
2 Korintus 8:1-9
Matius 5:43-48
Shalom,
Hal ke 5 yang diajarkan Kristus tentang kehendak Allah yang sesungguhnya di dalam hukum Taurat, adalah tentang kasih kepada sesama.
Kristus mengatakan, ‘Kamu telah mendengar Firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhnu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu’.
Hukum Taurat mengajarkan agar bani Israel mengasihi sesama manusia. Tetapi sesama yang dimaksud dalam hal ini sebatas mereka yang sebangsa dan orang-orang asing yang tinggal bersama mereka (Imamat 19:34).
Perintah ini disampaikan karena saat itu Allah sedang membentuk bangsa Israel agar benar-benar meninggalkan berhala-berhala dan hanya menyembah Yahwe sebagai Allah yang Esa.
Kalau mereka bergaul akrab dengan bangsa-bangsa lain, iman mereka yang masih seperti bayi akan mudah runtuh lagi dan kembali menjadi penyembah berhala.
Lihat juga: Melakukan Kehendak Allah yang Sesungguhnya
Lihat juga: Jangan Mencurigai Kasih Allah
Dengan kuasaNya sebagai Allah Putera dan dengan melihat perkembangan masyarakat, Kristus menggenapi hukum itu dengan memerintahkan kita semua murid-muridNya: ‘Kamu harus mengasihi musuh-musuhmu dan berdoa bagi mereka yang menganiaya kamu’.
Yang digunakan dalam perintah ini, semua kata jamak (kamu, bukan engkau. Musuh-musuh bukan musuh saja).
Karena itu perintah ini perlu dipahami bukan untuk suatu relasi pribadi, tetapi tentang kasih para murid (temasuk kita) terhadap orang-orang dan lingkungan yang membenci dan selalu memikirkan hal-hal buruk terhadap kita.
Kasih dalam hal ini bukan tentang perasaan tetapi sebagai suatu komitmen untuk tetap mengusahakan yang terbaik bagi mereka dan bukan membalas dengan mengupayakan hal-hal buruk bagi mereka dengan alasan ‘agar jera’.
Sebagai murid-murid Kristus kita terikat komitment untuk mengasi hi semua orang (tanpa kecuali) seperti Kristus mengasihi kita (Yohanes 13:35).
Lihat juga: Komitmen dan Kesetiaan Mengasihi Allah
Lihat juga: Jangan Mencurigai Kasih Allah
Kristus mengatakan dalam hal ini yang pertama harus dilakukan adalah berdoa agar Tuhan mengampuni dosa-dosa mereka (bukan membalas setimpal dengan kesalahan mereka).
Dengan berdoa seperti ini, kita sendiripun akan diberi kekuatan Tuhan untuk mengampuni dan menghapus dendam kepada mereka.
Kristus sendiri telah memberi teladan tentang ini yakni ketika di dalam sakral maut, dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, Dia masih berdoa memohon Bapa untuk mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia.
Diakon Stefanus pun mengikuti teladan Kristus saat dirajam batu.
Dengan begitu, melakukan hal ini bukan sesuatu yang mustahil untuk dapat dikerjakan.
Di samping itu, kitapun perlu ingat bahwa Kristus datang ke dalam hidup kita (dan keluarga kita) ketika kita masih berdosa.
Dia tidak menanti sampai kita mau bertobat dan menjadi cukup kudus lebih dulu.
Lihat juga: Bertobat dengan Berbuat Kasih
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Kristus menegaskan lagi tentang hal ini dengan membuat perbandingan: ‘Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?’
Pemungut cukai disini dijadikan simbol sebagai orang-orang berdosa yang tidak peduli dengan hukum Allah.
Dengan kata lain, Kristus menuntut kita untuk menjadi lebih baik dan benar (bukan hanya sama baik) dari orang-orang yang belum mengenal Allah melalui DiriNya.
Kemudian dengan mengatakan orang-orang yang tidak mengenal Allahpun saling memberi salam kepada saudara-saudara mereka, Kristus menuntut kita untuk berbuat baik kepada semua orang termasuk orang-orang yang tidak kita kenal dan malahan kepada orang-orang yang membenci kita.
Lihat juga: Menghadirkan Kristus di tengah Dunia
Lihat juga: Roh Kudus Memperbarui Hidup Kita
Kepada jemaat di Korintus yang umumnya tingkat ekonominya berkelebihan, Paulus menceritakan tentang apa yang dilakukan jemaat di provinsi Makedonia (di dalam provinsi ini ada 2 kota yang terkenal di Injil, Filipi dan Tesalonika).
Jemaat Makedonia umumnya secara ekonomi mereka hidup dalam kesederhanaan bahkan dalam kekurangan.
Tetapi ketika mereka mendengar dari Paulus, di Yerusalem terjadi bencana kekeringan yang menjurus ke arah kelaparan tanpa diminta Paulus mereka bertekad untuk membantu ikut memgumpulkan sumbangan.
‘Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia (mereka percaya bahwa saat melakukan perbuatan kasih dengan tulus, mereka juga akan memperoleh kasih karunia dari Allah) untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. (Dengan perbuatan itu) mereka memberikan diri mereka, pertama-pertama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami’ (2 Korintus 8:4-5).
Dengan menceritakan apa yang dilakukan jemaat Makedonia ini, Paulus berharap jemaat di Korintus yang lebih makmur, juga tergerak untuk membantu jemaat Yerusalem.
Lihat juga: Bersatu dalam Kasih Kristus
Lihat juga: Dipersatukan dalam Kasih Kristus
Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh dengan penuh komitment.
Kristus ingin kasih di antara sesama pengikutNya tidak hanya dibatasi di dalam lingkungan sendiri.
Kita perlu peduli juga dengan orang-orang lain di luar lingkungan hidup kita, agar mereka mengalami kasih dan kuasa Kristus, terlepas mereka mau menerimanya dengan baik atau tidak.
Mengasihi musuh pasti sesuatu yang sangat sulit, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus, tidak ada hal yang mustahil.
Di dalam kasih ada kuasa Allah yang dahsyat.
Jemaat di Makedonia yang sehari-hari hidup dalam kekurangan, karena kasih malahan dapat mengumpulkan dana bantuan bagi jemaat Yerusalem yang sama sekali mereka tidak kenal.
Bahkan Paulus merasa tercengang dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan.
Lihat juga: Mujizat Kasih
Lihat juga: Kasih Mengatasi Badai
Mari kita laksanakan semua ajaran Kristus dengan penuh iman kepercayaan.
Jangan menyerah sebelum berusaha, karena di dalam kelemahan, kita justru akan melihat betapa dahsyat kuasa Allah bekerja.
Mari berusaha untuk saling mengasihi agar semakin hari kasih didalam diri kita semakin sempurna seperti kasih Bapa yang sempurna kepada setiap kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Lihat juga: Kuasa Kristus Mampu Mengubah Segalanya
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.