Membangun Dasar Iman yang Kokoh

Kejadian 16:1-12, 15-16

Matius 7:21-29

Shalom,

Di dalam Injil Matius, para murid dan orang-orang yang percaya kepada Kristus, menyapa Dia dengan panggilan: ‘Tuhan’.

Sedangkan orang yang tidak/belum percaya, menyebut Dia: ‘Guru atau Rabi’.

Dengan begitu peringatan Kristus bahwa bukan setiap orang yang berseru-seru kepadaNya: ‘Tuhan, Tuhan’ akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, ditujukan kepada para muridNya.

Pada Penghakiman terakhir, disaat melihat bahwa Kristuslah yang menjadi Hakim Agung, banyak orang akan memperkenalkan diri sebagai muridNya dengan mengatakan bahwa selama hidup di dunia mereka telah bernubuat, membuat mujizat dan mengusir setan-setan di dalam nama Yesus Kristus.

Lihat juga: Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!

Tetapi Kristus mengatakan bahwa pada saat itu Ia akan mengatakan kepada mereka, Dia tidak mengenal mereka.

Hal ini karena tanda-tanda seseorang sungguh muridNya adalah ketika kita melakukan perbuatan kasih seperti yang diajarkanNya.

Orang bisa saja melakukan mujizat penyembuhan, berkhotbah dengan menarik, mengusir kuasa-kuasa gelap dengan mempraktekkan karisma-karisma Roh Kudus (1 Korintus 12:7-10) tetapi kalau dalam melakukannya bukan atas dasar kasih Kristus, orang itu bukan murid Kristus.

Karisma-karisma dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang agar kita lebih mampu melakukan perbuatan kasih.

Tetapi bisa saja dengan ceroboh orang menggunakannya semata-mata untuk kepentingan dan kebanggaan diri sendiri saja meskipun saat melakukannya menyebut-nyebut nama Yesus.

Lihat juga: Sempat Ateis; Bertobat dan Mengimani Yesus 100%

Lihat juga: Bersama Yesus Pergi Beritakan Injil ke Tempat Lain

Kristus mengingatkan bahwa iman kepadaNya harus terus dipupuk dan dibangun dengan dasar yang kokoh seperti rumah yang dibangun di atas batu karang.

Tujuannya, agar ketika badai persoalan datang atau saat godaan menantang, iman kita tidak hanyut.

Caranya adalah dengan mau bertekun mendengarkan FirmanNya setiap hari dan melakukannya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari.

Mendengar dan melakukan, keduanya sama penting dan harus terus menjadi satu kesatuan.

Mendegar tanpa melakukan, membuat kita tidak dikenal oleh Kristus di Penghakiman terakhir.

Sebaliknya, melakukan perbuatan ‘baik’ tanpa mendengarkan bimbingan FirmanNya akan membuat kita mudah tersesat dan patah harapan.

Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya

Lihat juga: Berlindung Pada Firman Allah

Sarai istri Abram telah mendengar apa yang dijanjikan Yahwe kepada suaminya, bahwa mereka akan mempunyai keturunan yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya.

Tetapi sampai 10 tahun setelah meninggalkan tanah air mengikuti petunjuk Tuhan, belum satu anakpun dianugerahkan Tuhan.

Karena itu Sarai kemudian berinisiatif untuk melakukan apa yang menjadi adat istiadat Yahudi saat itu.

Ia meminta Abram untuk menjadikan Hagar, seorang wanita Mesir yang menjadi hambanya, untuk dijadikan gundik.

Sesuai hukum adat yang berlaku, anak seorang hamba adalah milik tuannya, bukan milik hamba itu.

Sarai berpikir hanya dengan cara itu mereka yang terus bertambah tua akan mempunyai keturunan.

Pada awalnya semua berjalan seperti yg diharapkannya. Tetapi kemudian ketika Hagar mulai hamil, dia berubah sikap terhadap Sarai, sehingga membuat Sarai kecewa dan marah.

Lihat juga: Mengimani Tritunggal Maha Kudus

Lihat juga: Menyikapi Penolakan dengan Iman

Sarai telah mendengar janji Allah, tetapi di dalam masa penantian yang lama, dia goyah dan tidak percaya lagi dengan janji Allah itu.

Dia berinisiatif menggunakan cara-cara duniawi untuk memperoleh apa yang diinginkannya.

Pada awalnya semua terlihat menggembirakan, tetapi sesaat kemudian cara duniawi seperti itu mendatangkan malapetaka.

Seperti Sarai yang kemudian oleh Yahwe diganti namanya menjadi Sara, di dalam pergulatan hidup, kita kadang tergoda tidak percaya lagi akan kebenaran Firman Tuhan dan lebih memilih menggunakan cara-cara duniawi dan pemikiran-pemikiran sendiri untuk mendapatkan yang kita inginkan.

Lihat juga: Memelihara Sabda Allah

Lihat juga: Dari Boks Token Listrik Nyatakan Sabda Yesus Hidup

Marilah periksa diri dengan jujur. Apakah kita yang telah sering mendengar FirmanNya punya cukup kepercayaan untuk terus berpegang pada janji Allah?

Atau jangan-jangan kita sering menjadi rapuh dan mulai tergoda menggunakan cara-cara duniawi untuk memaksa memperoleh apa yang kita mau?

Kristus mengingatkan kita untuk menjadi pelaku-pelaku Firman yang tangguh dan setia.

Dengan banyak berbuat kasih seperti yang diajarkanNya, kita akan tetap teguh beriman saat tantangan dunia dan godaan iblis datang.

Dengan berbuat kasih kita bersaksi di hadapan dunia bahwa kita adalah murid-murid Kristus, sehingga saat kita menghadap Penghakiman Terakhir, kita bisa berharap Kristus akan mengenali dan melayakkan kita untuk masuk ke dalam kerajaan kasih BapaNya.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Menghayati Doa yang Diajarkan Kristus

Lihat juga: Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Diutus untuk Membawa Kedamaian
    • July 6, 2025

    Yesaya 66:10-14C Galatia 6:14-18 Lukas 10:1-9 Shalom, Setelah sebelumnya Kristus memanggil, memberi kuasa dan mengutus ke 12 rasul untuk mulai mewartakan Injil, maka tahap berikutnya Kristus memanggil dan mengutus 70

    Kristus Selalu Ada di Tengah Kita
    • July 3, 2025

    Efesus 2:19-22 Yohanes 20:24-29 Shalom, Pada hari Minggu pertama setelah wafatNya di kayu salib, Kristus menampakkan diri kepada para rasul yang sedang bingung, takut, sedih dan patah harapan. Tetapi Thomas,

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    Pendidikan Bernafas Eros

    Pendidikan Bernafas Eros

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading