhan pasti selalu bekerja untuk kebaikan kita (Roma 8:28).
Jangan biarkan kesombongan rohani menguasai hati dan pikiran sehingga menganggap diri kita selalu paling benar, paling mengetahui segalanya karena didalam kesombongan seperti itu, justru si jahat dapat menggunakan kita menjadi alat-alatnya untuk memecahbelah, menyedihkan, membingungkan atau melukai hati orang lain di sekitar kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Perlindungan Allah Via Bearing Roda Motor
2 thoughts on “Kebijaksanaan Allah”