Jangan Menghakimi

Kejadian 12:1-9,

Matius 7:1-5

Shalom,

Setelah Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi semua orang tanpa kecuali, Dia melarang kita untuk saling menghakimi sebagai salah satu wujud nyatanya.

Penghakiman yang dimaksud Kristus di sini adalah kebiasaan untuk cepat menyalahkan orang lain saat mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan.

Ketika mengalami kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, Kristus mau kita pertama-tama dengan jujur dan jernih memeriksa diri, apakah hal ini terjadi bukan karena kesalahan atau kelalaian kita sendiri, karena kitapun sering kurang berhati-hati dan punya banyak kelemahan.

Kalau memang penyebabnya karena kesalahan sesama, Kristus ingin kita berbelas kasih, seperti Allah yang tidak pernah berhenti mengampuni segala kesalahan dan kelalain kita kepadaNya.

Lihat juga: Diampuni, Diubah dan Diutus

Lihat juga: Mengampuni, Diampuni Allah Bapa

Sebagai manusia, kita hanya dapat melihat dari apa yang terlihat.

Kita hanya mampu melihat perbuatan nyata atau mendengar perkataan seseorang, tetapi tidak mengetahui apa sebenarnya yang ada di dalam hati dan pikiran orang itu dan tidak tahu situasi kondisi apa yang membuat dia melakukan kesalahan terhadap kita.

Karena ketidaktahuan ini, Kristus ingin kita berbelas kasih dengan menahan marah dan kecewa untuk lebih dulu mengetahui dan memahami penyebab sebenarnya.

Dengan mengetahui penyebabnya, kita dapat memperoleh bimbingan Tuhan untuk tidak sampai melakukan hal yang sama, dan dapat meminimalkan kemarahan, dendam dan keinginan membalas dengan keras.

Selain itu, sebelum memutuskan apa yang akan kita lakukan, bandingkanlah dengan jujur, seandainya kita yang berada dalam situasi kondisi yang sama dengan orang tersebut, apakah kita dapat berbuat lebih baik dari dia.

Pertimbangkanlah juga dengan jujur, seandainya kita yang melakukan kesalahan tersebut kepada orang lain, apa yang kita inginkan dari orang yang telah kita sakiti atau rugikan itu terhadap diri kita.

Janganlah membuat standard ganda dengan menuntut orang melakukan hal-hal yang lebih baik, yang kita sendiripun tidak sanggup melakukannya bila ada dalam situasi kondisi yang sama.

Hal-hal inilah yang dikatakan Kristus agar kita mengeluarkan balok dari mata kita lebih dulu sehingga dapat melihat dengan jelas persoalan yang sebenarnya, sebelum memutuskan apa yang akan dilakukan.

Tidak menghakimi dan malahan mau berbelas kasih saat disakiti tanpa berbuat salah, tentu memerlukan kerelaan berkorban diri dan keteguhan iman.

Tetapi ini bukan berarti tidak mungkin dilakukan.

Lihat juga: Mengimani Tritunggal Maha Kudus

Lihat juga: Menyikapi Penolakan dengan Iman

Abram (nama asli Abraham) diminta Allah meninggalkan tanah airnya pada saat dia sudah berusia 75 tahun.

Saat itu dia sudah hidup mapan dan dihormati sanak keluarga dan banyak orang.

‘Hanya’ dengan janji bahwa dia akan menjadi bapak dari suatu bangsa besar, Allah meminta dia meninggalkan semua kemapanan itu untuk pergi ke suatu daerah yang tidak diberi tahu dan belum pernah dikunjunginya.

Perintah dan janji Allah ini sangat tidak masuk akal, karena dalam usianya yang sudah 75 tahun, Abram dijanjikan akan menjadi bapak dari suatu bangsa besar, padahal sampai saat itu dia belum memperoleh satu orangpun anak.

Di tengah ketidak mengertiannya, Abram dengan berani mengambil keputusan untuk mentaati perintah Allah.

Dasarnya, karena Dia percaya kepada Allah. Kepercayaan tidak membutuhkan pengertian.

Ternyata Alkitab mencatat bahwa apa yang dijanjikan Allah kepada Abram, semuanya digenapi, sekalipun bukan seperti yang mampu dipikirkan manusia sebelumnya.

Lihat juga: Menjadi Murid yang Sama Seperti Yesus Sang Guru

Lihat juga: Yesus Mencela Kedegilan Hati Murid-Nya

Sebagai murid-muridNya, Kristus meminta kita untuk tidak menghakimi orang yang berbuat salah.

Dia ingin kita selalu saling berbelas kasih seperti Dia mengasihi setiap kita.

Dia ingin kita meninggalkan kecenderungan untuk menganggap diri paling benar dan menuntut orang lain berbuat sesuatu yang kita sendiri sebenarnya tidak mampu melakukannya.

Secara logika apa yang diperintahkan Kristus ini tidak mungkin dapat dilakukan.

Tetapi mari kita ikuti iman dan keteladanan Abram.

Dia mau taat kepada Allah sekalipun tidak mengerti dan harus banyak berkorban karena harus meninggalkan kemapanan dan kebiasaan-kebiasaan hidup sebelumnya, dalam usia yang sudah lanjut.

Ketaatannya membuat Allah menjadikan dia sebagai bapak segala bangsa, bapa semua orang yang beriman kepada Allah sejati.

Allah juga menganugerahkan Abram tanah yang luas sebagai tanah air baru bagi dia dan keturunan-keturunannya.

Demikian juga kalau kita mau taat kepada Allah, mau mengikuti ajaran-ajaran Kristus untuk tidak menghakimi melainkan mengampuni sesama, maka pada saat Penghakiman Terakhir, Kristus sebagai Hakim Agung akan memberi kita ‘tempat’ yang indah dalam keabadian di Rumah Bapa.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Biarawati Asal Ambon Maknai Ziarah ke Rumah Allah Bapa Saat Jalan Sama Biksu Thudong dari Jakarta ke Candi Borobudur

Lihat juga: Menghayati Doa yang Diajarkan Kristus


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Diutus untuk Membawa Kedamaian
    • July 6, 2025

    Yesaya 66:10-14C Galatia 6:14-18 Lukas 10:1-9 Shalom, Setelah sebelumnya Kristus memanggil, memberi kuasa dan mengutus ke 12 rasul untuk mulai mewartakan Injil, maka tahap berikutnya Kristus memanggil dan mengutus 70

    Kristus Selalu Ada di Tengah Kita
    • July 3, 2025

    Efesus 2:19-22 Yohanes 20:24-29 Shalom, Pada hari Minggu pertama setelah wafatNya di kayu salib, Kristus menampakkan diri kepada para rasul yang sedang bingung, takut, sedih dan patah harapan. Tetapi Thomas,

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    Pendidikan Bernafas Eros

    Pendidikan Bernafas Eros

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading