
Keluaran 32:7-14, Yohanes 5:31-47
Shalom,
Bani Israel mengalami sendiri dahsyatnya kuasa dan kasih Allah di dalam memimpin mereka keluar dari Mesir, menyeberangi laut Teberau dan memelihara hidup mereka di padang gurun dalam peziarahan menuju Tanah Terjanji.
Setelah beberapa waktu berada di padang gurun, suatu saat Yahwe memanggil Musa naik ke gunung untuk menerima FirmanNya.
Karena Musa lama ada di atas gunung, bani Israel mengira dia sudah wafat.
Lihat juga: Jangan Melupakan Kasih Allah
Tanpa bimbingan Musa, mereka kembali rindu memiliki allah yang dapat mereka lihat bentuknya, sesuai dengan gambaran mereka sendiri.
Karena itu mereka meminta Harun membuat patung anak lembu dari emas untuk mereka sembah sebagai allah yang menyelamatkan mereka!
Musa yang saat itu sedang bersama Yahwe, diminta Yahwe untuk segera turun: ‘Pergilah, turunlah sebab bangsamu yang kau pimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya. Mereka telah membuat anak lembu tuangan dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban’ (Keluaran 32:7-8b).
Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus
Sebenarnya, sangat mengherankan bahwa setelah mengalami dahsyat dan setiaNya Allah memelihara mereka, bani Israel dapat begitu mudah jatuh ke dalam penyembahan berhala lagi.
Kristus membuat mujizat dengan menyembuhkan orang yang telah 38 tahun lumpuh ‘hanya’ dengan kata-kataNya saja.
Tetapi ketika orang yang telah disembuhkan itu masuk ke Bait Allah, orang-orang Farisi lebih tertarik mengurusi Siapa yang menyuruh orang itu mengangkat tilam di hari Sabat, dari pada melihat kebesaran Allah melalui mujizat yang baru terjadi.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Lihat juga: Menghayati Mujizat Allah
Mereka begitu bersemangat menghukum mati orang yang berani menista kekudusan hari Sabat.
Ketika akhirnya dapat menemukan Kristus, mereka menunjukkan kemarahannya.
Kristus lalu mengajak mereka berpikir jernih. Kalau Dia benar telah berdosa besar dengan menista kekudusan hari Sabat Bait Allah, tidak mungkin Allah berkenan menganugerahkan kepadaNya kuasa membuat mujizat penyembuhan.
Lihat juga: Cinta Kasih Tuhan Mentahirkan Keluarga
Lihat juga: Mujizat Kasih
Kristus tahu pasti bahwa Allah tidak pernah melarang orang berbuat kasih kapan pun juga termasuk di hari Sabat. Karena Dia adalah Putera Allah.
Hanya anak yang mengetahui kehendak BapaNya (Matius 11:27).
Lihat juga: Melakukan Kehendak Allah
Lihat juga: Memaknai “Tanda” Sesuai Kehendak Tuhan
Mendengar penjelasan ini, orang-orang Farisi semakin marah karena menganggap Kristus menghojat Allah dengan mengaku sebagai AnakNya.
Menanggapi ini Kristus mengatakan, kalau Dia bersaksi tentang DiriNya sendiri, tentu itu tidak benar.
Dia lalu mengingatkan bagaimana Yohanes Pembaptis telah bersaksi bahwa Dia Anak Allah saat membaptis di sungai Jordan (Yohanes 1:29, 33-34).
Lihat juga: Dibaptis: Diangkat Menjadi Anak Allah
Lebih dari kesaksian Yohanes, apa yang telah Dia lakukan selama ini, adalah pemenuhan nubuat dari para nabi, khususnya Nabi Yesaya yang berbicara tentang tanda-tanda kehadiran Mesias (Yesaya 29:18).
Sebenarnya untuk DiriNya sendiri, Kristus tidak memerlukan kesaksian atau pengakuan dari siapapun, tetapi Dia mau meyakinkan mereka bahwa Dia adalah Mesias agar apa yang diajarkanNya dipercaya dan ditaati, sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan.
Sama seperti orang-orang Israel yang mudah melupakan kebaikan, kerahiman dan pertolongan Allah pada saat harus melewati masa-masa yang sulit dan tidak menentu, kitapun sering tidak mau taat dan setia berjalan di jalanNya, malah sering tergoda untuk mencari dan menyembah allah-allah lain yang kita percaya lebih mampu menolong dan memberi apa yang diinginkan dengan cepat.
Lihat juga: Tuhan Setia Mengirim Pertolongan
Menyadari hal-hal ini, marilah kita terus mengoreksi diri. Iman akan tampak dalam perbuatan-perbuatan kita, khususnya pada saat harus menghadapi masa-masa yang sulit dan tidak ada kepastian.
Jangan sampai Kristus mengatakan kepada kita seperti yang dikatakanNya kepada orang-orang Yahudi dimasaNya: ‘Tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunya kasih akan Allah’ (Yohanes 5:42).
Karena kasih kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan ketaatan kepada perintah-perintahNya (Yohanes 15:12).
Lihat juga: Kasih adalah Dasar Kebahagiaan
Kristus ditolak dan kepadaNya dituduhkan hal-hal yang kejam justru karena telah berbelas kasih dan menyembuhkan orang yang telah lama lumpuh. Meskipun begitu, Dia tidak pernah berhenti berbelas kasih kepada semua orang.
Mari kita ikuti teladan Kristus.
Jangan pernah menyerah dan merasa terlalu lelah untuk terus berbelas kasih kepada sesama, agar semua orang dapat mengenal Kristus melalui sikap dan tindakan-tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Lihat juga: Berbelas Kasih
Sangat mungkin dalam beberapa kejadian perbuatan baik kita tidak dihargai, ditolak atau malah dicurigai sebagai hal-hal yang buruk oleh orang lain. Tetapi seperti Kristus, mari terus berbuat kasih, karena Allah juga tidak pernah berhenti menganugerahkan belas kasih dan segala yang terbaik untuk kita.
Jadilah saksi Kristus, kapanpun dan dimanapun kita berada.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Syarat Mengikuti Kristus
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.