16 March 2025
IMG_20250226_091659

1 Yohanes 4:7-10, Markus 6:34-44

Shalom,

Setelah para rasul kembali dari tugas pewartaan mereka yang pertama, mereka merasa gembira tetapi tentu saja lelah. Kristus lalu mengajak mereka untuk menyeberangi danau Galilea untuk mencari tempat yang sunyi agar dapat beristirahat.

Tetapi ketika sampai di seberang, ternyata orang banyak tetap mengikuti mereka.

Lihat juga: Mengikuti Kristus

Ketika orang-orang itu melihat bahwa Kristus dan para rasul menyeberangi danau dengan menggunakan satu-satunya perahu yang ada di situ, orang-orang itu rela berjalan kaki memutari danau lewat darat.

Melihat bagaimana rindunya orang-orang banyak itu untuk mendengarkan Firman Tuhan dan melihat kuasa Allah, Kristus berbelas kasihan kepada mereka, sehingga Dia kembali mengajarkan banyak hal kepada mereka sementara para rasul tetap dapat beristirahat.

Lihat juga: Yesus Tanda Kasih Sejati dari Surga

Ketika hari sudah mulai malam, para rasul khawatir orang-orang banyak itu akan kelaparan, karena tempat itu tempat yang sunyi, tidak ada penjual makanan.

Padahal untuk pulang, mereka harus berjalan kaki memutari danau lagi. Mereka menyampaikan keprihatinan itu kepada Kristus, dengan maksud agar Kristus segera menyuruh orang banyak itu pulang.

Lihat juga: Terang Kristus Dalam Kegelapan

Tetapi diluar dugaan, Kristus mengatakan bahwa mereka yang harus memberi makan orang banyak itu.

Para rasul terkejut, karena mereka tidak membawa banyak makanan dan tidak punya uang untuk membeli makanan bagi sangat banyak orang yang ada di situ.

Lihat juga: Yesus Makan Ikan Bakar dan Roti Panggang, Bangkit!

Kristus tetap meminta para rasul yang menyediakan makanan. Mula-mula Dia meminta mereka mengumpulkan bekal makanan yang mereka bawa.

Ternyata hanya ada 5 roti dan 2 ikan, yang biasanya hanya cukup untuk mengenyangkan maksimal 2 orang laki-laki dewasa saja, padahal di situ ada ribuan orang.

Kristus meminta roti dan ikan yang dibawa para rasul.

Lihat juga: Dosa Tidak Pernah Bercanda, Kristus Telah Menebus Kita

Dia lalu berdoa, mengucap syukur kepada Bapa, memberkati roti dan ikan yang ada di situ dan memecah-memecah roti itu. Dia memberikan kepada para rasul pecahan-pecahan roti itu dan meminta mereka membagi-bagikannya kepada ribuan orang tersebut.

Terjadilah mujizat, dimana roti dan ikan yang dibagi-bagikan seperti tidak ada habis-habisnya sehingga semua orang dapat makan dengan kenyang dan malahan masih ada sisanya untuk dapat mereka bawa pulang!

Lihat juga: Paus Fransiskus: Pesan Paskah Tidak Memberikan Sebuah Mukjizat dari Situasi Sulit yang Kita Alami

Dengan kejadian ini Kristus mengajarkan kita semua agar selalu mau berbelas kasih dan berusaha mewujudkannya dengan melakukan apa saja yang mampu kita lakukan.

Janganlah memendam begitu saja keprihatinan yang ditunjukkan Tuhan kepada kita. Mulailah berbuat dengan penuh kesungguhan dan berdoa memohon pertolongan dan petunjuk Tuhan.

Lihat juga: Tuhan Setia Mengirim Pertolongan

Maka Tuhan yang akan menyelesaikan segalanya dengan kasih dan kuasaNya yang tidak ada batasnya.

Kalau kita tidak mampu menangani dengan kemampuan sendiri, ajak dan yakinkan orang-orang lain untuk ikut membantu.

Jangan hanya berharap Tuhan membuat mujizat yang dahsyat untuk mengatasi segala perkara, sedangkan kita hanya memposisikan diri sebagai penonton saja.

Lihat juga: Iman kepada Yesus Bermanfaat Bagi Orang Lain

Rasul Yohanes mengajak kita untuk terus saling mengasihi: ‘Marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah’ (1 Yohanes 4:7).

Dengan berbuat kasih, kita telah melakukan apa yang dikehendaki Allah dan kita telah menghadirkan Allah di tengah dunia yang selalu sibuk dan semakin materialistis serta individualis.

Lihat juga: Kasih Tuhan Terwujud melalui Pelayanan Harian Kita

Di dalam berbuat kasih kita akan mengalami sendiri bagaimana Allah berkarya dan membuat apa yang mustahil menjadi suatu kenyataan.

Meskipun begitu, kita tetap harus sadar: Segalanya berasal dari Allah, sedangkan kita hanyalah alat-alatNya.

Jangan terperangkap dengan kesombongan rohani ketika berhasil melakukan suatu karya kasih yNg besar, seakan-akan kita telah melakukan hal besar untuk Allah, sehingga menuntut Allah untuk membalasnya.

Lihat juga: Siap Sedia Bilamana Tuhan Allah Melawat

Yang benar adalah Allah yang terlebih dahulu berbuat banyak sekali kasih kepada kita, sehingga kita tergerak untuk membalas kasihNya itu dengan saling mengasihi ‘Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita’ (1 Yohanes 4:10).

Lihat juga: Kita Punya Guardian Angel

Mujizat pergandaan roti dan ikan yang dilakukan Kristus, jangan hanya dilihat sebagai mujizat untuk mengenyangkan dan menyenangkan banyak orang saja. Mujizat ini adalah mujizat kasih.

Mujizat yang diawali dengan rasa berbelas kasih dan diakhiri dengan diberikan bekal untuk berbagi kasih kepada yang tidak ikut mengalaminya.

Lihat juga: Memaknai “Tanda” Sesuai Kehendak Tuhan

Mujizat seperti ini bukan hanya terjadi sekali untuk selamanya saja, tetapi dapat terus berulang, kalau kita mau menyediakan diri sebagai pelaku-pelakunya.

Allah dapat melipatgandakan bukan hanya roti dan ikan, tetapi Dia juga dapat melipatgandakan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada pada kita kalau kita mau menyediakan diri untuk mewujudkan kehadiranNya di tengah dunia ini.

Lihat juga: Mengasihi Karena Dikasihi Allah

Allah adalah Kasih dan kasih itu adalah memberi (to love is to give). Dengan memberi dalam kasih, kita tidak akan berkekurangan, sebaliknya iman kita akan semakin diteguhkan dan damai serta suka cita yang melampaui akal budi akan kita alami.

Mari kita dengan gembira dan bersemangat memberikan diri untuk dipakai Kristus menjadi alat-alatNya dalam melakukan mujizat kasih.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Syukuri Segala Anugerah Kasih Tuhan

2 thoughts on “Mujizat Kasih

Leave a Reply