
Kisah Para Rasul 7:51-8:1a,
Yohanes 6:30-35
Shalom,
Kristus mengajak orang banyak yang mengerumuniNya untuk bekerja bukan hanya untuk makanan jasmani tetapi untuk mendapat makanan yang dapat membuat mereka hidup dalam kekekalan.
Untuk itu mereka harus percaya kepadaNya karena Dialah Utusan Allah. Tetapi orang-orang banyak itu meminta tanda yang lebih jelas supaya mereka mau percaya kepadaNya.
Mereka mengatakan bahwa nabi Musa telah memberi nenek moyang mereka makanan yang mereka sebut sebagai roti dari surga, ketika nenek moyang mereka ada di padang gurun selama 40 tahun. Karena itu nenek moyang mereka mau percaya dan taat kepadanya.
Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah
Lihat juga: Tetap Taat dan Percaya di Saat Kecewa
Sebagian besar orang yang mengerumuni Kristus saat itu adalah orang-orang yang baru saja mengalami mujizat pergandaan roti dan ikan. Tetapi mujizat itu ternyata tidak cukup memuaskan mereka.
Yang mereka inginkan, Kristus selamanya dapat memberi makanan yang membuat mereka kenyang, tanpa harus banyak bekerja.
Sikap orang-orang Yahudi saat itu sebenarnya mencerminkan kehidupan rohani kita saat ini:
-Kristus mengajak kita untuk percaya kepadaNya, untuk taat kepada ajaran-ajaranNya agar pada saatnya kita dilayakkan masuk ke dalam kebahagiaan kekal bersama Dia.
Tetapi seperti orang-orang Yahudi saat itu, dengan angkuh kita mengajukan syarat untuk mau percaya, yaitu agar Tuhan selalu memberikan apa yang kita mau.
Ketika kesulitan dan tantangan hidup terjadi: sakit penyakit, kegagalan dalam usaha, masalah dalam rumah tangga dan lain sebagainya, kita mengeluh dan menganggap Tuhan telah ingkar janji.
-Sebagian besar orang-orang yang ada di situ baru saja mengalami (bukan hanya melihat) mujizat yang mencengangkan, tetapi mereka sudah menuntut ditunjukkan lagi mujizat lain supaya dapat percaya.
Saat ini kitapun sering begitu cepat melupakan kasih dan kuasa Allah dan terus mempunyai tuntutan-tuntutan baru sebagai syarat untuk tetap percaya dan taat kepada Kristus.
Lihat juga: Menghayati Mujizat di Kana
Lihat juga: Menghayati Makna Mendalam Mujizat Pergandaan Roti dan Ikan
Kristus menjawab permintaan mereka dengan menjelaskan bahwa bukan Musa yang memberikan nenek moyang mereka roti, melainkan BapaNya.
Saat itu Allah setiap hari memberi roti dari surga agar umat pilihanNya dapat bertahan hidup di padang gurun yang gersang. Tetapi roti yang diberikan itu adalah makanan jasmani yang hanya dapat memberi kenikmatan dan kekuatan sebentar saja.
Kristus mengatakan bahwa Dia adalah Roti yang turun dari surga.
Bapa menganugerahkan DiriNya kepada dunia sebagai Roti Kehidupan agar semua orang dari segala bangsa tahu, dimampukan dan dilayakkan memperoleh kebahagiaan hidup baik saat ini maupun kelak dikehidupan kekal. Siapa yang datang dan percaya kepadaNya, tidak akan lapar dan lelah lagi.
Lihat juga: Sohib Yesus Bilang ke Gue: Dasar Lu Orang Kurang Percaya!
Lihat juga: Percaya Pada Kehidupan Setelah Kematian
Di depan Mahkamah Agama, Stefanus dengan sangat berani mengatakan kepada anggota-anggota Mahkamah Agama bahwa mereka, sama seperti nenek moyang mereka, sebenarnya adalah orang-orang yang menentang Roh Kudus (Kisah Para Rasul 7:51).
Nenek moyang mereka selalu membunuhi dan menganiaya para nabi. Sekarang mereka membunuhi orang-orang yang bernubuat tentang kedatangan ‘Orang Benar/Mesias’ dan bahkan membunuh Mesias.
Para anggota Mahkamah agama amat sangat marah mendengar itu. Namun di tengah caci maki dan kemarahan para anggota Mahkamah Agama, Stefanus mendapat penglihatan yang membuatnya sangat terhibur dan memperoleh kekuatan: ‘Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah’.
Mendengar itu, lengkaplah kemarahan anggota-anggota mahkamah saat itu, karena dengan kata-kata itu Stefanus bersaksi bahwa Yesus Kristus yang mereka salibkan ternyata telah bangkit dan ada di sisi Allah.
Dengan begitu mereka benar-benar adalah pembunuh Mesias, bukan hanya penghojat Allah!
Mereka kemudian menyeret Stefanus keluar kota dan merajam dia sampai mati.
Sebelum meninggal, Stefanus dengan penuh iman berdoa mengikuti doa Kristus sebelum wafat di kayu salib: ‘Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka’.
Lihat juga: Salib Kristus Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Bangga Salib Yesus
Apa yang dialami Stefanus ditulis penginjil Lukas sebagai suatu kesejajaran dengan apa yang dialami Kristus.
Seperti Kristus, Stefanus di hadapkan ke Mahkamah Agama di mana Dia difitnah oleh saksi-saksi palsu.
Kristus dibunuh dan disalibkan di luar kota Yerusalem, Stefanus dirajam batu sampai mati juga di luar kota Yerusalem.
Sebelum wafat, Kristus memohon Bapa mengampuni semua orang yang telah membunuhNya. Demikian juga yang dilakukan Stefanus.
Dengan kesejajaran itu, kita mengimani bahwa setelah wafat, Stefanus juga akan mengikuti Kristus untuk berbahagia dialam kekal.
Bagi orang yang percaya kepada Kristus, kematian di dunia ‘hanyalah’ suatu proses untuk dilayakkan tinggal di surga bersama Kristus dan para kudusNya.
Apa yang terlihat dunia sebagai sesuatu yang sia-sia, di hadapan Tuhan dapat merupakan hal yang sangat berharga.
Lihat juga: Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Mari kita bersama-sama meneladani Santo Stefanus yang di dalam seluruh hidupnya menyerahkan diri untuk dipakai Tuhan.
Stefanus taat dan percaya kepada Kristus sampai wafat, tanpa mengajukan syarat dan bertanya apa upah yang akan dia dapat
Di dalam kasih, Allah telah memberi segala yang terbaik kepada kita. Ketika kita bersujud dan berserah, Dia akan menganugerahkan kita kedamaian dan kebahagiaan kekal.
Menghitung-hitung apa yang telah dan akan diperoleh kalau percaya dan taat mengikuti ajaran-ajaran Kristus adalah tanda bahwa kita tidak percaya akan kemurahan dan kebijaksanaan Kristus. Dijauhkanlah sikap iman seperti itu dari kita.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Iman di Saat Tidak Mampu Mengerti
Lihat juga: Iman yang Memerdekakan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.