
Kebijaksanaan Salomo 2:1a, 12-22, Yohanes 7:1-2, 10, 25-30
Shalom,
Menjelang hari raya Pondok Daun, hari raya untuk mensyukuri hasil panen, saudara-saudara Yesus (keluarga dari ibu atau bapaNya) mengajak Dia untuk berziarah ke Yerusalem.
Mereka ingin di Yerusalem itu, di tengah banyak sekali orang yang berziarah, Kristus membuat beberapa mujizat agar semua orang mau percaya kepadaNya.
Kristus menolak ajakan itu.
Lihat juga: Kristus Menggenapi Hukum Taurat
Tetapi setelah saudara-saudaraNya itu berangkat, Dia pergi juga ke Yerusalem, meskipun tahu di sana ada banyak pemuka agama yang ingin membunuhNya karena menganggap Dia sebagai penghojat Allah.
Kristus pergi ke Yerusalem untuk mengikuti kehendak Bapa, bukan mengikuti keinginan saudara-saudaraNya.
Karena itu ketika diajak saudara-saudaraNya Dia menolak, tetapi setelah mereka pergi, Dia berangkat juga meskipun tidak terang-terangan.
Lihat juga: Jalan Salib dan Persaudaraan dalam Masyarakat
Dia lebih memilih tempat-tempat yang tidak begitu ramai dengan para peziarah.
Pada saat pesta itu berlangsung, Kristus masuk ke Bait Allah untuk mengajar.
Beberapa orang yang hadir tahu bahwa Kristus sedang dicari oleh para pemimpin agama untuk dibunuh, sehingga heran Kristus berani mengajar terang-terangan di depan banyak orang.
Lihat juga: Menghayati Mujizat Allah
Lihat juga: Menggembalakan Domba-domba Kristus
Karena itu mereka mulai berpikir apakah para imam akhirnya sudah mengakui bahwa Dia sungguh Mesias.
Tetapi di antara mereka sendiri ada yang tetap meragukanNya karena menurut nubuat para nabi, kalau Mesias datang, tidak akan ada yang tahu dari mana Dia berasal.
Padahal mereka tahu bahwa Yesus berasal dari Nazaret.
Lihat juga: Semangat Iman yang Baru
Menjawab keraguan itu, Kristus mengatakan: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asalKu, namun Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku”.
Mendengar penjelasan Kristus ini, orang banyak itu malahan menganggap Dia lagi-lagi menghojat Allah.
Mereka ingin menangkap Dia tetapi tidak ada seorang pun yang berani menyentuhNya, sebab saatnya belum tiba.
Lihat juga: Keberanian untuk Bertobat
Dalam hal inilah terlihat bahwa tidak ada yang dapat menangkap atau membunuh Kristus, kalau bukan karena Dia sendiri yang menghendakinya sebagai wujud ketaatan total kepada Bapa.
Sesungguhnya orang-orang Farisi pun tidak dapat menyangkal bahwa Kristus telah melakukan banyak sekali perbuatan baik dan dahsyat.
Akan tetapi karena hati dan pikiran mereka telah dikuasai iri, dengki dan kekawatiran kehilangan pengaruh di dalam masyarakat, mereka berkeras ingin membunuh Dia.
Lihat juga: Menjadi Saksi Kehadiran Kristus
Lihat juga: Iri Hati dan Cemburu
Dalam kitab Kebijaksanaan, Salomo sudah mengingatkan bahwa banyak orang yang baik, yang jujur, yang mau taat kepada Tuhan akan tidak disenangi oleh orang-orang di sekitarnya.
Bukan karena kebaikannya dia dibenci, tetapi karena dianggap sebagai penghalang orang-orang duniawi untuk melakukan hal-hal buruk yang biasa mereka lakukan, atau karena segala nasihat baik yang disampaikan orang benar itu dirasakan sebagai kesombongan untuk mempermalukan mereka. Meskipun begitu janganlah merasa takut untuk berbuat baik.
Berhenti berbuat baik berarti kalah dalam ujian yang sengaja dibuat mereka, karena inilah yang ada dalam hati mereka: ‘Mari kita mencobainya dengan aniaya dan siksa, agar kita mengenal kelembutannya serta menguji kesabaran hatinya’ (Kebijaksanaan Salomo 2:19).
Lihat juga: Kebijaksanaan Allah
Kristus tahu bahwa Dia dibenci oleh para imam dan orang-orang Farisi. Mereka terus mencari jalan untuk membunuhNya.
Tetapi Dia tetap mengajarkan kebenaran dan kehendak-kehendak Allah kepada banyak orang. Dengan begitu meskipun beberapa waktu kemudian Dia dibunuh, Dia telah menjadi Pemenang Sejati.
Dia telah memilih taat kepada Bapa sampai sehabis-habisnya dari pada menyerah pada segala kelicikan dan ancaman orang-orang dunia.
Lihat juga: Dia Harus Makin Besar
Mari kita hari ini kembali bersama-sama berpantang dan berpuasa, agar dapat semakin memperoleh kekuatan disaat godaan dan tantangan menghadang.
Janganlah kita sampai terbawa arus materialisme dan pemujaan kepada kenikmatan-kenikmatan tubuh.
Orang-orang di sekeliling kita mungkin akan mentertawakan dan menganggap kita sebagai orang yang aneh karena berbeda dengan cara berpikir dan sikap hidup mereka. Tetapi mari kita tetap berteguh pada ajaran-ajaran Kristus yang memberi kebahagiaan sejati.
Lihat juga: Iman yang Baru
Mari kita bertekun mengikuti teladan Kristus karena meski dunia sering mengecewakan dan menyakiti kita, tetapi penderitaan sesaat yang kita alami karena memilih setia kepada Allah, tidak ada bandingannya dengan kemuliaan yang pasti akan dianugerahkanNya kepada kita.
Mari kita bersama Kristus menjadi pemenang sejati dalam kehidupan ini.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Bersyukur dengan Ketaatan
Lihat juga: Berlindung Pada Firman Allah
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.