Wahai Orang Tua, Pujilah Anak Agar Tak Berdampak Negatif

HATIYANGBERTELINGA.COM – Psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, membagikan kiat bagi orang tua ketika memberikan pujian atau validasi eksternal pada anak agar tidak menimbulkan dampak negatif.

“Sering ditanyakan orang tua, nanti anaknya besar kepala kalau dipuji terus-terusan atau nanti dia tidak mau terpacu untuk mencapai yang lebih baik lagi. Memuji itu memang ada tekniknya sendiri. Sebenarnya memuji itu bukan sesuatu yang simpel, bukan sesuatu yang gampang,” kata Vera dalam webinar, ditulis Kamis (6/1/2022).

Menurut Vera, pujian yang baik seharusnya diucapkan secara spesifik atau langsung mengarah pada proses di balik keberhasilan yang anak capai.

Baca juga: Kiat Tanamkan Pola Pikir “Pro-Growth” Anak dan Remaja

Pujian secara umum yang diucapkan secara terus-menerus, seperti sebatas kata-kata ‘Wah, kamu hebat’ atau ‘Wah, kamu pintar’, dapat menimbulkan efek negatif pada anak.

“Kita tidak secara general bilang ‘hebat’ atau apa. Itu mungkin kalau terlalu berulang kali, dia akan merasa dirinya memang anak paling hebat dan pintar di dunia ini, tetapi begitu keluar rumah dan bertemu sedikit kesulitan jadi gampang rapuh,” ujarnya.

Sebagai contoh, kalimat seperti ‘Mama bangga kamu bisa bangun tidur di pagi hari sendiri tanpa dibangunkan’, kata Vera, akan jauh lebih baik dan dapat berdampak positif pada anak.

Baca juga: Kiat Bagi Orang Tua untuk Optimalkan Fungsi Sensoris Anak

Menurut Vera, pujian atau validasi eksternal masih dibutuhkan pada anak-anak hingga usia remaja.

Validasi ini merupakan bentuk apresiasi yang diberikan dari lingkungan sekitarnya sehingga dapat menumbuhkan motivasi pada diri mereka.

“Pujian masih dibutuhkan untuk mereka. Makanya mungkin ada anak-anak yang akan semangat belajarnya kalau dijanjikan reward tertentu,” tuturnya.

Meski demikian, Vera mengingatkan agar orang tua juga tetap membantu untuk menumbuhkan dan mengembangkan validasi internal pada diri sang anak.

Baca juga: Deteksi Gejala Gangguan Kesehatan Mental Anak Akibat Pandemi

Validasi internal merupakan perasaan bangga dan semangat yang muncul melalui kesadaran di dalam dirinya sendiri tanpa harus dipicu oleh pujian orang lain.

Validasi ini, kata Vera, biasanya baru berkembang pada usia remaja akhir sekitar 16 hingga 18 tahun.

Sebagai contoh, kalimat seperti, ‘Wah kamu hebat sudah bisa lebih bagus nilainya, kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri sudah bisa berusaha semaksimal mungkin’.

Baca juga: Pahami Dulu Perilaku Anak yang Nakal Sebelum Menanganinya

Atau contoh lainnya ‘Kamu pasti bangga dengan diri kamu sendiri karena bisa bangun tidur tanpa dibangunkan’.

Kedua contoh itu menurut Vera, merupakan cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan validasi internal.

“Sehingga dia akan menyadari dirinya sendiri, ‘Ternyata aku tidak perlu melakukan ini untuk dapat pujian dari orang karena itu membuat aku sendiri merasa senang atau bahagia terhadap apa yang aku lakukan’,” ujar Vera. (Antara)

Baca juga: Lima Aspek Penting Memilih Permainan Anak


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Kiat Persiapkan Anak Masuk Sekolah
    • June 25, 2025

    HATIYANGBERTELINGA.COM – Psikolog klinis anak dan remaja lulusan Universitas Padjajaran Michelle Brigitta Shanny M.Psi Psikolog mengatakan selain usia, banyak yang perlu diperhatikan orang tua untuk mempersiapkan anak masuk ke lingkungan

    Orang Tua Perhatikan Kadar Gula Camilan Anak
    • June 24, 2025

    HATIYANGBERTELINGA.COM – Dokter spesialis anak, Melia Yunita menganjurkan para orang tua untuk memperhatikan kadar gula pada camilan yang diberikan kepada anak guna mencegah munculnya masalah kesehatan akibat kelebihan asupan gula.

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    Pendidikan Bernafas Eros

    Pendidikan Bernafas Eros

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading