
Kisah Para Rasul 4:32-37,
Yohanes 3:7-15
Shalom,
Dalam pengajaranNya kepada Nikodemus, Kristus menekankan pentingnya kemauan untuk mau mengubah cara berpikir dan sikap hati terhadap hukum-hukum dan jalan Allah.
Untuk itu mutlak diperlukan kerendahan hati dan kepercayaan kepada Tuhan.
Inilah makna dari dilahirkan kembali yang dikehendaki Kristus.
Kalau kita hanya bertumpu pada pemahaman-pemahaman kita sendiri, kita tidak akan dapat melihat Kebesaran Allah dan masuk ke dalam KerajaanNya.
Lihat juga: Menghadirkan Kerajaan Allah
Lihat juga: Dibaptis: Lahir Kembali Menjadi Warga Kerajaan Allah
Seperti kebanyakan orang, Nikodemus selama ini ingin memahami hukum-hukum Tuhan lebih dahulu baru mau mentaatinya.
Tetapi Kristus mengajarkan agar kita taat lebih dulu, barulah perlahan-lahan Tuhan akan membuat kita semakin dapat memahami kebenaran ajaran-ajaran Allah.
Roh Kudus akan bekerja membimbing dan membawa kita agar semakin mampu melihat dan mensyukuri segala ketetapan Allah.
Kristus mengatakan, ketika Dia berbicara tentang hal-hal duniawi, tentang bagaimana harus saling mengasihi dan mengampuni tanpa batas dan tanpa memilih-milih, orang-orang Farisi itu tidak mau percaya.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Lihat juga: Mengasihi Musuh
Apalagi kalau Dia berbicara tentang mengasihi dan mentaati Allah yang tidak terlihat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kenyataannya kita masih sering tidak mampu mengerti jalan pikiran dan sikap hati orang-orang terdekat dengan kita.
Jadi dengan keterbatasan kemampuan ini bagaimana kita mau memaksa untuk dapat memahami rancangan-rancangan Allah yang Maha Besar?
Kristus mengatakan kepada Nikodemus, karena tidak mungkin dapat memahami semua kehendak Allah, percayalah kepada Dia karena hanya Dia yang mengenal Allah Bapa seutuhnya.
Lihat juga: Tetap Taat dan Percaya di Saat Kecewa
Lihat juga: Tanggapi Greysia-Aprilia akan Masuk Neraka, Pastor Kopong: Surga Tak Semurah Simbol
Dia berasal dari surga sehingga Dia tahu dengan pasti apa kehendak Allah dan cara-cara agar kita boleh dilayakkan masuk ke dalam surga.
Kristus lalu memberi contoh salah satu peristiwa yang dicatat di Kitab Taurat.
Ketika nenek moyang orang Yahudi masih berada di padang gurun, di daerah Edom, mereka diserang oleh ular-ular tedung, ular yang sangat berbisa dan warnanya sama dengan warna pasir.
Saat itu orang-orang Yahudi sangat takut dan tidak tahu bagaimana dapat mengatasi serangan ular-ular tersebut.
Lihat juga: Salib Kristus Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Bangga Salib Yesus
Allah kemudian berfirman kepada Musa agar dia membuat patung ular yang kemudian di gantung di sebuah tiang.
Setiap orang yang terpagut ular, akan sembuh kalau mau memandang, mengarahkan muka ke ular tembaga itu.
Tentu ini adalah suatu cara penyembuhan yang aneh dan tidak masuk akal.
Tetapi itulah yang terjadi dan ternyata peristiwa ini menjadi lambang bahwa setiap kita hanya dapat memperoleh keselamatan kalau mau percaya kepada Kristus yang wafat di kayu salib.
‘Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, begitu juga Anak Manusia harus ditinggikan’.
Lihat juga: RIP Mami Ice, WKRI Sejati Perangkai Salib Bunga
Lihat juga: Jalan Salib dan Persaudaraan dalam Masyarakat
Dalam Injil Yohanes, ketika Kristus berbicara tentang ‘ditinggikan’, artinya Dia berbicara tentang DiriNya yang akan wafat di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita, karena melalui kematian itu, Kristus bersatu kembali dengan Bapa di tempat yang Maha Tinggi.
Kristus mau berpesan kepada Nikodemus dan kepada kita saat ini: Ada banyak kebijaksanaan atau hukum-hukum Allah yang tidak mampu kita pahami karena segala keterbatasan dan dosa-dosa yang sering kita lakukan.
Tetapi di saat tidak dapat mengerti, percayalah akan kasih Kristus yang teramat dalam kepada kita.
Dia telah memberikan nyawaNya untuk kita sehingga tidak mungkin ada hal-hal baik yang kita perlukan yang tidak Dia berikan kepada kita.
Lihat juga: Uskup Agung Makassar: Puji Tuhan, Penjaga Gereja Itu Tidak Kehilangan Nyawanya
Lihat juga: Pater Kopong MSF: 5 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Pentekosta
Setelah Pentakosta, para rasul dan orang-orang yang percaya kepada kesaksian mereka tentang Kristus, tetap hidup dalam kelompok.
Orang-orang ini ingin semakin mengenal Kristus dan ajaran-ajaranNya.
Mereka bukan hanya orang-orang yang tinggal di sekitar kota Yerusalem saja, tetapi banyak yang berasal dari provinsi Galilea dan dari negara-negara lain.
Orang-orang Galilea dan orang-orang Yahudi diaspora ini kesulitan untuk mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka di kota Yerusalem.
Lihat juga: Dari Getsemani ke Golgota
Lihat juga: Sekilas Jejak Sejarah Gereja Katedral Jakarta
Dalam situasi kondisi seperti ini, jemaat yang berasal dari Yerusalem dan sekitarnya, dengan rela dan suka cita bergotong royong memenuhi kebutuhan hidup bersama.
Mereka tidak segan-segan menjual harta milik mereka, terdorong oleh belas kasih dan rasa persatuan yang begitu kuat.
Karena pengenalan akan Kristus, cara berpikir dan sikap hati jemaat perdana mengalami perubahan.
Mereka tidak lagi menjadikan harta yang mereka miliki sebagai jaminan kehidupan mereka tetapi mau mengandalkan Allah.
Lihat juga: Dialah Tuhan Andalan Hidup Kita
Lihat juga: Tuhan Menerima Diri Kita Apa Adanya
Mereka tidak memberi derma karena mengharap balasan berlipat kali ganda dari Tuhan, tetapi memberikannya sebagai ungkapan kasih kepada sesama dan bersyukur atas kemurahan Tuhan.
Roh Kudus yang tercurah atas para rasul di ruang atas sebuah rumah di Yerusalem, oleh para rasul disalurkan juga kepada bayak orang sehingga mereka semua mengalami perubahan sikap hati dan cara berpikir.
Mereka bersama-sama mengalami kelahiran baru.
Apakah kita saat ini telah mengalami hidup baru?
Lihat juga: Hidup Baru yang Membawa Kedamaian
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Apakah kita sungguh-sungguh-sungguh mau percaya dan taat kepada Kristus, khususnya di saat kita tidak mampu mengerti?
Kita baru saja bersama-sama merenungkan penderitaan dan wafat Kristus di kayu salib.
Apakah dengan merenungkan itu semua, kita semakin sadar betapa besar kasih Allah kepada kita?
Ada banyak hal yang tidak mampu kita mengerti di dalam kehidupan di dunia ini.
Lihat juga: Memilih Jalan Kehidupan
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Allah terlalu agung untuk dapat kita pahami seutuhnya.
Karena itu marilah kita tempatkan kepercayaan kepada kasih Allah di atas segala kemampuan untuk memahamiNya.
Siapkanlah diri kita untuk diubah Tuhan seturut kehendakNya dan bukan terus meminta Tuhan mengubah dunia seperti yang kita inginkan.
Inilah perubahaan cara berpikir dan sikap hati yang memungkinkan kita untuk dapat lebih melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah yang penuh damai.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Kerajaan Allah Ada di Sini
Lihat juga: Ekaristi: Roti Kehidupan Abadi dan Sakramen Kesatuan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.