
Yesaya 50:4-9a, Matius 26:14-25
Shalom,
Yudas Iskariot pergi kepara imam kepala, menawarkan ‘jasa’ untuk menyerahkan Gurunya.
Dia setuju menerima 30 uang perak untuk memberi informasi kapan waktu yang tepat untuk menangkap Kristus tanpa menimbulkan banyak keributan, karena kenyataannya ada banyak orang percaya bahwa Kristus adalah seorang Nabi besar.
Uang sejumlah itu mengacu pada hukum Taurat sebagai uang pengganti yang harus dibayar kalau ada orang yang karena kelalaiannya menyebabkan budak orang lain meninggal (Keluaran 21:32).
Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat
Lihat juga: Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini
Dengan tidak adanya tawar menawar upah yang akan diterimanya, menunjukkan alasan sebenarnya dari penghianatan Yudas, bukanlah uang.
Apalagi kalau diingat, Yudas telah selama sekitar 3 tahun meninggalkan keluarga dan pekerjaannya agar dapat mengikuti Kristus.
Dibalik penghianatannya, Yudas memendam banyak kekecewaan kepada Kristus.
Lihat juga: Sikap Hati dalam Berdoa
Lihat juga: Kerendahan Hati Yang Menyelamatkan
Sebelum menjadi murid Kristus, dia adalah anggota kelompok Zelot, kelompok garis keras Yahudi dalam melawan penjajahan Roma.
Mereka tidak segan-segan membunuh orang Yahudi yang dianggap bekerja sama dengan orang-orang Roma.
Semula Yudas sangat berharap Kristus dapat menjadi pemimpin bangsaNya untuk melawan Roma.
Lihat juga: Anak Yatim Katolik-Kristen dan Lintas Iman Ketuk Pintu Langit Doakan Keselamatan Bangsa
Lihat juga: Para Tokoh Agama Akan Doa Kebangsaan Lintas Agama 18 Maret
Tetapi kenyataannya yang dilawan Kristus adalah segala bentuk dosa dan kesesatan, bukan penjajah.
Kepada bangsaNya, Kristus tidak menanamkan kebencian terhadap orang-orang Roma, tetapi malahan mengajarkan untuk mengasihi semua orang tanpa kecuali.
Yudas sangat kecewa ketika ada begitu banyak orang mengelu-elukan Kristus ketika masuk ke Yerusalem, tetapi Dia tidak memakai kesempatan itu untuk menggerakkan pemberontakan terhadap Roma.
Lihat juga: Kristus Diadili dan Mengadili
Lihat juga: Kristus Mempersatukan dan Menyelamatkan Kita
Tumpukan kekecewaan ini membuat Yudas mengambil keputusan sendiri.
Dia ingin memaksa Kristus melawan orang-orang Roma, dengan membiarkan Dia ditangkap, sehingga ‘terpaksa’ melawan dengan kuasaNya.
Di dalam pekan suci ini, mari kita periksa diri dengan jujur.
Lihat juga: Menjadi Pemenang Sejati
Lihat juga: Menanggapi Teguran Allah
Adakah tumpukan kekecewaan terhadap Allah di dasar hati kita?
Ketika Dia tidak memberi apa yang kita inginkan, saat Dia membiarkan orang-orang yang mengasihi dan kita kasihi mengalami kematian atau ketika Dia membiarkan kita mengalami sakit penyakit yang menyiksa dan berkepanjangan.
Apakah dengan segala kekecewaan itu, kita masih percaya bahwa Dia Allah yang turut bekerja dalam segala perkara untuk kebaikan kita?
Lihat juga: Berpuasa untuk Memperbaiki Relasi dengan Allah
Lihat juga: Kebaikan Tuhan via Korek Gas
Dalam perjamuan makan terakhir para rasul yang lain menyapa Kristus sebagai Tuhan (ayat 22), tetapi Yudas menyebutNya sebagai Rabbi (ayat 25).
Yudas sudah tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah.
Apakah didalam kekecewaan dan ketidak mengertian atas penyelenggaraan Allah, kita masih mau taat kepada perintah-perintahNya dan tidak mecari allah-allah lain sebagai penolong?
Lihat juga: Allah Melihat Segala yang Tersembunyi
Lihat juga: Menjadi Wajah Belas Kasih Allah
Semakin menumpuk kekecewaan kepada Allah, semakin kita tidak dapat menyelami kasih dan kebijaksanaanNya.
Dalam perjamuan makan malam terakhir bersama para rasulNya, Kristus dengan tegas mengatakan bahwa Dia sudah tahu penghianatan yang akan dilakukan Yudas.
Karena itu Kristus mengatakan: ‘Salah seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku (kepada para imam dan orang-orang Farisi)’.
Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes
Lihat juga: Upah Mengikuti Kristus
Ketika Yudas dengan penuh kepura-puraan menguji Dia dengan bertanya: ‘Bukan aku (kan) ya Rabi?’.
Kristus menjawab: ‘Engkau telah mengatakannya’.
Kristus sudah tahu apa yang akan terjadi. Dia sudah tahu siapa penghianatNya tetapi Dia tidak melakukan apapun untuk menyelamatkan Diri.
Lihat juga: Salib Kristus Menyelamatkan Kita
Lihat juga: Dipanggil untuk Diselamatkan
Kristus malah mengatakan: ‘Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak manusia itu diserahkan’.
Dengan begitu Kristus mau mengatakan bahwa segala penderitaan dan kematian yang segera akan dialamiNya adalah memang kehendak Allah sebagai cara untuk menyelamatkan manusia yang telah terperangkap di dalam dosa dan berada dalam kekuasaan iblis.
Karena ini kehendak Bapa, Dia rela untuk taat dan melakukannya meskipun pasti menghadapi penderitaan Allah dengan kuasa yang tidak terbatas, mengubah penghianatan yang sangat kejam menjadi suatu karya keselamatan yang tidak ada taranya.
Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya
Lihat juga: Berjaga-jagalah agar Tidak Jatuh ke dalam Dosa
Kristus adalah teladan sempurna ketaatan kepada Allah.
Sebagai murid-murid Kristus, kitapun seharusnya memiliki ketaatan seperti itu.
Untuk dapat tetap taat dalam segala situasi dan kondisi kehidupan, kita juga dapat belajar dari kesaksian nabi Yesaya: ‘Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling kebelakang’. (Yesaya 50:4b-5).
Lihat juga: Menjadi Murid yang Sama Seperti Yesus Sang Guru
Lihat juga: Yesus Mencela Kedegilan Hati Murid-Nya
Dengarkan, renungkan dan tanamkanlah di dalam hati Firman Allah setiap hari agar dalam mengalami pergulatan hidup, kita tidak sampai melakukan hal-hal yang jahat di hadapanNya.
Katakanlah: ‘Ya, Tuhan’ di saat mengerti apa yang dikehendakiNya.
Katakanlah: ‘Amin, Tuhan, aku percaya kepadaMu’ di waktu tidak mampu memahami.
Janganlah lari dari Tuhan di saat kekecewaan terjadi, tetapi justru larilah kepada Tuhan untuk memohon kekuatan agar tetap mampu taat, karena percaya penyelenggaraanNya adalah yang terbaik bagi kita untuk dapat mengalami kebahagiaan sejati.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Tuhan Memberkati Kita Melalui Orang Lain
Lihat juga: Ngubah Hati Najis Jadi Berkat
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.