
HATIYANGBERTELINGA.COM – Psikolog anak dan keluarga Sani B. Hermawan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menganjurkan para orang tua untuk mengontrol penggunaan gawai anak alih-alih menganggapnya sebagai musuh yang harus dihindari.
Ia mengemukakan bahwa gawai sekarang telah menjadi bagian dari kegiatan pendidikan dan interaksi sosial anak, sehingga penggunaannya tidak dapat sepenuhnya dihindari.
Lihat juga: Dampak Bagi Anak Makan Sambil Main Gawai
Lihat juga: Orang Tua Harus Ubah Pola Pikir Soal Gawai Anak
“Gadget bukan lagi musuh, tetapi alat yang harus digunakan dengan bijak. Saat digunakan untuk keperluan sekolah, orang tua justru perlu mendukungnya,” kata Sani dilansir dari ANTARA pada Rabu (9/4/2025).
Masalahnya, penggunaan gawai memunculkan distraksi.
Anak yang semula menggunakan gawai untuk mengerjakan tugas sekolah dapat tergoda untuk bermain gim atau mengakses produk hiburan lain.
Oleh karena itu, Sani menyarankan orang tua membuat kesepakatan dengan anak mengenai jadwal penggunaan gawai untuk belajar dan bermain serta batasan waktunya.
Lihat juga: Edukasi Bermain Bentuk Perilaku Bersih Anak
Lihat juga: Kenali Minat Bakat Anak Dari Caranya Bermain
Dengan demikian, penggunaan gawai anak tetap terkontrol tanpa membuat anak merasa terlalu terkekang.
Dalam mengatur pemakaian gawai anak, Sani mengatakan, orang tua juga dapat menerapkan teknik push and pull, memberikan kepercayaan tetapi tetap melakukan pengawasan.
Lihat juga: Kiat Strategi T.E.R.A.T.U.R Anak Masuk Sekolah
Lihat juga: Cegah Pelecehan Anak dari Pelaku Child Grooming
“Jangan sampai anak bilang sudah mengerjakan tugas, tetapi hasilnya tidak ada. Orang tua tetap harus melihat proses dan hasilnya,” kata dia.
Mengenai batas usia anak yang dapat menggunakan gawai, ia mengemukakan bahwa anak usia sekolah dasar dapat diperbolehkan menggunakan gawai untuk mendukung keperluan sekolah maupun interaksi sosial.
Lihat juga: Tips Aman Anak Belajar Tatap Muka di Sekolah
Lihat juga: Sekolah & Kampus Harus Jadi Wahana Toleransi Multikulturalisme
Kendati demikian, menurut dia, orang tua harus membatasi dan mengawasi penggunaan gawai anak.
“Seperti permainan, gadget juga butuh aturan main. Kalau tidak ada aturan, justru bisa berantakan. Dengan adanya kesepakatan yang jelas antara orang tua dan anak, penggunaan gadget bisa lebih sehat dan seimbang,” demikian Sani B. Hermawan.
Lihat juga: Gadget Tumbuhkan Kreativitas Anak dalam Bimbingan Orang Tua
Lihat juga: Delapan Tips Orangtua Milenial Mengasuh Anak Generasi Alfa
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.