
HATIYANGBERTELINGA.COM – Lanjut usia (lansia), terutama setelah usia 65 tahun, sering mengalami penurunan kognitif yang dapat mengarah pada gejala demensia.
Namun, bahkan tanpa diagnosis resmi, penurunan kognitif sering terjadi seiring bertambahnya usia.
Baik karena takut mengalami penurunan kognitif atau menyadari adanya masalah memori, terkadang dorongan kognitif dapat membantu.
Lihat juga: Olah Raga Malam untuk Lansia
Lihat juga: Kiat Hadapi Emosi Dominan Lansia
Menurut artikel yang diterbitkan di PsyPost, dilansir The Hindustan Times, Sabtu (12/4/2025), meskipun demensia sering muncul seiring bertambahnya usia, kebiasaan perilaku sepanjang masa dewasa dapat membantu mencegah atau menunda dampaknya.
Beberapa kebiasaan sehat yang dapat diterapkan meliputi berhenti merokok dan menjaga tekanan darah tetap stabil.
Selain mempertahankan kebiasaan sehat ini, banyak orang juga mulai menggunakan permainan pelatihan otak.
Lihat juga: Lansia Disarankan Tidak Mandi Lebih dari Dua Kali Sehari
Lihat juga: Empat Tips Cara Membantu Lansia Gunakan Internet
Pembuat permainan ini mengklaim bahwa permainan tersebut dapat membantu mencegah demensia sekaligus meningkatkan IQ.
Permainan pelatihan otak dirancang untuk meningkatkan kecerdasan dan kemampuan berpikir cepat, dengan klaim bahwa manfaatnya juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa permainan bahkan dirancang untuk melatih kemampuan berpikir cepat, perhatian tingkat tinggi, dan fleksibilitas mental, yang disebut sebagai fungsi eksekutif.
Lihat juga: Waspadai Risiko Gangguan Tidur Pada Lansia
Lihat juga: Waktu Tidur Lansia Lebih Sedikit? Kenali Gejalanya
Namun, sering kali keterampilan yang dipelajari melalui permainan ini tidak selalu dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, sehingga efeknya bersifat sementara.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Sage Journal, sekelompok peserta diminta untuk mencoba aktivitas baru seperti fotografi digital atau quilting.
Sementara itu, kelompok lain diminta melakukan aktivitas yang melibatkan sedikit pembelajaran aktif seperti bepergian atau memasak, atau aktivitas soliter seperti mengisi teka-teki silang, mendengarkan musik, atau menonton film klasik.
Lihat juga: Lansia Latihan 30 Menit dapat Cegah Jatuh Sekaligus Tetap Aktif
Lihat juga: Ciri Lansia Sehat Jasmani dan Rohani dan Tips Menjaganya
Setelah dinilai, ditemukan bahwa aktivitas baru dan menantang memberikan peningkatan yang lebih signifikan pada memori, kecepatan pemrosesan, dan kemampuan penalaran peserta.
Selama penelitian, pemindaian otak peserta dipelajari untuk memahami efek aktivitas baru dan menantang terhadap efisiensi otak mereka.
Para peneliti menemukan bahwa semakin banyak waktu yang diinvestasikan peserta dalam aktivitas tersebut, semakin cepat otak mereka memecahkan masalah dan mengingat informasi.
Lihat juga: Untuk Lansia: Tingkatkan Imunitas Sebelum Vaksin COVID-19
Lihat juga: Akhirnya Keuskupan Agung Jakarta Izinkan Anak, Remaja, Lansia dapat Misa Luring (Offline) di Gereja
Discover more from HATI YANG BERTELINGA
Subscribe to get the latest posts sent to your email.