
Ulangan 4:1, 5-9, Matius 5:17-19
Shalom,
Pengajaran-pengajaran yang diberikan Kristus, sering tidak sama, bahkan seperti bertentangan dengan apa yang selama ini ditafsirkan dan diimani oleh orang-orang Yahudi, yang mereka terima dari para ahli Taurat. Karena itu banyak orang mengira Kristus ingin mengubah hukum Taurat dengan ajaran-ajaranNya.
Menanggapi pendapat ini ini, Kristus mengatakan dengan tegas: ‘Jangan kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau Kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya’.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Nabi-Nabi Sejati
Hukum Taurat bukan buah pemikiran nabi Musa tetapi berasal dari Allah sendiri.
Semua yang berasal dari Allah pasti baik dan sempurna setidaknya untuk situasi kondisi masyarakat saat itu. Karena itu Kristus mengatakan: ‘Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi’.
Lihat juga: Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini
Nabi Musa menerima hukumTaurat dan mengajarkannya kepada bangsanya, agar mereka dilayakkan Tuhan untuk menempati negeri yang akan diberikan Tuhan kepada mereka.
Musa juga terus mengingatkan bahwa saat nanti mereka telah menempati Tanah Terjanji, mereka harus tetap setia mentaati hukum Taurat dan mengajarkannya kepada semua anak-anak mereka secara turun temurun, karena hukum Taurat akan membuat mereka memperoleh kebijaksanaan di dalam menghadapi dinamika kehidupan (Ulangan 4:1, 5-6).
Ketaatan pada hukum Taurat akan membuat mereka mampu menjadi bangsa yang besar, yang hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan, sehingga akan dikagumi dan diikuti juga oleh bangsa-bangsa lain.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Dengan demikian keselamatan dari Allah pada akhirnya dapat dialami semua orang dari segala bangsa.
Karena pesan nabi Musa itulah hukum Taurat menjadi dasar kebudayaan bangsa Yahudi yang ‘dijaga ketat’ turun temurun agar semua orang mentaatinya.
Para ahli Taurat diberi wewenang untuk mengajarinya dan memberi hukuman kepada orang yang berani melakukan, apalagi mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan hukum Taurat.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Kristus tidak bermaksud mengubah hukum Taurat tetapi Dia menggenapinya. Pengertian ‘menggenapi’ di sini ada dua:
Yang pertama, Menjadikan segala yang telah dinubuatkan para nabi dapat terwujud, terutama nubuat-nubuat tentang kedatangan Mesias. ‘Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh oleh tiap-tiap orang yang percaya’ (Roma 10:4).
Yang kedua, Hukum Taurat pada intinya mengajarkan tentang keadilan, baik dalam relasi antara Tuhan dengan manusia maupun di antara sesama manusia.
Lihat juga: Menggembalakan Domba-domba Kristus
Kristus menggenapi keadilan yang telah diajarkan itu dengan kasih. ‘Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena kasih adalah kegenapan hukum Taurat’ (Roma 13:10).
Keadilan terjadi kalau kita tidak melanggar hak-hak orang lain dan sanggup mempertahankan apa yang menjadi hak kita. Tetapi kasih, selain tidak melanggar hak-hak orang lain, juga rela untuk memberikan hak-hak kita untuk kebaikan, kepentingan dan kebahagiaan orang lain.
Orang tidak bisa benar-benar mengasihi orang lain kalau di dalam dirinya tidak ada keadilan.
Lihat juga: Memilih Berbuat Baik dan Benar karena Yesus
Para nabi mengajarkan bahwa keselamatan hidup setiap orang tergantung dari ketaatannya kepada hukum Taurat.
Tetapi Kristus mengajarkan bahwa tujuan hidup kita bukanlah semata-mata untuk mentaati Taurat, tetapi melalui hukum-hukum Allah kita belajar memahami kasih Tuhan yang teramat mendalam kepada setiap orang, sehingga menggerakkan kita untuk membalas kasihNya itu dengan ketaatan akan bimbingan-bimbinganNya dan dalam mengasihi sesama.
Lihat juga: Bertekun Menjalani Relasi dengan Tuhan
Dengan kesadaran akan kasih Tuhan, ketaatan bukan lagi atas dasar takut untuk dihukum atau sebaliknya untuk mendapatkan upah, tetapi untuk mengalami dan membalas kasih Allah.
Di dalam relasi yang penuh kasih seperti itulah kebahagiaan dan kedamaian sejati akan dialami, tanpa tergantung dari situasi kondisi hidup yang sedang dihadapi.
Lihat juga: Relasi Mesra dengan Allah
Kristus adalah kegenapan hukum Taurat karena segala nubuat para nabi tentang Mesias yang akan datang, terjadi pada DiriNya dan dilakukanNya.
Kasih yang diajarkan Kristus adalah kegenapan hukum Taurat yang membawa kebahagiaan dan kedamaian hidup baik saat ini maupun di alam kekal.
Lihat juga: Dia Harus Makin Besar
Kalau saat ini hidup kita masih terjerat dalam kegelisahan, kemarahan atau keputusasaan, periksalah diri dengan jujur dan rendah hati, sejauh mana kita telah benar-benar mentaati ajaran-ajaran Kristus.
Marilah kita di dalam masa pertobatan ini mau lebih bersungguh-sungguh memahami ajaran-ajaran Kristus khususnya tentang berbelas kasih dan pengampunan agar dapat semakin menemukan kebijaksanaan hidup yang membawa kita kepada kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.