16 March 2025
IMG_20250221_152952

Yesaya 60:1-6, Efesus 3:2-3a, 5-6, Matius 2:1-12

Shalom,

Orang-orang Majus yang dimaksud dalam Injil Matius adalah orang-orang yang diperkirakan berasal dari Persia (sebelah Timur Yerusalem) yang pada waktu itu mempunyai banyak ahli-ahli perbintangan. Kata ‘majus’ berasal dari kata ‘magoi’ yang berarti orang-orang yang bijaksana.

Mereka percaya bahwa segala peristiwa hebat yang akan terjadi dimuka bumi, pasti didahului dengan tanda-tanda khusus dalam perbintangan. Karena itu mereka menjadi sangat tertarik ketika melihat adanya bintang ‘baru’ yang mereka percaya sebagai tanda telah lahirnya seorang anak raja yang kelak akan menjadi raja yang sangat berkuasa.

Lihat juga: Paus Fransiskus Ajak Natal Umat Peduli Kaum Miskin

Terdorong rasa ingin tahu yang begitu besar untuk melihat seperti apa Bayi calon raja tersebut, mereka rela mengadakan perjalanan jauh mengikuti pergerakan bintang tersebut sampai ke daerah Yudea.

Mereka sempat kehilangan jejak bintang itu karena setelah sampai di Yudea, mereka berpikir Bayi Raja tentu ada di istana raja yang terletak di ibu kota yaitu Yerusalem. Setelah bertemu Herodes, mereka diarahkan ke Bethlehem dan bintang itu kembali terlihat sehingga akhirnya mereka dapat menjumpai Bayi Mesias.

Lihat juga: Sukacita Pertobatan

Mereka sangat bersukacita meskipun terheran-heran karena seorang anak raja dilahirkan dikandang hewan. Mereka bersujud lalu mempersembahkan persembahan mereka berupa emas, kemenyan dan mur.

Peristiwa yang dialami oleh orang-orang Majus itu, adalah penggenapan dari nubuat nabi Yesaya ketika dia berbicara tentang akan lahirnya seorang utusan Tuhan: ‘Bangsa-bangsa berduyun-duyun datang kepada terangmu dan raja-raja kepada cahaya yang terbit bagimu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan serta memberitakan perbuatan masyur Tuhan’ (Yesaya 60:3, 6).

Lihat juga: Nabi yang Dihargai di Negeri Siber

Orang-orang Majus bukan orang Yahudi sehingga mereka tidak tahu nubuat nabi Yesaya itu, yang tercatat di Kitab para Nabi. Akan tetapi apa yang mereka lakukan, tanpa mereka sadari menjadi penggenapan dari Firman Tuhan.

Di dalam kehidupan sehari-hari, kalau kita mencari kehendak Allah berdasarkan logika saja, kita akan mudah tersesat karena sebagai manusia kita tidak akan mampu memahami rancangan-rancangan Allah yang begitu sempurna. Inilah yang terjadi pada orang-orang majus saat mereka tersesat ke Yerusalem.

Yang paling memegang peranan adalah iman kepercayaan yang melampaui akal budi. Sempurnanya rancangan Allah tampak dari bagaimana orang-orang majus ini, tanpa mereka sadari telah dipakai Tuhan untuk menggenapi FirmanNya yang telah disampaikan 7 abad sebelumnya!

Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes

Setiap kitapun dapat dipakai Allah untuk menjadi alat-alatNya untuk menampakkan kasih dan kuasaNya ditengah kesibukan dunia, sehingga dunia sadar bahwa Allah selalu ada bersama kita. Allah dapat memakai kita untuk meneguhkan iman orang yang sedang letih, menjawab doa-doa permohonan seseorang ataupun menjadi terang yang menunjukkan jalan keluar bagi mereka yang sedang berputus asa.

Kedatangan orang-orang Majus yang bukan orang Yahudi untuk menjadi kelompok kedua yang dapat melihat Bayi Mesias setelah kelompok para gembala, sesungguhnya menunjukkan bahwa Kristus datang kedunia bukan hanya untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi saja.

Lihat juga: Yesus Membangkitkan Segala Macam Kematian Lainnya

Inilah yang dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Efesus: ‘Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus (Efesus 3:4, 6).

Kalau Kristus sejak awal kelahiranNya tidak membeda-bedakan orang atas dasar bangsa, warna kulit, bahasa dan lain sebagainya, mengapa kita sering mempunyai kecenderungan untuk memilah-milah dan memilih-milih teman berdasarkan segala macam perbedaan? Kedua kelompok pertama yang diijinkan Allah menyembah Bayi Mesias, adalah dua kelompok yang sangat berbeda.

Lihat juga: Yesus Menurut Gue

Para gembala adalah penduduk setempat, orang yang tersingkir dan sederhana dalam ekonomi maupun intelektual. Sedangkan orang-orang majus adalah bangsa-bangsa asing, orang-orang bijak yang dihormati, kaya raya dan pandai ilmu perbintangan.

Mereka semua dipanggil untuk bersujud kepada Tuhan, melalui ketertarikan yang berbeda-beda dan unik. Para orang majus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Ketika akhirnya mereka berhasil menemukan Bayi Mesias, yang mereka lakukan adalah bersujud dan memberikan persembahan yang telah mereka bawa.

Lihat juga: Yesus Versi Empiris Saya

Hal ini perlu menjadi teladan bagi kita, karena kita sering mencari Tuhan hanya untuk meminta sesuatu dan bukan untuk mempersembahkan sesuatu kepadaNya, apalagi untuk menyerahkan diri untuk dipimpin dan dipakai Allah.

Di awal tahun yang baru, kita mungkin punya banyak rancangan, target dan keinginan yang ingin dicapai dalam tahun ini. Untuk itu semua kita memohon bantuan Tuhan.

Tentu saja itu bukan hal yang salah. Tetapi yang sering terlupakan adalah berserah diri untuk masuk kedalam rancangan Allah terlepas mengerti atau tidak.

Lihat juga: Tips Buat Resolusi Tahun Baru dan Menerapkannya

Di dalam keheranannya karena calon Raja Besar dilahirkan dikandang hewan, para orang majus dengan rendah hati tetap mau masuk kedalam kandang hewan itu untuk bersujud disisi Bayi Mesias dan mempersembahkan yang terbaik untuk Bayi itu dan orangtuanya.

Kedatangan orang-orang Majus di kandang Bethlehem sesungguhnya merupakan penampakan Kristus bagi segala bangsa. Peristiwa ini diperingati gereja sebagai perayaan Epifani, yang mengakhiri masa Natal.

Lihat juga: Tanggung Jawab Terhadap Gereja

Perayaan Natal telah usai, tetapi kelahiran Kristus di dalam diri kita harus tetap dijaga agar kita tidak tergoda untuk mencari allah-allah lain, khususnya disaat menghadapi situasi yang sulit atau ketidakpastian.

Mari kita terus berusaha mencari kehendak Tuhan dan bertekun untuk melaksanakannya. Persembahkan diri kita untuk dipakai Tuhan untuk menggenapi FirmanNya atau menjadi jawaban doa bagi-bagi orang di sekitar kita.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga:Kita Dipanggil untuk Mencintai Tuhan dan Sesama