
HATIYANGBERTELINGA.COM – Keseringan menonton video pendek seperti reels Instagram, shorts Youtube dan TikTok disebut dapat menurunkan minat anak untuk belajar serta mempengaruhi sikap dan emosinya.
“Jadi kalau anak anda melihat reels, itu kan durasinya sangat singkat, cepat dan berubah-ubah terus. Itu membuat anak mengalami hyperstimulated,” kata dokter spesialis kedokteran jiwa dari Rumah Sakit Hermina Bitung dokter Julian Raymond Irwen SpKJ dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di Bitung, Tangerang, Banten, dikutip Jumat (11/4/2025).
Lihat juga: Orang Tua Perlu Kontrol Penggunaan Gawai Anak
Lihat juga: Dampak Bagi Anak Makan Sambil Main Gawai
Julian mengatakan video pendek yang banyak ditonton anak dalam waktu yang lama bakal mengganggu fokus anak untuk mengikuti proses pembelajaran.
Salah satu contohnya anak sering menengok ke kanan atau kiri saat diajak berbicara akibat tidak terbiasa fokus pada satu objek saja.
Lihat juga: Orang Tua Harus Ubah Pola Pikir Soal Gawai Anak
Lihat juga: Reparenting Bantu Sembuhkan Inner Child
Emosinya juga jadi mudah meledak-ledak terutama jika orang tua membatasinya bermain gawai.
“Makanya ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa anak yang kecanduan gawai, itu dia bisa timbul gejala seperti anak dengan gangguan ADHD. Dia jadi sulit untuk fokus begitu, karena kebiasaan mendapat stimulasi yang tinggi,” ujar dia.
Lihat juga: Gadget Tumbuhkan Kreativitas Anak dalam Bimbingan Orang Tua
Lihat juga: Kiat Strategi T.E.R.A.T.U.R Anak Masuk Sekolah
Di samping itu minat anak untuk belajar dan membaca buku dapat ikut menurun karena terbiasa untuk menatap gambar bergerak dan berwarna-warni dengan berbagai efeknya, dibandingkan dengan buku pelajaran yang cenderung berwarna hitam putih.
“Anak jadi enggak tertarik dengan pembelajaran. Apalagi dengan fokus yang pendek, sedangkan untuk belajar itu pertama butuh fokus. Dikarenakan kontras yang terlalu tinggi, anak yang terbiasa dengan kontras yang tinggi dia jadi terlalu overstimulated dengan video-video itu,” kata dia.
Lihat juga: Manfaat Bagi Anak Dibacakan Buku Cerita Sebelum Tidur
Lihat juga: Manfaat Menulis Jurnal Sebelum Tidur
Guna mencegah hal tersebut, Julian menyarankan pada orang tua untuk melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga anak tidak mengalami kecanduan main gawai.
Salah satunya dapat dilakukan dengan memperbanyak aktivitas menarik dan positif bersama anak seperti membaca buku bersama dibanding bermain gawai, olahraga renang atau bulu tangkis bersama hingga mencari makanan lezat.
Lihat juga: Lima Aktivitas Seru Temani Si Buah Hati Saat Pandemi
Lihat juga: 10 Rahasia Buat Anak Jadi Lebih Cerdas
Orang tua juga dapat menggunakan aplikasi parental control untuk mengawasi anak bermain internet.
Dengan tujuan mencegah anak terpapar konten-konten negatif seperti pornografi maupun judi online (judol).
Lihat juga: Cara Agar Tidak Ditandai (Tag) Video Porno di Facebook
Lihat juga: Lima Aspek Penting Memilih Permainan Anak
Adapun beberapa gejala dari anak yang kecanduan gawai dan perlu diwaspadai oleh orang tua adalah anak jadi mudah tantrum ketika orang tua membatasi waktu bermainnya.
Selain itu adanya perubahan emosi yang meledak-ledak, anak rela tidak tidur untuk bermain gawai hingga sulit menghentikan kebiasaan berjauhan dengan gawai.
Lihat juga: Kiat Bimbing Anak Agar Tidak Ikut-ikutan Sedang Viral
Lihat juga: Anak di Bawah 8 Tahun Rentan Mata Juling
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.