
Yesaya 49:8-15, Yohanes 5:17-30
Shalom,
Orang-orang Yahudi yang saat itu ada di Bait Allah, marah dan berusaha menganiaya Kristus karena Dia menyembuhkan orang lumpuh dan kemudian menyuruh orang itu mengangkat tilamnya di hari Sabat.
Kristus memberi alasan kenapa Dia menyembuhkan orang dihari Sabat: ‘BapaKu bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga’.
Allah Bapa tidak pernah berhenti bekerja untuk memberi kehidupan kepada semua orang, seperti mata hari yang setiap hari memancarkan terang dan kehangatan atas alam sentosa, tanpa pernah berhenti.
Lihat juga: Hari Raya Kabar Sukacita
Demikian juga Kristus mau mengatakan tidak ada larangan Allah untuk berbuat kebaikan kapanpun juga, termasuk pada hari Sabat, karena dengan perbuatan kasih yang tulus, kita telah melakukan pekerjaan yang dikehendaki Bapa dan mewujudnyatakan kemuliaanNya.
Dengan menyebut Yahwe sebagai ‘BapaKu’, Kristus mau mengatakan bahwa Dia adalah Putera Allah, sehingga Dialah yang paling tahu apa kehendak Bapa.
Tetapi pernyataanNya ini justru semakin menyulut kemarahan orang banyak sehingga mereka bukan hanya mau menganiaya Dia saja tetapi mau membunuhNya.
Lihat juga: Pastor Kopong MSF Tetap Menjadi Seorang Kristen Katolik Terlepas dari Luka-luka Gereja
Menyatakan Diri sebagai Anak Allah adalah dosa besar karena menghojat Allah.
Kristus menjawab kemarahan itu dengan mengatakan: ‘Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak’.
Dengan kata-kata ini Kristus menjelaskan bahwa apa yang dilakukanNya bukanlah atas kehendak Dia sendiri.
Lihat juga:Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Ia hanya melaksanakan kehendak Bapa, sehingga Dia sama sekali tidak bisa dikatakan menghojat Allah.
Lebih lanjut lagi, Kristus mengatakan: ‘Sama seperti Bapa membangkitkan orang yang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendakiNya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak’.
Pada saatnya Allah Bapa akan membangkitkan Kristus dari kematian dan setelah itu, Dia akan meyerahkan kekuasaanNya kepada Kristus untuk mengadili semua orang.
Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus
Siapa yang percaya dan mau mentaati ajaran-ajaranNya akan dibangkitkanNya dari kematian di dunia untuk masuk ke dalam Kerajaan Bapa.
Kristus mengatakan ini karena di dalam kasihNya, Dia ingin kita percaya penuh kepadaNya, terlepas mengerti atau tidak, khususnya di saat sedang menghadapi tantangan hidup.
Lihat juga: Kasih Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Mengimani Proses dari Allah
Di dalam penderitaan dan kehinaan karena dijadikan budak-budak di Babel, orang-orang Yahudi mengeluh karena merasa Yahwe telah melupakan mereka.
‘Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku’. Tetapi melalui nabi Yesaya, Yahwe menjawab keluhan mereka: ‘Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau’ (Yesaya 49:15).
Lihat juga: RIP Ompung Pastor Anselmus, Sahabat Anak Bina Iman Santa Clara
Dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan hidup, ketika sedang mengalami sakit yang menyakitkan dan membahayakan hidup, sering kali kitapun mengeluh seperti orang-orang Yahudi: ‘Di mana Allah Penolongku? Apakah Allah telah meninggalkan aku?.
Orang-orang Yahudi lupa bahwa bukan Allah tetapi merekalah yang sesungguhnya telah meninggalkan Allah, melupakan Yahwe yang selalu melindungi mereka dengan beralih menyembah kepada berhala-hala.
Lihat juga: Sukacita Pertobatan
Lihat juga: Keberanian untuk Bertobat
Demikian juga kita sering merasa Allah begitu jauh dan tidak mau peduli dengan permohonan-permohonan kita, padahal kitalah yang lebih dulu menjauh dari Allah dengan segala macam kesibukan dan menghabiskan banyak waktu untuk mengejar harta, kuasa dan kenikmatan hidup.
Akibatnya kita tidak lagi punya kepekaan untuk mendengar jawaban Allah, tidak mampu lagi merasakan kasih dan kuasaNya.
Lihat juga: Dengarkanlah Kristus
Lihat juga: Membawa Persembahan untuk Tuhan
Orang lumpuh yang telah disembuhkan Kristus begitu cepat melupakan kebaikan Kristus dan malahan menghianatiNya dengan menunjukkan bahwa Kristus yang menyuruh dia melanggar kekudusan hari Sabat.
Bangsa Israel juga begitu mudah melupakan pertolongan Allah yang telah membebaskan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir dan mengantar mereka menempati Tanah Terjanji yang kaya dengan susu dan madu.
Lihat juga: Berbuahlah Sebelum Terlambat
Lihat juga: Tuhan Setia Mengirim Pertolongan
Kristus mengingatkan kita, pada akhirnya, saat kematian di dunia menjemput, kita pasti akan menghadapi Penghakiman Terakhir, dimana Kristus yang akan menjadi Hakim Agungnya.
Siapa yang tetap taat dan setia kepada ajaran-ajaranNya dalam pergumulan hidup, akan dibangkitkan dari kematian untuk memperoleh kebahagiaan kekal.
Janganlah kita melakukan kesalahan yang sama dengan nenek moyang Israel dan orang lumpuh yang disembuhkan Kristus di Betesda.
Lihat juga: Bersyukur tanda iman #Homili30
Untuk itu sangat penting selalu bersyukur atas segala yang telah dianugerahkan Tuhan.
Dengan selalu bersyukur relasi kita dengan Allah akan tetap erat, sehingga semakin dimampukan untuk tetap setia dan mau melakukan segala kehendakNya, seperti Kristus yang selalu taat kepada kehendak Bapa.
Mari kita ingat, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita, tetapi kitalah yang harus berhati-hati agar jangan karena dipengaruhi berbagai kebiasaan buruk dunia dan godaan-godaan iblis, kita malahan senakin menjauh dari Dia.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Tetaplah Setia Berdoa, Berdialog dengan Tuhan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.