
Ibrani 4:1-5,11, Markus 2:1-12
Shalom,
Ketika Kristus kembali lagi ke Kapernaum, banyak orang segera tahu kedatanganNya.
Maka dengan segera ada banyak orang mendatangi rumah di mana Dia tinggal.
Kerumunan orang-orang tersebut bahkan sampai keluar rumah.
Lihat juga: Tuhan Memberkati Kita Melalui Orang Lain
Ketika Kristus sedang mengajar, ada beberapa orang yang membawa teman mereka yang lumpuh, yang dibaringkan di atas tilam, untuk memohon disembuhkan.
Tetapi mereka tidak dapat sampai ke hadapan Kristus, karena terhalang oleh rapatnya kerumunan orang banyak.
Melihat situasi seperti itu mereka tidak putus asa.
Lihat juga: Berani Membela Iman dan Menjadi Saksi Kristus
Mereka naik ke atap rumah, membawa temannya yang lumpuh ke atas, lalu membongkar atap rumah yang terbuat dari jerami, anyaman ranting dan tanah liat, lalu menurunkan temannya itu tepat di hadapan Kristus.
Usaha ini tentu perlu perjuangan keras dan kerja sama yang baik di antara mereka.
Dari kejadian itu, Kristus melihat bagaimana besarnya kepercayaan mereka kepadaNya dan bagaimana orang-orang tersebut mengasihi temannya.
Lihat juga: Mengasihi Musuh
Maka Dia mengatakan kepada orang yang lumpuh itu: ‘Hai anakKu, dosamu sudah diampuni’.
Tetap percaya kepada kasih dan kuasa Tuhan dalam situasi yang sulit serta melakukan banyak perbuatan kasih terhadap sesama, sangat berkenan di hadapan Allah.
Kristus melihat iman dan kasih teman-teman orang lumpuh itu dan Dia berkenan menganugerahkan pengampunan dosa kepada temannya yang lumpuh.
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Kejadian ini memberi kita pelajaran bahwa teman-teman atau sahabat-sahabat dapat menolong kita di saat iman kepercayaan sedang goyah dan terancam kelumpuhan rohani akibat mengalami kekecewaan yang mendalam, beban berat persoalan hidup atau karena kejenuhan dalam rutinitas hidup sehari-hari.
Doa-doa, perhatian yang tulus dan kebersamaan adalah hal yang dapat dilakukan untuk mengusung mereka yang sedang letih atau lumpuh rohani untuk bertemu dan memohon kesembuhan dari Kristus.
Lihat juga: Menghayati Mujizat Allah
Perbuatan kasih seperti ini juga dapat merupakan salah satu bentuk kewaspadaan kita untuk berjaga-jaga dalam menantikan saat Tuhan berkehendak memanggil kita pulang dan menghentikan segala aktivitas kita di dunia ini: ‘Baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam penghentianNya masih berlaku. Baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan’ (Ibrani 4:1, 11).
Lihat juga: Waspadalah Kebutaan Rohani
Saat itu, di antara mereka yang berkerumun di situ, ada juga beberapa ahli Taurat.
Mereka sangat terkejut ketika mendengar Kristus mengatakan dosa orang lumpuh itu diampuni.
Sebab yang berhak mengampuni dosa hanya Allah (Yesaya 43:25).
Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita
Kata-kata Kristus merupakan penghojatan kepada Allah, karena telah mengambil hak Allah.
Tetapi mereka tidak langsung memprotes, karena Kristus memang tidak mengatakan bahwa Dia yang mengampuni.
Yang Dia katakan: ‘Dosamu diampuni’. Jadi bisa juga diartikan bahwa Tuhan yang berkenan mengampuni.
Lihat juga: Mengampuni, Diampuni Allah Bapa
Kristus tahu apa yang ada di dalam hati ahli-ahli Taurat itu.
Dia tahu bahwa mereka marah kepadaNya karena dianggap telah menghujat Allah.
Kristus lalu bertanya: ‘Manakah yang lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini ‘dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan: ‘Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah’.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Pada waktu itu orang sangat yakin bahwa ada kaitan erat antara dosa dengan sakit penyakit.
Kristus bertanya tentang pengampunan dosa dan penyembuhan, karena para tabib dengan ilmunya juga dapat menyembuhkan banyak penyakit.
Begitu juga para dukun dapat menyembuhkan dengan kuasa-kuasa lain.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Meskipun begitu mereka tidak punya kuasa untuk mengampuni dosa.
Kristus mau menunjukkan bahwa Dia adalah Putera Allah, sehingga Dia punya kuasa untuk mengampuni dosa dan menyembuhkan penyakit.
Dia bukan hanya punya kuasa menyembuhkan jasmani saja, tetapi juga rohani.
Lihat juga: Mengembangkan Kerohanian
Untuk membuktikan bahwa Dia punya kuasa mengatakan itu, Dia menyembuhkan orang lumpuh itu hanya dengan kata-kataNya.
Dengan demikian orang tahu bahwa di dalam kata-kataNya ada kuasa Allah.
Dalam pergumulan hidup sehari-hari, ada saat-saat di mana iman kepercayaan kita akan kasih dan kuasa Allah melemah karena beban kehidupan yang terasa berat.
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Di saat seperti itu kita memerlukan dukungan dari keluarga, teman-teman dan orang-orang terdekat, sama seperti teman-teman orang lumpuh itu yang bekerja sama untuk membawa dia ke hadapan Kristus.
Menolong orang untuk bertemu Kristus, bukan hanya besar manfaatnya untuk orang yang ditolong tetapi juga bagi diri kita sendiri, karena dengan melakukan itu, menunjukkan kewaspadaan kita dalam menantikan saat di mana Allah akan menghentikan segala aktivitas kita di dunia ini.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.