
Keluaran 3:1-8a, 1 Korintus 10:1-6, 10-12, Lukas 13:1-9
Shalom,
Beberapa orang datang kepada Kristus menyampaikan kabar bahwa ada orang-orang dari provinsi Galilea dibunuh dengan kejam oleh Pontius Pilatus di Bait Allah. Darah mereka dicampur dengan darah hewan kurban yang mereka persembahkan.
Orang-orang Yahudi percaya bahwa musibah yang dialami seseorang adalah hukuman atas dosa-dosanya.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Ukuran hebatnya musibah pun setara dengan dosa yang telah dilakukan orang tersebut. Tetapi dalam peristiwa ini orang-orang itu sedang beribadat, kenapa Tuhan menghukum mereka?
Kristus menolak pandangan seperti itu, tetapi Dia mengingatkan bahwa segala perbuatan yang kita lakukan di dunia saat ini, menjadi penentu apa yang akan dialami dalam kehidupan kekal.
Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita
Karena itulah Dia mengajak kita semua untuk tidak menunda-nunda dan tidak melalaikan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertobat dan menghasilkan buah-buah pertobatan.
Kristus mengingatkan ada juga kejadian lain, dimana 18 orang pekerja bangunan, mati karena ditimpa menara dekat kolam Siloam. Dalam hal ini juga tidak dapat dikatakan mereka mengalami musibah itu sebagai hukuman Tuhan.
Lihat juga: Segala Kepahitan menjadi Buah-buah Manis
Yang dapat diambil hikmatnya dari kedua kejadian tragis itu, kematian di dunia dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.
Jadi kesempatan kita untuk bertobat hanya singkat dan dapat berakhir secara tiba-tiba dan tanpa tanda-tanda awal.
Kalau tidak waspada, kematian kita akan menjadi musibah besar bagi diri kita sendiri, karena kita akan mendapat hukuman kekal yang menyakitkan.
Lihat juga: Percaya Pada Kehidupan Setelah Kematian
Kristus lalu menyampaikan suatu perumpamaan: Ada orang yang punya pohon ara yang ditanam di kebun anggurnya.
Artinya pohon itu ditempatkan ditempat yang terbaik. Tetapi dia kecewa berat dengan pohon itu karena sesudah 3 tahun ditunggu untuk mendapat buahnya yang lezat, pohon itu tidak juga berbuah.
Lihat juga: Ngeri! Penebang Bakal Kena Denda Adat Wajib Mengkafani Pohon Sialang Layaknya Manusia
Maka dia meminta tukang kebunnya untuk menebang pohon ara yang tidak berguna itu. Tetapi tukang kebunnya itu meminta kesabaran tuan nya.
Dia akan mencoba sekali lagi menggarap tanah disekeliling pohon dan memberinya pupuk. Kalau ternyata dalam setahun tidak juga berbuah, pohon itu memang layak ditebang.
Lihat juga: Berbuah karena Sohib Jesus
Waktu 3 tahun yang disebut Kristus dalam perumpamaan ini menggambarkan masa dimana Dia berkarya ditanah Palestina, dengan harapan orang-orang Israel yang sering disimbolkan sebagai pohon ara mau bertobat.
Tetapi orang-orang Israel sangat keras kepala. Tidak ada buah-buah pertobatan yang terlihat dari mereka.
Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!
Tidak tampak perbuatan kasih yang didasarkan iman dari apa yang telah diajarkanNya.
Setelah Kristus bangkit dari alam maut dan kembali bersatu dengan Bapa di surga, para rasul masih berusaha menyadarkan mereka, tetapi usaha inipun tidak banyak berhasil.
Akibatnya Allah membiarkan tentara Roma menghancurleburkan Yerusalem dan Bait Allah pun dibakar habis.
Lihat juga: Dibaptis: Lahir Kembali Menjadi Warga Kerajaan Allah
Kristus tidak pernah lelah mengajak kita untuk bertobat dan banyak berbuat kasih seperti Tuhan yang selalu menganugerahkan belas kasihNya kepada kita.
Tetapi waktu berjalan dengan sangat cepat, sehingga kesempatan yang diberikan Tuhan untuk bertobat dan berbuah dapat ‘tiba-tiba’ habis.
Lihat juga: Malaikat-malaikat Allah Sukacita karena Orang Berdosa yang Bertobat
Santo Paulus mengajak kita untuk belajar dari sejarah bangsa Yahudi. Dengan kuasa Tuhan yang sangat dahsyat, mereka dilepaskan dari perbudakan di Mesir.
Allah juga telah menyediakan tanah air baru bagi mereka, tanah yang kaya susu dan madu. Tetapi sebelum diijinkan masuk ke Tanah Terjanji, mereka harus meninggalkan berhala-hala dan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka.
Lihat juga: Tujuh Tips Kebiasaan Digital yang Baik untuk Anak
Ternyata mereka tidak rela sungguh-sungguh meninggalkan itu meskipun telah diberi waktu selama 40 tahun. Karena itu ‘Allah tidak berkenan kepada bagian terbesar dari mereka, karena itu mereka ditewaskan di padang gurun’ (1 Korintus 10:5).
Kristus telah menebus kita dari segala kutukan dosa.
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Diapun telah menyiapkan ‘tempat’ yang indah dan damai bagi kita di Rumah Bapa. Tetapi sebelum memasuki tempat yang kudus itu, kita harus menanggalkan segala perbuatan-perbuatan dosa.
Karena itu Santo Paulus berseru mengingatkan agar kita tidak lagi menginginkan hal-hal yang jahat dan janganlah bersungut-sungut terhadap Tuhan. Bersyukur dan percayalah akan kasih Tuhan (1 Korintus 10:6, 10).
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Setelah melarikan diri dari Mesir, Musa mendapat kehidupan yang nyaman di Median. Tetapi kemudian Allah memanggil dia untuk peduli dengan bangsanya yang diperbudak dengan sangat kejam di Mesir.
Tuhan ingin memakai Musa untuk menyelamatkan bangsanya dari penderitaan hebat.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Seperti Musa yang dipanggil Allah dari kenyamanan di Median, demikian juga Kristus saat ini memanggil kita untuk mau keluar dari kenyamanan hidup, untuk peduli dengan banyak orang yang sedang berada dalam kesusahan, sebagai buah-buah pertobatan kita.
Apakah kita bersedia menanggapi panggilan Tuhan ini seperti yang dilakukan nabi Musa?
Musibah atau penderitaan yang harus dihadapi di dunia bukanlah hukuman atau kutukan Tuhan yang setimpal dengan dosa-dosa kita.
Lihat juga Sempat Ateis; Bertobat dan Mengimani Yesus 100%
Allah yang Maha Rahim bukanlah Allah yang Pemarah dan Pendendam. Tetapi Kristus meng ingatkan bahwa apa yang terjadi pada diri kita, baik didunia maupun kelak dikehidupan kekal, sangat tergantung dari apa yang dilakukan saat ini.
Jangan menyia-nyiakan atau menunda-nunda kesempatan bertobat dan berbuah yang dianugerahkan Tuhan.
Lihat juga: Kerendahan Hati dan Pertobatan
Berusahalah sungguh-sungguh melepaskan segala kebiasaan-kebiasaan buruk dan berbuatlah kasih sebanyak mungkin terhadap semua orang yang kita jumpai, hari demi hari.
Dengan begitu di dalam kerahiman Tuhan, kita dapat berharap tidak sampai mengalami kejadian seperti nenek moyang bangsa Israel yang mengalami kematian sia-dia di dalam peziarahan menuju Tanah terjanji.
Marilah kita bersama-sama bertobat, berubah dan berbuah.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Mengampuni. Kemudian, Mengampuni Lagi
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.