
Yehezkiel 47:1-9,12, Yohanes 5:1-16
Shalom,
Rasul Yohanes tidak menjelaskan dalam rangka apa Kristus ke Yerusalem kali itu. Mungkin karena tidak ada kaitannya dengan peristiwa yang dicatatnya.
Ketika sampai di Bait Allah, Kristus mendatangi kolam Betesda dekat Pintu gerbang Domba. Aslinya, kolam ini digunakan untuk memberi minum domba-domba yang akan dijual untuk dijadikan hewan kurban.
Lihat juga: Menggembalakan Domba-domba Kristus
Karena itu disebut Pintu gerbang domba. Tetapi kemudian orang percaya, air dikolam itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Karena itu di serambinya ada banyak orang sakit berbaring.
Mereka menanti air di kolam untuk berguncang, karena saat-saat seperti itu mereka percaya malaikat-malaikat Allah sedang turun ke kolam itu sehingga siapapun yang terdahulu masuk ke dalamnya, akan memperoleh kesembuhan. Ini adalah suatu bentuk takhayul.
Lihat juga: Menghayati Mujizat Allah
Kristus datang ke kolam itu untuk menyelamatkan ‘domba-domba’ yang hilang, yaitu orang-orang Yahudi yang masih percaya dengan takhayul, padahal kolam itu terletak di halaman Bait Allah.
Di antara banyak orang sakit yang ada disitu, ada seorang yang sudah mengalami kelumpuhan 38 tahun lamanya.
Ketika Kristus bertanya kepadanya, apakah dia mau sembuh, orang itu mengeluh, karena setiap kali air berguncang, dia pasti ketinggalan dari orang-orang lain yang berebut saling mendahului masuk ke dalam kolam.
Lihat juga: Berbuahlah Sebelum Terlambat
Jadi meski ingin sekali sembuh tapi dia tidak berdaya.
Kristus bertanya kepadanya maukah dia sembuh, karena meskipun Kristus datang untuk menyelamatkan semua orang, tetapi untuk diselamatkan, orang itu sendiri harus punya kemauan dan kepercayaan.
Setelah mendengar jawaban orang itu, Kristus mengatakan: ‘Bangunlah, angkat tilammu dan berjalanlah’.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Orang lumpuh itu tahu bahwa dengan kelumpuhannya dia tidak akan mampu bangun, tetapi dia percaya dengan kata-kata Kristus.
Ketika dia mencoba bangkit, ternyata dia bisa!. Kepercayaannya dan kuasa Kristus telah menyembuhkan dia.
Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus
Yehezkiel mendapat penampakan adanya air yang mengalir dari Bait Allah. Air itu mengalir ke arah Timur menurun ke Araba, Yordan, dan bermuara di Laut Asin.
Disebut Laut Asin karena air di situ mengandung kadar garam yang sangat tinggi sehingga tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan.
Ketika air dari Bait Suci mengalir ke situ, air di laut itu menjadi tawar, sehingga ke mana saja air itu mengalir segala makhluk hidup yang berkeriapan akan hidup.
Lihat juga: Beristirahat di Hadapan Tuhan
Malahan pada kedua tepi sungai itupun mulai tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis (Yehezkiel 47:8-9, 12).
Air yang keluar dari Bait Suci itu adalah lambang Roh Kudus. Air itu mengalir untuk memberi kehidupan baru kepada semua yang telah mati rohaninya.
Lihat juga: Mengembangkan Kerohanian
Santo Paulus mengingatkan bahwa tubuh setiap orang yang telah dibaptis adalah Bait Allah, karena melalui air pembaptisan, Roh Allah bertahta di dalam tubuhnya.
Dengan demikian dari dalam diri kita yang telah diperbarui Roh Kudus, seharusnya mengalir belas kasih kepada semua orang, yang dapat menyemangati, menyembuhkan luka-luka bathin dan membangkitkan semangat serta harapan banyak orang.
Lihat juga: Setia Menyapa Tuhan
Kejadian saat Kristus menyembuhkan orang yang lumpuh di dekat kolam Betesda, adalah hari Sabat. Di hari itu, orang dilarang memindahkan suatu barang dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
Karena itu orang-orang yang melihat orang lumpuh yang telah sembuh mengangkat tilam, menegur dia dengan keras. Menjawab teguran itu, orang itu, mengatakan orang yang telah menyembuhkannya yang menyuruhnya.
Lihat juga: Beritahukanlah Segala yang Yesus Perbuat Padamu
Karena kelumpuhan, orang ini menjadi tidak berdaya selama puluhan tahun. Tetapi ketika Kristus melepaskan dia dari kelumpuhan, dia tidak sungguh-sungguh bersyukur.
Di depan banyak orang dia bukan bersaksi atas kuasa Allah tetapi malahan terkesan ‘menyalahkan’ Penolongnya.
Orang itu memang telah disembuhkan Kristus dari kelumpuhan jasmani tetapi secara rohani ternyata dia masih lumpuh.
Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita
Karena itu ketika bertemu lagi dengan Kristus, dia diperingatkan: ‘Engkau telah sembuh (secara jasmani), jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk’.
Sikap si lumpuh yang tidak tahu bersyukur itu, perlu menjadi permenungan bagi kita.
Ada banyak orang yang dengan kasih dan kuasa Allah yang luar biasa telah disembuhkan dari kelumpuhan jasmani, rohani, dari keterpurukan ekonomi atau persoalan-persoalan berat lainnya, tetapi ternyata hanya sebentar saja bersyukur.
Lihat juga: Waspadalah Kebutaan Rohani
Seiring berjalannya waktu orang-orang itu kembali kecara berpikir, sikap hati dan gaya hidup lamanya yang lebih menyembah harta, kuasa dan kenikmatan-kenikmatan hidup serta memilih menenggelamkan diri dalam berbagai bentuk takhayul dari pada taat kepada Allah.
Bagaimana dengan kita sendiri? Masihkah kita berkubang dalam hal-hal takhayul dan penyembahan berhala?
Lihat juga: Pater Kopong MSF: Katolik Tidak Menyembah Berhala
Tanpa sungguh-sungguh bersyukur, kita tidak akan dapat melihat kebaikan-kebaikan Tuhan dan keajaiban kasihNya yang terus mengalir di dalam kehidupan kita.
Air yang mengalir dari Bait Allah membuat segala yang dilaluinya memperoleh kehudupan baru.
Mujizat kasih Allah yang telah kita alami seharusnya menjadikan kita mau mengalirkan kasih Allah kepada semua orang sehingga melalui perbuatan-perbuatan baik kita, Allah dapat semakin dikenal dan dimuliakan semua orang.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Kasih adalah Dasar Kebahagiaan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.