Percaya Pada Kebijaksanaan Allah

Sirakh 1:1-10, Markus 9:14-29
Shalom,
Ketika Kristus bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes turun dari puncak gunung dimana dengan agung Dia berubah rupa, para rasul lain yang tidak ikut dan menunggu dikaki gunung, sedang dikerumuni banyak orang dan beberapa ahli Taurat bertanya jawab dengan mereka.
Ketika melihat Kristus, mereka terperangah melihat wajahNya, karena pancaran kemuliaan Allah diwajahNya belum sepenuhnya hilang, sama seperti ketika nabi Musa turun dari gunung Sinai setelah bertemu Yahwe untuk menerina 10 Firman Allah (Keluaran 34:29)
Lihat juga: Ilmuwan Temukan Fakta Baru Relikwi Rasul Filipus dan Yakobus
Para rasul lainnya itu ternyata baru mengalami kegagalan dalam pengusiran kuasa gelap dari seorang anak yang sejak kecil sering kerasukan setan. Ayah anak itu lalu membawa anaknya itu menghadap Kristus dengan harapan Kristus mampu menyembuhkan anaknya: ‘Jika Engkau dapat, berbuatlah sesuatu, tolonglah dan kasihanilah kami’.
Kristus menangkap ada keraguan dari orang itu, sehingga Dia berkata kepadanya: ‘Katamu “jika Engkau dapat”? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya’. Terkejut karena isi hatinya diketahui Kristus, orang itu dengan cepat berseru: ‘Aku (mau) percaya’. Tolonglah aku yang tidak percaya ini’.
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Ketika berdoa memohon pertolongan Tuhan, sungguhkah kita percaya kepada kebijaksanaan dan kehendak Tuhan? Atau kita sebatas percaya bahwa Dia mampu membuat mujizat tetapi tidak rela mempercayakan penyelesaian persoalan menurut kehendakNya
Beranikah kita dengan penuh iman mengatakan: ‘Jadilah kehendakMu’ pada saat menghadapi situasi yang kritis?
Kristus mengatakan: ‘Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya’ Disini Kristus menunjukkan bahwa yang membuat kuasa Tuhan sering seperti tidak dapat bekerja, bukan karena keterbatasan kuasaNya tetapi karena ketidakpercayaan kita kepadaNya.
Lihat juga: Syarat Mengikuti Kristus
Orang itu dapat menangkap teguran Kristus yang sebenarnya bukan hanya tertuju kepadanya saja tetapi juga kepada orang banyak. Karena itu dengan jujur dia berkata: ‘Tolonglah aku yang tidak percaya ini (supaya memiliki kepercayaan yang memungkinkan kuasa Allah bekerja sepenuhnya untuk memberi yang terbaik)’.
Sikap iman dan kejujuran dalam berdoa seperti ini yang seharusnya ada dalam hati dan pikiran kita saat memohon pertolongan Allah. Percayalah penuh pada kebijaksanaan Allah: ‘Tingginya langit, luasnya bumi dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya? Hanya satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singga sanaNya’ (Sirakh 1:3, 8).
Lihat juga: Semangat Iman yang Baru
Karena keterbatasan ilmu kedokteran saat itu, antara orang yang sakit jasmani, jiwa atau orang-orang yang benar-benar kerasukan setan, sulit dibedakan sehingga semua yang sakit dikatakan kerasukan setan.
Saat berhadapan dengan orang yang bukan benar-benar kerasukan, dengan iman kepercayaan para rasul saat itu yang masih sering goyah dan karena mereka mendapat kuasa dari Kristus, mereka dapat menyembuhkan orang-orang yang dianggap kerasukan setan (Markus 6:7, 13).
Lihat juga: Bangga Salib Yesus
Tetapi ketika bertemu dengan orang yang benar-benar kerasukan, iblis yang ada pada orang itu, tahu bahwa para rasul tidak sepenuhnya bekerja dengan kuasa Kristus.
Di dalam diri mereka, masih bercampur dengan logika dan keinginan mereka sendiri. Karena itu para rasul gagal dalam menyembuhkan anak itu. Kristus mengingatkan para rasul akan hal ini ketika mereka telah masuk ke dalam rumah dan tidak ada ‘orang lain’.
Lihat juga: Bersama Yesus Pergi Beritakan Injil ke Tempat Lain
Iblis tidak dapat dikalahkan dengan kemampuan manusia, karena itu dalam mengatasi hal-hal seperti ini mereka harus benar-benar bersatu dengan Tuhan, harus melakukannya dalam suasana berdoa yang sangat khusuk. Baik orang yang membutuhkan pertolongan, maupun yang menolong, semua harus percaya dan berpasrah penuh pada kuasa dan kebijaksanaan Allah.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Tuhan Setia Mengirim Pertolongan
1 thought on “Percaya Pada Kebijaksanaan Allah”