
2 Korintus 11:18, 21b-30
Matius 6:19-23
Shalom,
Setelah mengajarkan tentang berdoa dan berpuasa yang sesuai dengan kehendak Allah, Kristus menyadarkan kita tentang tujuan hidup yang sesungguhnya.
Kristus mengatakan: ‘Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi. Di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga’.
Pengajaran ini perlu dilihat secara keseluruhan untuk menangkap maknanya dengan baik dan benar.
Kristus tentu tidak bermaksud melarang kita untuk menabung atau berinvestasi untuk berjaga-jaga terhadap hal-hal yang tidak terduga di waktu yang akan datang.
Firman ini disampaikan untuk mengingatkan bahwa segala hal materi bersifat sangat sementara.
Semua yang telah dikumpulkan dan disimpan dengan hati-hati pun setiap saat dapat hilang begitu saja.
Bukan hanya kematian yang dapat merampas total segala yang kita miliki, tetapi juga kejadian-kejadian tidak terduga yang terjadi dalam kehidupan di dunia saat ini.
Lihat juga: Penampakan Kristus dalam Kehidupan Sehari-hari
Lihat juga: Bekerja untuk Kehidupan Kekal
Kita tidak pernah tahu kapan pencuri akan datang.
Baik pencuri dalam arti sesungguhnya maupun dalam rupa sakit penyakit atau musibah yang memakan banyak biaya.
Kita tidak tahu kapan dan dari mana ngengat/rayap datang dan menghancurkan rumah atau simpanan-simpanan lainnya.
Justru biasanya ketika tersadar, semua sudah terjadi dan terlambat untuk diselamatkan.
Karena begitu fananya harta duniawi, Kristus mengingatkan untuk tidak menggantungkan hidup atau masa depan hanya dari harta duniawi.
Yang harus diandalkan adalah kasih dan kuasa Allah yang abadi.
Untuk mendapatkan itu, kita harus terus bertekun dalam ketaatan dan kepercayaan untuk melakukan semua ajaran-ajaran Kristus, merelakan diri dipakai sebagai alat-alatNya dan merendahkan diri untuk terus dibimbingNya.
Usaha untuk terus memupuk iman inilah yang disebut Kristus mengumpulkan harta surgawi.
Lihat juga: Kasih Kristiani Mengatasi Dendam
Lihat juga: Pintu Kandang Domba
Setelah bertemu Kristus, kehidupan Paulus berubah total.
Dia menemukan kebahagiaan bukan dengan mengejar ambisi pribadi dan prestasi duniawi.
Dia menemukan kebahagiaan di saat dapat melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.
Karena itu dengan sangat berani dia mewartakan Injil ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi dan ke bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Dia tidak patah semangat sekalipun telah mengikuti bimbingan Roh tetapi ternyata tetap harus berhadapan dengan banyak sekali tantangan dan penolakan yang membuat dia mengalami banyak siksaan tubuh.
‘Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian dan dengan tidak menyebut hal lain lagi. Urusanku sehari-hari yaitu (hanya) untuk memelihara semua jemaat-jemaat’ (2 Korintus 11:27-28).
Di dalam kasih kepada Tuhan, Paulus mengalami kebahagiaan saat dapat menolong, menyelamatkan dan membahagiakan sesama.
Hati dan pikirannya sungguh tercurah untuk mengasihi Tuhan melalui kasih kepada sesama.
Paulus bekerja untuk mengumpulkan harta surgawi dan bukan untuk mendapat kebanggaan-kebanggaan duniawi.
Lihat juga: Pesan Terakhir Kristus Menjelang Kenaikan ke Surga
Lihat juga: Tanggapi Greysia-Aprilia akan Masuk Neraka, Pastor Kopong: Surga Tak Semurah Simbol
Kristus mengatakan: ‘Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuh’.
Yang dimaksud mata di sini adalah mata hati.
Kalau dengan mata hati kita mampu melihat Kristus adalah Terang Dunia, maka kita tidak hidup dalam kegelapan yang berasal dari kekawatiran-kekawatiran duniawi yang berlebihan untuk menghadapi masa yang akan datang.
Dengan melihat dan mengalami kasih dan pertolongan-pertolonganNya di waktu yang lalu, kita yakin dapat mengandalkan Dia di waktu-waktu yang akan datang.
Mengandalkan Tuhan bukan berarti menihilkan usaha sendiri.
Dalam melaksanakan pewartaannyapun Paulus bekerja mencari nafkah sebagai pembuat tenda, bukan hanya mengandalkan pemberian Tuhan melalui umat yang dilayaninya.
Lihat juga: Kronologis Foto Umat Katolik Misa di Sekolah yang Sempit; Ini Penjelasan Pihak Terkait
Lihat juga: Luar Biasa Anak-anak dan Umat Katolik YP3
Kalau dengan mata hati kita dapat melihat kebenaran-kebenaran ajaran Kristus, maka kita tahu bahwa hidup di dunia ini hanya suatu peziarahan menuju kekehidupan kekal.
Alangkah naifnya kalau kita menghabiskan tenaga, waktu dan pikiran sebatas untuk memikirkan kenyamanan dalam menjalani peziarahan ini, tanpa sungguh-sungguh berupaya mempersiapkan diri untuk kehidupan kita di tempat tujuan akhir.
Karena itu mari membuka diri untuk menerima sapaan dan bimbingan Roh Kudus yang mengingatkan kita apa yang diajarkan Kristus.
Mari kita berusaha semaksimal mungkin mengikuti ajaran-ajaranNya itu dan mempercayakan masa yang akan datang di dalam kasih dan kuasa Allah.
Tuhan memberkati kita.
Lihat juga: Kasih Kristiani Mengatasi Dendam
Lihat juga: Jangan Mencurigai Kasih Allah
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.