
2 Korintus 6:1-10
Matius 5:38-42
Shalom,
Hal ke 4 yang disampaikan Kristus tentang penggenapan kehendak Allah dalam hukum Taurat adalah tentang membalas dendam.
Hukum Taurat mengajarkan keadilan dalam relasi terhadap Tuhan maupun dengan sesama.
Untuk mencegah balas dendam yang kelewat batas sehingga dapat terus menimbulkan dendam-dendam baru, nabi Musa menyampaikan pesan Allah: ‘Mata ganti mata dan gigi ganti gigi’ (Keluaran 21:24).
Hukum ini berlaku bukan hanya sebatas apa yang menyakitkan tubuh saja tetapi juga untuk kesaksian-kesaksian dusta yang merugikan orang yang tidak bersalah (Ulangan 19:18-21).
Kristus memberi pengertian lain tentang bagaimana Allah menghendaki kita bersikap dalam menghadapi berbagai bentuk kejahatan.
Kristus mengajak kita untuk melihat bahwa yang harus dilawan dan ditundukkan bukan orangnya tetapi kejahatannya.
Orang yang berbuat kejahatan sangat mungkin adalah orang yang hati dan pikirannya telah dikuasai iblis.
Karena itu yang harus ditundukkan adalah iblis, bukan orang tersebut yang dijadikan alatnya.
Apalagi suatu saat iblispun pasti akan melakukan kekejaman kepadanya kalau dia sudah tidak berguna lagi bagi dia.
Lihat juga: Menghadirkan Kristus di tengah Dunia
Lihat juga: Jangan Mencurigai Kasih Allah
Sebagai manusia, kita tidak mampu mengalahkan kuasa iblis dengan kekuatan sendiri.
Karena itu kita harus bersatu dengan Allah.
Yohanes rasul mengatakan Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:8).
Dengan begitu untuk menundukkan kejahatan, kita harus melakukannya dengan berbuat kasih.
‘Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu (karena bukan dia sebenarnya lawanmu), melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu berilah juga kepadanya pipi kirimu. Kepada orang yang hendak mengadukan engkau (memfitnah, bersaksi dusta, menghakimi) karena mengingini bajumu (hartamu, kehormatanmu) serahkanlah juga jubahmu’.
Perintah Kristus ini tentu bukan untuk diartikan secara harafiah.
Kristus sendiri ketika pipinya ditampar seorang penjaga saat diadili di depan Imam Besar Kayafas, tidak memberikan pipiNya yang lain. Tetapi Dia tidak mendendam.
Dia siap menerima penghinaan yang lebih hebat lagi karena Dia tahu yang Dia lawan adalah kuasa iblis, yang berusaha memancing Dia untuk melawan dengan menggunakan kuasa Ilahi yang ada padaNya.
Kalau sampai itu terjadi, tujuan utamaNya menebus dosa manusia menjadi gagal.
Kasih tidak boleh dikalahkan oleh kejahatan. Hal Ini ditegaskan oleh Santo Paulus kepada jemaat di Roma:
‘Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan. Lakukanlah apa yang baik bagi semua orang. Jangan kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan’ (Roma 12:17, 21).
Mengalahkan kejahatan bukan dengan membalas dendam karena dengan membalas dendam, maksimal yang dapat kita lukai hanya orang yang melakukan kejahatan, tetapi ‘dalang’ di belakangnya yakni si iblis, malahan meraih keuntungan dua kali karena kita ikut terpancing melawan ajaran kasih Allah.
Kepada jemaat di Korintus, Paulus juga mengingatkan:
‘Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah yaitu dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran’ (2 Korintus 6:3-4).
Ajaran utama Kristus adalah kasih. Kalau kita dengan pandai dan lancar berbicara tentang kasih, tentang Firman Allah, tetapi tidak menunjukkan kasih pada saat disakiti atau dirugikan, tentu akan membuat orang yang melihatnya dapat berkesimpulan bahwa apa yang diajarkan Kristus hanya bagus sebagai teori saja.
Dengan begitu orang yang sesungguhnya mulai tertarik dan percaya dengan ajaran-ajaran Kristus, dapat ‘tersandung’ dan iman kepercayaannya jatuh atau runtuh lagi.
Lihat juga: Roh Penolong yang Membebaskan
Lihat juga: Roh Kudus Pembimbing dan Pemersatu
Mempersembahkan kurban bagi Tuhan untuk mewujudkan kasih dan syukur kepadaNya, tidak cukup hanya dengan memberikan donasi atau berpuasa saja, tetapi relakanlah diri kita untuk menderita karena tetap mau setia kepada ajaran-ajaranNya, sekalipun dunia mungkin mentertawakan kita.
Hukum Taurat mengajarkan keadilan. Tetapi Kristus menggenapi keadilan itu dengan kasih.
Hukum Taurat mengajarkan keadilan dalam menghadapi orang-orang yang berbuat jahat kepada kita.
Tetapi Kristus mengajarkan kita untuk melihat lebih ke dalam, bahwa di balik segala kejahatan ada karya iblis.
Lawan yang harus dihadapi adalah sumber kejahatan itu bukan pelaku kejahatannya sendiri karena para pelaku itu cepat atau lanbat pasti akan dihempaskan si iblis dengan kejam.
Kristus mengajarkan kita kasih Kristiani yang melampaui akal budi, kasih yang bersumber dari Allah karena lawan kita adalah si iblis.
Marilah kita terus memohon pertolongan dan bimbingan Roh Kudus, sehingga kita selalu diingatkan dan dimampukan untuk melakukannya.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Berilah Diri untuk Diubah Allah
Lihat juga: Menjadi Wajah Belas Kasih Allah
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.