
Yeremia 17:5-10, Lukas 16:19-31
Shalom,
Suatu kali Kristus memberi pengajaran kepada murid-muridNya dengan memakai suatu perumpamaan yang indah dan penuh makna.
Ada seorang pengemis bernama Lazarus (artinya: Allah menolong) dan seorang kaya yang hidup dalam kemewahan. Biasanya, yang dikenal namanya orang yang kaya. Tetapi di sini, yang disebut nama justru si pengemis.
Lihat juga: Berbelas Kasih
Dalam hal ini Kristus mau menyiratkan bahwa bagi Allah yang penting bukan apa yang kita miliki, tetapi bagaimana sikap hati kita.
Lazarus sering berbaring dekat pintu rumah si kaya sehingga si kaya pasti sering melihat dia. Tetapi orang kaya itu sama sekali tidak mau peduli dengan Lazarus yang sangat menderita.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus: Tentang Si Miskin
Ketidakpedulian terhadap sesama yang sedang menderita adalah wujud nyata dari ketidakpedulian terhadap Allah, karena Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:8).
Di dalam kemewahan, orang-orang kaya banyak yang merasa dapat mengatasi segala persoalan dengan mengandalkan uang dan relasi baik dengan para penguasa dan teman-temannya, sehingga tidak merasa banyak tergantung kepada Allah.
Lihat juga: Paus Fransiskus Ajak Natal Umat Peduli Kaum Miskin
Karena itu mereka juga tidak peduli dengan FirmanNya.
Kepada orang-orang yang bersikap seperti ini, Tuhan berfirman melalui nabi Yeremia: ‘Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya (kekayaan, kepandaian, kekuasaanya) sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan’ (Yeremia 17:5, 7).
Lihat juga: Tuhan Memberkati Kita Melalui Orang Lain
Meskipun orang kaya ini tidak melakukan hal-hal yang buruk (kekerasan fisik) terhadap Lazarus, tetapi dia tidak mau menggunakan kelebihan-kelebihan yang ada padanya untuk berbelas kasih.
Inilah dosa kelalaian yang dapat membuat kita di dalam Penghakiman Terakhir, ditolak Kristus untuk masuk kedalam Kerajaan Surga (Matius 25:45).
Lihat juga: Syukuri Segala Anugerah Kasih Tuhan
Lazarus pada saat ini bukan hanya berupa para pengemis saja, tetapi dapat terwujud dalam diri pembantu-pembantu rumah tangga, tetangga-tetangga ataupun keluarga-keluarga yang hidup dalam kekurangan, yang sehari-hari ada di sekitar kita.
Pada saat Lazarus meninggal, tidak ada yang peduli dengan kematiannya. Tetapi dia dibawa malaikat kepangkuan Abraham di surga.
Lihat juga: Tanggapi Greysia-Aprilia akan Masuk Neraka, Pastor Kopong: Surga Tak Semurah Simbol
Berselang sesaat, orang kaya itu juga mati. Banyak orang yang menangisi dia dan menghantar jasadnya ke makam yang mewah. Tetapi ternyata tidak ada malaikat yang datang menjemputnya, sehingga dia tidak dapat masuk ke dalam surga.
Orang kaya itu tercampak di dalam panas dan gelapnya alam keabadian.
Lihat juga: Malaikat-malaikat Allah Sukacita karena Orang Berdosa yang Bertobat
Dia harus mengalami penderitaan kekal bukan karena kekayaannya, tetapi karena dia tidak mau menggunakan harta kekayaannya untuk peduli kepada sesama. Dengan angkuh dia mengabaikan segala Firman Tuhan.
Abraham saat hidup di dunia juga sangat kaya tetapi dalam seluruh kehidupannya dia mau mendengar dan taat kepada Tuhan.
Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya
Di dalam penderitaannya, orang kaya itu berseru kepada Abraham agar dia menyuruh Lazarus memberinya air.
Dia meminta Abraham menyuruh Lazarus menolongnya padahal selama hidupnya dia tidak pernah tergerak menolong Lazarus dalam penderitaannya.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Kita sering bersyukur kalau di dalam kesulitan ada orang yang tergerak menolong. Tetapi apakah kita juga mau dipakai Allah untuk menolong orang-orang yang sedang berkesusahan?
Di dalam penderitaannya orang kaya itu memohon kepada Abraham untuk mengutus orang yang datang dari antara orang mati, ke rumah ayahnya, karena masih ada 5 orang saudaranya yang masih hidup dengan gaya hidup dan cara berpikir seperti dirinya.
Lihat juga: Mohon Kekuatan Tuhan
Maksudnya agar mereka mau memperbaiki diri, supaya tidak mengalami penderitaan seperti yang dia alami.
Tetapi Abraham mengatakan: ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati’.
Lihat juga: Yesus Membangkitkan Segala Macam Kematian Lainnya
Dalam hal ini Kristus mau mengatakan bahwa kalau orang tidak mau percaya kepada apa yang difirmankan Tuhan melalui para hambaNya, maka orang itupun tidak akan percaya kepadaNya sebagai Orang yang telah bangkit dari kematian.
Kalau orang mau sungguh percaya kepada Kristus, konsekwensinya adalah mau percaya dengan semua yang Dia ajarkan dan melakukan semua yang Dia kehendaki, termasuk ajaran-ajaranNya tentang bagaimana kita harus memperlakukan segala kelebihan yang dipercayakan Tuhan kepada kita untuk peduli kepada sesama dan alam ciptaanNya.
Lihat juga: Penciptaan Baru Dunia
Mari kita membuka diri untuk dibimbing dan dipakai Kristus untuk menjadi alat-alatNya untuk menolong, menghibur dan menguatkan mereka yang sedang menderita.
Janganlah hanyut dalam kemapanan dan kenikmatan hidup sehingga lalai untuk peduli kepada para Lazarus di sekitar kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Kunci Bahagia: Nikmati Momen Saat Ini
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.