16 March 2025
imanuel

Sirakh 35:1-12, Markus 10:28-31

Shalom,

Para rasul terkejut ketika Kristus mengatakan bahwa mustahil ‘orang kaya’ masuk ke dalam Kerajaan Surga. Selama ini, sesuai dengan penafsiran para ahli Taurat, mereka mengimani bahwa kekayaan dan kesuksesan adalah wujud berkat Tuhan atas orang yang berekenan kepadaNya.

Petrus lalu bertanya kepada Kristus. Dia dan teman-teman rasul yang lain telah membuktikan diri, berbeda dengan pemuda kaya yang tidak berani mengikuti Kristus setelah mendengar ‘syarat’ untuk memperoleh hidup kekal.

Lihat juga: Percaya Pada Kehidupan Setelah Kematian

Mereka telah meninggalkan segala sesuatu (pekerjaan, keluarga, tempat tinggal) untuk mengikuti Kristus. Lalu apa yang dapat mereka harapkan sebagai ‘upahnya’?

Cara berpikir Petrus dan teman-temannya saat itu sebenarnya sama saja dengan pemuda kaya yang meninggalkan Kristus dengan kecewa.

Lihat juga: Mengikuti Kristus

Mereka berpikir, merekalah yang memberi persembahan kepada Tuhan lebih dulu sehingga layak berharap mendapat balasan berlipat kali ganda dari Tuhan. Pada kenyataannya, sampai saat inipun banyak orang yang mempunyai pemikiran seperti itu.

Nabi Sirakh menyampaikan Firman Allah: ‘Orang yang membalas kebaikan Tuhan, adalah orang yang mempersembahkan korban sajian dan yang memberikan derma (untuk) menyampaikan korban syukur. Berikanlah kepada Yang Mahatinggi berpadanan (artinya, yang seimbang) dengan apa yang Ia berikan kepadamu, dengan murah hati dan sesuai hasil tanganmu (Sirakh 35:2, 9).

Lihat juga: Hati Kita Bagi Kemurahan Kasih Tuhan

Jelaslah di sini bahwa bukan kita, tetapi Tuhan yang telah memberi kita lebih dulu. Bagian kita adalah membalas, mensyukuri kasihNya.

Jangan berpikir bahwa dengan memberi banyak kepada Tuhan maka akan membuat Tuhan juga ‘harus’ memberi kita berkelimpahan. ‘Jangan mencoba menyuap Tuhan, sebab tidak akan diterimaNya’ (Sirakh 35:11).

Persembahan yang paling berkenan bagi Tuhan bukanlah hal-hal materi tetapi ketika kita mempersembahkan kebebasan kita untuk taat kepadaNya: ‘yang direlai oleh Tuhan ialah menjauhi kejahatan, dan menolak kelaliman (Itulah yang) merupakan korban penghapus dosa’ (Sirakh 35:3).

Lihat juga: Membawa Persembahan untuk Tuhan

Sekalipun Kristus tahu bahwa cara berpikir para rasul belum benar, tetapi dengan kerahimanNya, Kristus berjanji bahwa semua orang yang rela meninggalkan rumahnya (zona nyamannya), saudaranya laki-laki atau perempuan, ibunya atau bapanya (segala yang berdasarkan ikatan darah), anak-anaknya (apa yang dibanggakan) atau ladangnya (harta kekayaannya), demi pewartaan Injil, akan menerima 100 kali lipat, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada jaman yang akan datang akan menerima hidup yang kekal’.

Lihat juga: Percaya Yesus Bukan Legalisme

Upah yang dijanjikan Kristus bukan hal-hal materil yang sangat fana, tetapi kebahagiaan dan kedamaian hidup, baik saat di dunia maupun dikehidupan kekal.

‘Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus’.(Filipi 4:7).

Lihat juga: Damai Sejahtera Bersama Yesus (Yoh 14:27-31)

Kalau kita dengan tulus hati bergabung didalam kegiatan pelayanan dan pewartaan Injil, ada suka cita dan damai yang dialami. Ada kasih Kristus yang dialami melalui penerimaan dan persaudaraan dari teman-teman, baik yang dilayani maupun dari teman-teman sepelayanan, serta dalam perjumpaan-perjumpaan pribadi secara rohani dengan Kristus yang menegaskan kebenaran Firman.

Lihat juga: Waspadalah Kebutaan Rohani

Inilah salah satu wujud penggenapan janji Kristus bahwa kita akan menerima 100 kali lipat dari apa yg kita relakan untuk dipersembahkan.

Kristus mengingatkan para muridNya: ‘Banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu’.

Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus

Orang yang karena kekayaan atau kemampuan dirinya, termasuk mereka yang merasa punya pengertian dan pengetahuan yang baik tentang Injil dan ajaran-ajaran gereja, karena merasa diri lebih dari yang lain, merasa pantas untuk dihormati, didalam Penghakiman Terakhir akan ditempatkan sebagai yang terakhir/terendah karena pada kenyataannya mereka belum dapat membersih kan diri dari kesombongan dan ambisi duniawi.

Sebaliknya mereka yang dengan tulus mau sungguh-sungguh melayani dan rela menjadi pelayan kasih untuk semua orang, akan ditempatkan sebagai yang pertama/utama didalam kehidupan kekal bersama Kristus karena mereka telah melakukan apa yang dikehendakiNya.

Lihat juga: Terang Kristus Dalam Kegelapan

Marilah kita terus berlomba-lomba membersihkan hati dan pikiran, sehingga segala persembahan dan pelayanan kita, semakin hari semakin berkenan dihadapan Tuhan.

Janganlah kita bersikap seperti hamba yang hanya memikirkan upah yang akan diterima, tetapi bersikaplah sebagai anak-anak Allah yang bekerja karena ingin membalas kasih orang tuanya.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah

1 thought on “Upah Mengikuti Kristus

Leave a Reply