
Daniel 3:14-20, 24-25, 28, Yohanes 8:31-42
Shalom,
Kristus mengatakan: ‘Jikalau kamu tetap dalam FirmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu. Kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu’.
Tetap dalam Firman berarti menjadikan Firman Tuhan sebagai dasar dari sikap hati dan cara berpikir kita dalam berkata-kata dan melakukan segala tindakan.
Untuk itu Firman harus benar-benar dihayati dan ditanamkan di dalam hati dan pikiran kita, bukan hanya sekedar didengar atau dihafal saja.
Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya
Dengan melakukan apa yang diajarkan di dalam firman, kita akan semakin dapat menemukan kebenaran-kebenaran sejati di dalamnya yang membawa kebahagiaan dan kedamaian serta semakin meneguhkan kita untuk taat dan percaya.
Dengan begitu kita juga dapat menjaga diri untuk tidak terperangkap, terus mengulang-ulang berbagai perbuatan dosa, dan tidak terbelenggu dengan hal-hal duniawi.
Lihat juga: Malaikat-malaikat Allah Sukacita karena Orang Berdosa yang Bertobat
Kristus dengan tegas menekankan: ‘Setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa’.
Seperti seorang hamba yang terikat kepada tuannya dan hanya dapat melakukan apa yang diperintahkan tuannya, demikian juga kalau kita membiarkan diri hidup dalam dosa, maka dosa itu akan membawa kita semakin terikat dengan perbuatan-perbuatan buruk yang mencelakakan diri dan sesama.
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah teman-teman dekat Daniel.
Mereka berempat adalah orang-orang Yahudi pilihan yang dibina untuk menjadi tenaga-tenaga andalan bagi kerajaan Babel dengan Nebukadnezar sebagai rajanya.
Prestasi mereka sangat mengesankan sehingga di satu sisi raja semakin percaya dan sayang kepada mereka tetapi disisi lain mereka dicemburui banyak orang-orang Babel.
Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah
Dalam pembuangan di Babel itu mereka berempat mendapat fasilitas-fasilitas istimewa karena kepandaian mereka.
Meskipun begitu, mereka tetap taat dan setia kepada Yahwe.
Mereka tidak mau ikut menyembah dewa-dewa berhala.
Lihat juga: Allah Melihat Segala yang Tersembunyi
Suatu kali, Nebukadnezar yang telah dipengaruhi orang-orang sekitarnya yang penuh kecemburuan dengan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, memerintahkan bahwa semua orang harus menyembah dewanya yang berupa patung emas, dengan ancaman hukuman mati bagi yang menolaknya.
Teman-teman Daniel ini tetap tidak mau berkhianat kepada Yahwe.
Akibatnya raja menangkap dan memberi perintah langsung kepada ketiganya untuk menyembah patung emas.
Lihat juga: Pater Kopong MSF: Katolik Tidak Menyembah Berhala
Kalau menolak, mereka akan dibakar hidup-hidup.
Di bawah tekanan hidup mati itu, ketiganya tetap tidak mau menyembah berhala.
Mereka menunjukkan keteguhan iman yang luar biasa: ‘Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu dan dari dalam tanganmu, ya raja. Tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu’. (Daniel 3:17-18).
Lihat juga: Semangat Iman yang Baru
Oleh iman yang teguh, ketiga orang muda itu sungguh menjadi orang yang merdeka.
Secara fisik mereka menjadi tawanan, tetapi rohani mereka tetap bebas tertuju kepada Yahwe, sebagai satu-satunya Allah yang mereka sembah.
Mereka tidak mau menjadi tawanan kenikmatan hidup atau ketakutan akan kesakitan tubuh karena dibunuh dengan dibakar hidup-hidup, karena percaya seluruh hidup berasal dari Allah dan harus digunakan untuk memuliakan Allah.
Lihat juga: Menjadi Wajah Belas Kasih Allah
Terhadap Allah, mereka juga menunjukkan cinta yang sejati.
Mereka tidak menuntut Allah harus menolong mereka dari kobaran api.
Mereka tentu sangat bersyukur kalau Tuhan berkenan menolong, tetapi kalaupun Tuhan berkehendak lain, mereka tetap percaya akan cinta Tuhan dan penyelenggaraanNya yang sempurna.
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Ada banyak orang yang mau taat kepada Tuhan, karena ingin menjadikan ketaatannya sebagai sarana untuk meminta Tuhan memberikan apa yang diinginkan.
Ketaatan seperti ini bukanlah ketaatan sejati, karena tetap terikat pada hitung-hitungan untung rugi.
Iman seperti ini rapuh karena akan terguncang hebat kalau rencana Allah yang sempurna tidak seperti yang diinginkan.
Lihat juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Rencana Allah untuk Kita
Orang-orang Yahudi sangat bangga bahwa mereka adalah keturunan Abraham, orang yang sangat taat kepada Tuhan dan dicintai Tuhan.
Tetapi Kristus menekankan bahwa pertalian darah tidak menjamin mereka juga memiliki iman dan ketaatan seperti orang tua mereka.
Dengan tidak mau taat kepada Allah sebenarnya mereka telah memilih iblis untuk menjadi pelindung dan penolong.
Lihat juga: Menerima dan Mengalirkan Air Kehidupan
Memang seharusnya seorang anak akan mewarisi iman orang tuanya, bukan hanya mewarisi harta kekayaan mereka.
Akan tetapi itu bukan merupakan jaminan.
Saat ini kita dilayakkan Kristus untuk menjadi anak-anak Allah.
Lihat juga: Dibaptis: Diangkat Menjadi Anak Allah
Tetapi apakah kita benar-benar mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang dikehendaki Allah?
Atau jangan-jangan kita berperilaku dan berkata-kata sebagai seorang tawanan iblis yang tidak dapat tidak melakukan kehendaknya?
Atau mungkin nafsu-nafsu kedagingan dan pemikiran-pemikiran duniawi sudah begitu menguasai hati dan pikiran sehingga menjadikan kita sebagai pemuja kenikmatan hidup serta kebanggaan duniawi.
Lihat juga: Semangat Iman yang Baru
Hari ini Kristus mengingatkan kita untuk tetap hidup dalam FirmanNya karena di dalam Firman ada keselamatan dan kemerdekaan sejati.
Hari-hari ini, menjelang masuk ke dalam pekan suci, gereja memberi kesempatan kita menerima sakramen rekonsiliasi, yang dengan kuasa Roh Kudus akan membebaskan kita dari segala keterikatan pada bermacam-macam dosa.
Semoga kita mau memanfaatkan dan mensyukuri kesempatan ini agar dapat kembali menjadi orang yang merdeka, yang bebas dari kebencian, iri, dendam, jeratan nafsu-nafsu kedagingan dan semakim mampu mengalahkan segala tipu daya iblis.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Syukuri Segala Anugerah Kasih Tuhan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.