
Tambahan Daniel 13:1-9, 15-17, 19-30, 33-62 (Deuterokanonika), Yohanes 8:1-11
Shalom,
Susana adalah istri Yoyakim seorang Yahudi yang kaya raya yang hidup dalam pembuangan di Babel. Susana sangat cantik dan taat padaTuhan.
Di kalangan masyarakat Yahudi saat itu, selalu dipilih beberapa orang yang dianggap bijak dan menguasai hukun Taurat untuk menjadi hakim agar dapat menyelesaikan perkara-perkara yang terjadi di dalam masyarakat.
Lihat juga: Percaya Pada Kebijaksanaan Allah
Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat
Tetapi saat itu dua orang hakim yang terpilih ternyata orang licik yang bukannya berusaha menegakkan hukum Taurat tetapi sering memanfaatkan kedudukan mereka untuk memuaskan nafsu-nafsu kedagingan.
Suatu saat, karena dikuasai oleh nafsu berahi, kedua hakim itu bersepakat untuk menjebak Susana agar mau melayani nafsu birahi mereka.
Ketika Susana ada di dalam taman seorang diri untuk mandi, kedua hakim itu yang sebelumnya telah bersembunyi, tiba-tiba keluar.
Lihat juga: Berpuasa untuk Memperbaiki Relasi dengan Allah
Lihat juga: Sembunyiin Kalo Lagi Puasa dan Ngepantang!
Mereka mengajukan dua pilihan kepada Susana: melayani untuk berzinah dengan mereka, atau mereka akan bersaksi bahwa mereka melihat dia telah berzinah dengan seorang pemuda di taman itu.
Kesaksian palsu yang dibuat kedua hakim tersebut tentu mudah dipercaya oleh masyarakat luas, karena mereka adalah orang-orang yang terhormat, sedangkan Susana tidak punya saksi untuk menyangkal tuduhan.
Menurut hukum Taurat, suatu perkara bisa dianggap benar kalau setidaknya ada dua orang saksi.
Lihat juga: Menjadi Saksi Kehadiran Kristus
Lihat juga: Berani Membela Iman dan Menjadi Saksi Kristus
Susana sadar bahwa dia dihadapkan dengan jebakkan yang sangat licik.
Akan tetapi di dalam saat kritis, Susana memilih tetap taat dan percaya kepada Yahwe: ‘Biarlah aku jatuh ke dalam tanganmu (jebakanmu) dari pada berbuat dosa di hadapan Tuhan’ (T. Daniel 13:23).
Susana memilih taat kepada Tuhan sekalipun untuk itu kemungkinan dia akan dibunuh dan namanya akan terhina di dalam masyarakat serta mempermalukan suami dan orang tuanya.
Lihat juga: Dihakimi, Dimusuhi, Dihina, Segera Mengampuni!
Lihat juga: Paus Fransiskus: Menyakiti Perempuan Berarti Menghina Tuhan
Keputusan yang sangat berani ini, hanya dapat dilakukan oleh orang yang di dalam hidupnya selalu berusaha sungguh-sungguh untuk taat kepada Tuhan.
Allah mampu melihat segala yang tersembunyi dan pertolonganNya tidak pernah terlambat.
Tanpa diduga, Allah mengutus Daniel dan memberi dia hikmat Ilahi untuk membongkar kejahatan dan kelaliman kedua hakim tersebut sehingga pada akhirnya kejahatan mereka terbongkar dan mereka dihukum mati (T. Daniel 13:62).
Lihat juga: Kebijaksanaan Allah
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena dikuasai oleh nafsu duniawi (kekayaan, kekuasaan, popularitas), hati nurani dan akal sehat mereka tertutup, tidak mampu lagi melihat kebenaran-kebenaran Firman yang disampaikan Kristus.
Suatu kali dengan menggunakan ‘topeng’ untuk menegakkan hukum Taurat, mereka menghadapkan kepada Kristus seorang wanita yang tertangkap basah sedang berzinah.
Dalam hal ini mereka menghadapkan Kristus kepada pilihan yang sangat sulit: Taat kepada Taurat dengan membunuh wanita itu tetapi berarti melawan hukum yang dibuat pemerintah Roma yang melarang orang Yahudi menjatuhkan hukuman mati menurut hukum mereka, atau taat pada pemerintah dengan mengabaikan hukum Taurat.
Lihat juga: Dia Harus Makin Besar
Lihat juga: Keberanian untuk Bertobat
Sebagai Putera Allah, Kristus tahu apa yang ada dalam perangkap mereka.
Dia menunjuk ketentuan hukuman mati di Taurat untuk orang-orang yang melakukan hal-hal yang menjijikan di hadapan Tuhan, yang harus dilakukan pertama-tama oleh para saksi (Ulangan 17:4-7).
Ahli-ahli Taurat yang menemuiNya, mengaku ‘menangkap basah’ perzinahan wanita itu.
Lihat juga: Bersujud di Hadapan Kristus
Lihat juga: Yesus Mendidik Orang Berdosa, Bukan Dirajam
Kalau begitu, seharusnya mereka menjadi orang pertama yang melempar batu untuk membunuh wanita itu.
Mereka tidak berani melakukannya, karena tidak berani melanggar hukum pemerintah.
Dengan begitu, mereka juga berdosa karena tidak mentaati Taurat.
Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita
Lihat juga: Pastor Kopong: Kehadiran Gereja Katolik Jadi Kegelisahan Ahli Taurat Zaman ini
Iblis tidak pernah berhenti menggoda kita untuk memuaskan nafsu-nafsu kedagingan.
Saat ini dunia di sekitar kita terus semakin materialistis dan hedonis, sehingga semakin banyak orang yakin bahwa kebahagiaan hanya akan diperoleh melalui kekayaan dan kekuasaan.
Karena itu orang terus berlomba-lomba untuk mendapatkan kekayaan atau kekuasaan semaksimal mungkin, dalam waktu sesingkat mungkin, tidak peduli dengan cara apapun.
Lihat juga: Upah Mengikuti Kristus
Lihat juga: Semangat Iman yang Baru
Dalam situasi penuh godaan seperti ini, beranikah kita tetap berteguh dalam iman seperti Susana: ‘Biarlah aku dianggap dunia sebagai orang yang gagal dari pada berbuat dosa di hadapan Tuhan’.
Sungguhkan kita percaya bahwa Allah mampu melihat segala yang tersembunyi dan akan mengadili kita berdasarkan ketaatan kepadaNya, bukan berdasarkan kekayaan atau kesuksesan di mata dunia?
Semoga dalam masa pra Paskah ini, dengan semakin tekun berdoa, beribadat dan merenungkan Firman, iman kita dapat semakin diteguhkan sehingga semakin teguh dalam mengekang nafsu-nafsu kedagingan dan melawan godaan-godaan duniawi.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Mengimani Proses dari Allah
Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.