
Yeremia 7:23-28, Lukas 11:14-23
Shalom,
Pengusiran-pengusiran setan yang dilakukan Kristus, membuat para ahli Taurat benar-benar bingung dan gelisah.
Di satu sisi, karena Kristus mengajarkan ajaran dan penafsiran-penafsiran hukum Taurat yang berbeda tetapi kebenarannya tidak terbantahkan, dengan yang mereka sering sampaikan ke umat, mereka menganggap Kristus seorang pendosa, bahkan penghojat Allah yang ingin menyesatkan umat dengan kuasa iblis.
Tetapi di sisi lain mereka melihat sendiri bagaimana Dia mengusir setan hanya dengan kata-kataNya yang penuh kuasa.
Lihat juga: Dibaptis: Mengenakan Kristus, Menerima Roh Kudus dan Menolak Roh Jahat
Sesuatu yang tidak sanggup mereka lakukan. Kebingungan ini lalu mereka jawab sendiri dengan menuduh Kristus menggunakan Beelzebul, yang dipercaya mereka sebagai kepala dari semua setan.
Logikanya, karena diusir oleh atasannya, maka iblis yang membisukan seseorang itu, terpaksa mentaatinya.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Menanggapi tuduhan ini, Kristus mengatakan kalau Dia menggunakan kuasa Beelzebul untuk mengusir setan yang telah menguasai seseorang, berarti dalam ‘kerajaan setan’ terjadi perpecahan, terjadi suatu perebutan kekuasaan.
Di manapun juga, kalau terjadi perpecahan pasti terjadi kehancuran. Pada kenyataannya, kerajaan setan masih tetap ada dan setan-setan terus berusaha menjerat sebanyak mungkin orang untuk dibawa ke dalam kekuasaannya.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Kerajaan Allah Ada di Sini
Kerajaan setan memang akan segera runtuh tetapi bukan karena di dalamnya terjadi perpecahan melainan karena Kristus telah berkarya menghadirkan Kerajaan Allah di atas muka bumi ini.
Karena Beelzebul secara harafiah berarti tuan rumah, Kristus lalu memberi suatu perumpamaan agar jawabanNya dapat dimengerti: ‘Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata, menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata yang diandalkannya’.
Lihat juga: Kantor Kemenag dapat Digunakan sebagai Rumah Ibadat Sementara
Dalam perumpamaan ini, yang dimaksud dengan orang yang kuat yang menjaga rumahnya adalah setan.
Segala miliknya adalah orang-orang yang telah ada dalam perangkapnya, yaitu mereka yang telah dikuasai hati dan pikirannya dengan hal-hal yang jahat: kebencian, iri hati, dendam, kesombongan, kekejaman dan lain sebagainya.
Seorang yang lebih kuat yang datang, adalah Kristus sendiri. Dialah yang akan mematahkan kekuatan iblis dan kemudian membebaskan orang’orang yang semula dikuasai setan, dari segala kecenderungan berbuat jahat dan kutukan dosa.
Lihat juga: Malaikat-malaikat Allah Sukacita karena Orang Berdosa yang Bertobat
Kristus lalu berbalik bertanya kepada penanyaNya yang kemungkinan besar adalah seorang ahli Taurat: ‘Jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu, merekalah yang akan menjadi hakimmu’.
Pertanyaan ini disampaikan Kristus karena umumnya orang ‘mengukur’ orang lain berdasarkan dirinya sendiri. Orang yang selalu menilai orang lain dari sisi yang negatif, menunjukkan bahwa hati, pikiran dan kehendaknya sendiri yang sering dikuasai segala keburukan.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Rencana Allah untuk Kita
Sejak awal Tuhan telah menyiapkan rancangan-rancangan indah bagi kita (Yeremia 29:11). Tetapi karena membiarkan diri digoda iblis dan dikuasai pikiran-pikiran duniawi, kita sering lebih percaya rencana-rencana kita sendiri dari pada masuk dalam rancangan Allah.
Karena itu, Allah berseru memberi peringatan melalui nabi Yeremia: ‘Dengarkanlah suaraKu, maka Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umatKu dan ikutilah seluruh jalan yang Kuperintahkan kepadamu, supaya kamu berbahagia. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat dan mereka memperlihatkan belakangnya dan bukan mukanya’ (Yeremia 7:23-24).
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Dengan kasih dan kuasaNya, Kristus ingin membebaskan semua orang dari segala perangkap iblis, agar semua orang dapat menemukan kembali kebahagiaan hidup.
Akan tetapi, tidak semua orang mau mendengarkan dan percaya kepadaNya, seperti bani Israel yang terus menolak bimbingan Allah yang disampaikan melalui para nabi.
Kristus mengingatkan bahwa siapapun yang menolak mendengarkan ajaran-ajaranNya dan untuk berjalan di jalan kebenaranNya sesungguhnya dia telah memposisikan diri sebagai lawan-lawanNya.
Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat
Orang itu telah membiarkan dirinya ada dalam penguasaan iblis yang pasti cepat atau lambat akan menghancurkannya. Sebaliknya, kalau kita mau mendengarkan ajaran-ajaranNya, konsekwensinya adalah kita harus bersama Kristus mengumpulkan sebanyak mungkin orang untuk mau bertobat dengan melakukan banyak perbuatan kasih dengan hati yang gembira dan penuh syukur.
‘Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai beraikan’
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Mengampuni. Kemudian, Mengampuni Lagi
Di masa pra Paskah ini, dengan berdoa dan berpuasa bersama, mari kita lebih bersungguh-sungguh membersihkan diri dari segala noda dosa, sehingga semakin hari dapat menjadi semakin peka mendengar bimbingan Allah dan semakin taat melaksanakannya.
Sediakanlah diri untuk dipakai Kristus mewartakan Firman Allah dengan banyak berbuat kasih, sehingga kita tidak lagi menjadi orang yang bisu rohani.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Waspadalah Kebutaan Rohani
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.