
Kejadian 18:16-33
Matius 8:18-22
Shalom,
Setelah Kristus menyembuhkan banyak orang sakit dan yang kerasukan setan di rumah mertua Petrus, banyak orang yang mengikutiNya.
Salah satu di antaranya ada seorang ahli Taurat yang menawarkan diri untuk menjadi muridNya, dengan memakai istilah: ‘Mengikuti ke mana saja Engkau pergi’.
Menanggapi permintaan itu Kristus mengatakan: ‘Rubah mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya’.
Kristus mengatakan ini karena Dia tahu ahli Taurat itu tergerak mau belajar dari Dia, bukan dengan tujuan untuk lebih mengenal Allah tetapi agar dia bisa punya kuasa menyembuhkan banyak orang sakit dan mengusir setan sehingga dapat menjadi populair dan dihormati banyak orang.
Lihat juga: Menjadi Murid Kristus
Lihat juga: Menjadi Murid yang Sama Seperti Yesus Sang Guru
Kristus tidak menolak, tetapi mengingatkan konsekwensi berat untuk menjadi muridNya agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.
Seperti Dia yang harus terus berkeliling untuk mewartakan Firman, seorang murid juga mempunyai kewajiban untuk terus mewartakan ajaran-ajaran Kristus kapan saja dan di mana saja dia berada, baik dengan kata-kata maupun perbuatannya.
Selain itu, seorang murid harus siap menghadapi penolakan-penolakan yang akan dihadapi, meski telah banyak berkorban diri.
Kristus mengatakan rubah dan burung lebih ‘beruntung’ dari DiriNya. Mereka punya tempat untuk istirahat.
Sebagai Mesias yang mau menyelamatkan dunia, Dia akan ditolak oleh dunia, tidak ada tempat bagiNya di kehidupan manusia, sehingga Dia harus dibunuh dan disalibkan dengan keji.
Dunia tidak mau menerima uluran kasih Allah yang disampaikan melalui DiriNya.
Meskipun begitu, Dia tetap setia melakukan tugas Bapa sampai sehabis-habisnya.
Setiap murid Kristus harus tetap konsekwen berbuat kasih kepada sesama, sekalipun pengorbanannya tidak dimengerti, disalahartikan atau ditolak.
Lihat juga: Yesus Mencela Kedegilan Hati Murid-Nya
Lihat juga: Kristus Membangun Jemaat di atas Batu Karang
Dengan menyatakan ini, Kristus tidak bermaksud mengatakan bahwa kehidupan Dia dan murid-muridNya di dunia ini penuh penderitaan baik jasmani maupun rohani.
Di dalam keluarga, orang tua yang baik akan bekerja keras untuk mempersiapkan dan menyediakan segala sesuatu yang terbaik bagi kebahagiaan pasangan dan anak-anaknya.
Kapanpun dan di manapun dia berada dia tidak bisa melepaskan diri dari ‘tugas’ itu.
Tetapi kalau dia melakukan itu semua untuk mewujudkan cintanya, dia tidak akan merasa tugas itu sebagai beban yang menyiksa.
Kebahagiaan dia adalah ketika dapat membuat keluarganya berbahagia.
Di kesempatan lain Kristus mengatakan: ‘MakananKu adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus AKu dan menyelesaikan pekerjaanNya (Yohanes 4:34).
Melakukan kehendak Tuhan bukan beban, tetapi sesuatu yang menyenangkan dan memberi kekuatan seperti makan, kalau dilakukan dengan kasih yang tulus.
Lihat juga:Melakukan Kehendak Allah yang Sesungguhnya
Lihat juga: Berpuasa untuk Mendengarkan Kehendak Tuhan
Kemudian datang seorang murid yang berkata kepada Kristus:
‘Tuhan, ijinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku’.
Orang itu sudah menjadi murid.
Dia kagum dengan pengajaran-pengajaran Kristus, tetapi dia mempunyai kewajiban untuk mengurus ayahnya (orang tuanya) yang sudah sepuh, sampai nanti ayahnya meninggal.
Dengan mengatakan ini, terlihat dia lebih mementingkan urusan-urusan keluarga atau lainnya dari pada memenuhi panggilan Kristus untuk menjadi muridNya.
Kristus mengatakan: ‘Ikutlah Aku dan biarlah orang mati menguburkan orang mati mereka’.
Yang dimaksud Kristus “orang mati” dalam hal ini adalah anggota keluarganya yang tidak mau mengikuti Dia menjadi muridNya, sehingga sesungguhnya rohani mereka telah mati.
Bagi Kristus memenuhi kewajiban keluarga adalah bagian penting dari menga sihi sesama.
Tetapi dalam hal harus memilih salah satu, memenuhi panggilan Allah harus diutamakan.
Ketika Allah memanggil atau mengutus, Dia pasti tahu situasi, kondisi dan kemampuan kita. Dia tidak mungkin salah.
Mewartakan firman adalah hal yang sangat mendesak karena iblis tidak pernah lelah untuk menjerat sebanyak mungkin orang untuk masuk ke dalam perangkapnya.
Selain itu dengan mewartakan Firman, kita sendiri telah menanamkan firman itu ke dalam hati kita yang lebih dalam.
Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya
Lihat juga: Berlindung Pada Firman Allah
Allah memberitahu Abraham bahwa Dia akan menghancurkan kota Sodom dan Gomora karena di dua kota itu, penduduknya benar-benar telah melakukan segala hal yang amat jahat.
Abraham ingat akan Lot dan keluarganya yang tinggal di sana.
Dia ingin menyelamatkan mereka sehingga dengan hormat tetapi ‘tanpa malu’, dia terus ‘menawar agar Tuhan tetap menyayangi segelintir orang benar yang mungkin masih ada di kota tersebut.
Semula Abraham mengatakan kalau ada 50 orang yang hidupnya benar, dia mohon demi 50 orang itu janganlah Tuhan menghancurkan kota-kota itu.
Tetapi setelah dia berpikir lebih dalam, dia ragu apakah ada 50 orang di kota-kota itu yang masih setia kepada Yahwe.
Dia terus menawar sampai akhirnya ukuran yang dipakai, hanya 10 orang benar.
Abraham berhitung, kalau 10 orang, dia yakin ada yaitu dari Lot dan keluarganya.
Allah yang terus mengabulkan permintaan Abraham terlihat seperti Allah yang tidak tegas.
Akan tetapi yg mau disampaikan dalam hal ini adalah kerahiman Allah yang sebenarnya sedih kalau pada akhirnya harus menghukum manusia yang dikasihi Nya.
Dia condong untuk terus memberi kesempatan agar semua orang mau bertobat.
Lihat juga: Bertobat dengan Berbuat Kasih
Lihat juga: Bertobatlah, Manfaatkan Kerahiman Tuhan
Dalam bacaan Injil hari ini, Kristus memberi gambaran tentang Allah yang sangat tegas dan menuntut kita amat bersungguh-sungguh di dalam komitment untuk menjadi muridNya.
Komitment ini bukan hanya berguna untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga bagi banyak orang.
Jangan ragu dan mencari-cari alasan yang masuk akal untuk bertobat dan melakukan ajaran-ajaran Kristus, termasuk untuk mengampuni semua yang bersalah.
Kita tidak pernah dimampukan untuk tahu kapan Allah memanggil kita pulang atau kapan Kristus akan datang untuk kedua kalinya.
Jangan sampai karena penolakan atau penundaan kita untuk menjadi murid Kristus yang sejati, Tuhan akan menolak kita tinggal di Rumah Bapa dan menghukum kota di mama kita tinggal dengan mendatangkan musibah, karena ternyata di kota kita tidak sampai 10 orang yang sungguh setia kepada Allah.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Komitmen dan Kesetiaan Mengasihi Allah
Lihat juga: Tuhan Setia Mengirim Pertolongan
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.