Iman dalam Melakukan Kebenaran

Yeremia 11:18-20, Yohanes 7:40-53

Shalom,

Di hadapan banyak orang yang sedang merayakan hari raya Pondok Daun di Bait Allah, pada hari terakhir yang merupakan puncak perayaan itu Kristus mengatakan dengan penuh kuasa: ‘Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci (Yehezkiel 47:1) dari hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup’ (Yohanes 7:38).

Siapa yang percaya kepada Kristus, dari dalam hatinya selalu ada dorongan untuk berbuat kasih, yaitu suatu dorongan yang berasal dari Roh Kudus untuk membawa damai dan membahagiakan orang-orang di sekitar kita.

Sebaliknya, mereka yang menolak untuk percaya, dari dalam hati dan pikirannya akan selalu ada niat atau keinginan untuk menyangkal kebenaran Firman dan cenderung tidak peduli terhadap kepentingan sesama demi kesenangan, kepentingan sendiri.

Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya

Lihat juga: Berlindung Pada Firman Allah

Orang-orang Yahudi yang saat itu mendengar pengajaran-pengajaran Kristus  sangat terpesona, tetapi orang-orang Farisi justru menanggapinya dengan kemarahan, iri dan dengki.

Sayangnya, orang banyak itu kemudian terperangkap untuk lebih membicarakan Siapa Dia, dari mana asalNya, dari pada membicarakan apa yang diajarkanNya.

Karena itu  timbullah pertentangan di antara mereka sendiri dan mereka tidak mendapat manfaat apa-apa dari pengajaran yang telah mereka dengar.

Lihat juga: Iri Hati dan Cemburu

Lihat juga: Ragi Orang Farisi dan Herodes

Hal semacam ini juga terus terjadi sampai sekarang. Kita lebih suka membahas siapa, apa dan dari mana orang yang berbicara, dari pada membicarakan, memikirkan apa yang dikatakannya.

Padahal, kebenaran tidak mutlak hanya dimiliki orang-orang yang cerdik pandai, karena mereka yang merasa dirinya pandai justru sering terperangkap oleh pikiran-pikirannya sendiri.

Kebenaran adalah milik orang yang hatinya tulus dan kudus sehingga dapat menangkap bimbingan Tuhan.

Lihat juga: Sikap Hati dalam Berdoa

Lihat juga: Kerendahan Hati dan Pertobatan

Para penjaga Bait Allah yang diperintah oleh para imam kepala untuk menangkap Kristus karena pengajaran-pengajaranNya dianggap membuat kekacauan,  tidak berani menangkapNya.

Mereka malahan mengatakan: ‘Belum pernah seorang manusia berkata seperti Orang itu’.

Tetapi orang-orang Farisi yang merasa diri orang-orang pandai malahan mencaci mereka: ‘Adakah kamu juga disesatkan?’

Lihat juga: Semangat Iman yang Baru

Lihat juga: Mengimani Proses dari Allah

Dengan angkuh mereka mengatakan, tidak ada orang Farisi dan para pemimpin agama Yahudi yang mau percaya.

Mereka lalu mengutuki orang-orang yang mau percaya kepada Kristus.

Seperti orang-orang Farisi, kita pun sering menganggap orang yang tidak sependapat dengan kita sebagai orang yang sesat, padahal sesungguhnya mungkin kita sendiri yang sedang tersesat karena hati dan pikiran dipenuhi kepentingan diri, iri hati, kurang pengetahuan atau karena memendam kekecewaan.

Lihat juga: Ada Kuasa Allah dalam Kata-kataNya

Lihat juga: Keberanian untuk Bertobat

Berbeda dengan para pemimpin dan orang Farisi lainnya, Nikodemus yang pernah berbicara empat mata dengan Kristus, dapat menangkap pesan-pesan Tuhan yang disampaikan Kristus.

Dia mencoba mengingatkan teman-temannya untuk lebih bijaksana dalam menghadapi hal ini: ‘Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dilakukannya?’.

Untuk dapat menangkap sapaan Tuhan, bukan terutama kecerdasan intelektual yang menentukan tetapi ketulusan dan kerendahan hati.

Lihat juga: Membawa Persembahan untuk Tuhan

Lihat juga: Melayani dengan Ketulusan Hati

Nabi Yeremia mengikuti perintah Allah untuk menyampaikan peringatan kepada bangsanya agar mereka bertobat dan kembali kepada Yahwe.

Kalau mereka tetap tidak mau bertobat, mereka akan mengalami hal-hal yang sangat buruk. Tujuan Yeremia menyampaikan pesan Allah ini agar bangsanya mau berubah sehingga luput dari malapetaka. Tetapi apa yang disampaikannya tidak ada yang mau mempercayainya.

Lihat juga: Hidup dalam Kasih Allah

Lihat juga: Menghayati Mujizat Allah

Malahan orang-orang sekampungnya di Anatot, diam-diam merencanakan untuk membunuh dia karena dianggap hanya membuat onar dan ketakutan saja.

Saat Allah memberi tahu rencana jahat orang-orang Anatot itu kepada Yeremia, dia sangat terkejut, kecewa dan gentar.

Tetapi kemudian dia lebih memilih berserah dan taat kepada Tuhan dari pada tenggelam dalam ketakutan dibunuh: ‘Tuhan semesta alam yang menghakimi dengan adil dan yang menguji batin dan hati. Biarlah aku melihat pembalasanMu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan segala perkaraku’ (Yeremia 11:20).

Lihat juga: Dihakimi, Dimusuhi, Dihina, Segera Mengampuni!

Lihat juga: Kerahiman Allah

Kalau kita percaya kepada Kristus, Roh Kudus pasti membimbing dan menggerakkan kita melakukan banyak perbuatan kasih dan menyatakan kebenaran.

Akan tetapi tidak semua perbuatan baik yang tulus dapat diterima dengan baik oleh orang-orang yang kita tolong.

Tidak semua kebenaran dapat dimengerti dunia. Meskipun begitu, janganlah gentar.

Lihat juga: Jangan Melupakan Kasih Allah

Lihat juga: Kasih adalah Dasar Kebahagiaan

Tetaplah melangkah dalam iman yang berdasarkan kebenaran Firman dan biarkanlah Tuhan memakai kita sebagai alat-alatNya sesuai kehendakNya.

Berbuatlah apa yang kita mampu lakukan, lalu serahkanlah segalanya, termasuk kekawatiran, kekecewaan, kebingungan kita kepada Tuhan, sebab: ‘KepadaMulah kuserahkan segala perkaraku’.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Tuhan Memberkati Kita Melalui Orang Lain

Lihat juga: Kebaikan Tuhan via Korek Gas


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Mensyukuri Kebangkitan Kristus
    • April 22, 2025

    Kisah Para Rasul 2:36-41, Yohanes 20:11-18 Shalom, Hari ini kita kembali merenungkan kebangkitan Kristus berdasarkan Injil Yohanes. Setelah memberi tahu para rasul bahwa makam Kristus telah kosong, terdorong oleh kasihnya

    Kerahiman dan Kuasa Kebangkitan
    • April 21, 2025

    Kisah Para Rasul 2:14, 22-32, Matius 28:8-15 Shalom, Inji Matius mencatat bahwa setelah Kristus wafat di kayu salib pada hari Jumat, pada Minggu dini hari Maria Magdalena dan Maria yang

    One thought on “Iman dalam Melakukan Kebenaran

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Doa Penutup Kegiatan

    Doa Penutup Kegiatan

    Kita Punya Guardian Angel

    Kita Punya Guardian Angel

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading