Menyimpan Firman dalam Hati

Lukas 2:41-51

Yesaya 61:9-11

Shalom,

Hukum Taurat mewajibkan semua laki-laki yang telah dewasa untuk berziarah ke Bait Allah, 3 kali dalam setahun: hari raya Roti tak beragi, Paskah dan Pondok Daun.

Setiap anak laki yang telah berusia 12 tahun, dianggap telah dewasa dalam hukum sehingga wajib untuk melaksanakan segala ketentuan hukum Taurat.

Bahwa istri atau ibu mereka turut dalam peziarahan, itu adalah suatu kerelaan, bukan hal yang wajib.

Ketika Yesus berusia 12 tahun, seperti biasanya, Dia turut berziarah bersama orangtuaNya. Tetapi karena sudah dianggap dewasa, Dia harus berada dalam kelompok laki-laki.

Ini suatu perubahan, karena anak-anak yang belum dewasa akan ada dalam asuhan ibunya dan berada di kelompok para wanita.

Lihat juga: Bunda Maria Bunda Gereja

Lihat juga: Peringatan Wajib St. Perawan Maria Bunda Gereja

Pada saat segala peribadatan telah selesai, Yesus memilih tetap tinggal di Bait Allah tetapi itu tidak diketahui orang tuaNya.

AyahNya mungkin mengira, Yesus ada bersama ibuNya seperti biasanya.

Sedangkan bunda Maria berpikir, Yesus ada bersama ayahNya di kelompok laki-laki.

Setelah seharian berjalan bersama rombongan peziarah lain, ketika mau beristirahat, mereka baru sadar bahwa Yesus tidak ada.

Dengan sangat cemas, mereka berjalan balik lagi ke Yerusalem.

Setelah seharian men cari2 di Bait Allah, barulah mereka dapat menemukan Dia, sedang duduk di tengah-tengah para guru agama yang sedang mengajar.

Lihat juga: Berdoa dan Mendengarkan FirmanNya

Lihat juga: Berlindung Pada Firman Allah

Injil Lukas menulis bahwa setelah 3 hari, baru orangtuaNya menemukan Yesus (sehari dalam perjalanan pulang, sehari balik lagi ke Yerusalem dan seharian lagi mencari-cari Dia di Bait Allah).

Mereka mencari dengan penuh kecemasan dan tentu sangat lelah.

Hal ini menjadi suatu nubuat, bahwa kelak saat Kristus wafat dan dimakamkan, di hari ketiga Dia akan bangkit menjumpai Maria Magdalena dan para muridNya.

Dalam waktu 3 hari itu ibu dan para muridNya sangat cemas, sedih dan bingung seperti yang dialami Santo Yusuf dan bunda Maria sekitar 21 tahun sebelumnya.

‘Menghilangnya’ Kristus di Bait Allah ini menandai perubahan pada DiriNya, dari masa anak-anak menjadi remaja yang telah dianggap dewasa secara hukum.

Lihat juga: Kristus Selalu Ada di Tengah Kita

Lihat juga: Komitmen Menjadi Murid Kristus

Demikian juga dengan wafat dan kebangkitanNya kelak, menandai suatu perubahan dalam relasi Dia dengan murid-muridNya.

KehadiranNya ditengah mereka tidak lagi secara jasmani tetapi melalui bimbingan Roh Kudus yang menyertai dan memampukan setiap mereka mewartakan Injil, kemanapun mereka pergi.

Ketika akhirnya berhasil menjumpai Yesus, bunda Maria menegurNya: ‘Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? BapaMu dan aku dengan cemas mencari Engkau’.

Tetapi Kristus menjawab dengan mengatakan: ‘ Mengapa kamu mencari Aku? tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah BapaKu’.

Kristus menjawab ibuNya dengan menggunakan kata ‘kamu’ bukan ‘ibu’. Kata-kata ini tentu terdengar kasar dan mengejutkan bunda Maria

Tetapi dengan jawaban ini ada hal penting yang mau disampaikan Kristus: Dia bukan ‘hanya’ Anak Manusia, anak Maria, tetapi Dia juga Putera Allah.

Setelah Dia dewasa, bunda Maria harus menyadari bahwa Dia harus segera bersiap-siap melakukan tugas perutusan Allah Bapa, karena untuk itulah Dia datang ke dunia.

Dengan begitu, ketika Ia memberi jawaban, Kristus tidak berbicara sebagai Anak bunda Maria, tetapi sebagai Putera Allah yang mau mengingatkan umatNya.

Maksud kata-kata Kristus ini tidak dimengerti bunda Maria, malahan mungkin menusuk perasaannya sebagai seorang ibu.

Namun kata-kata Kristus yang sesungguhnya merupakan Firman Allah ini, adalah salah satu pedang yang menusuk jiwa Maria seperti yang dinubuatkan Simeon (Lukas 2:35), karena di dalam beberapa kesempatan, pedang sering dipakai sebagai simbol Firman Tuhan (Ibrani 4:12).

Pedang ini bukan untuk membunuh tetapi untuk membuka pikiran banyak orang bahwa Dia adalah Mesias, bukan ‘hanya’ Anak Manusia.

Lihat juga: Mengasihi Sesama Seperti Kristus Mengasihi Kita

Lihat juga: Dipersatukan dalam Kasih Kristus

Para guru agama yang didengarkan Kristus saat itu, sangat heran dengan khidmat dan kecerdasan Yesus ketika Dia bertanya, karena sebenarnya Kristus bukan sedang bertanya tetapi Dia ingin memberikan pemahaan kepada mereka tentang arti Firman Allah yang selama ini sebatas mereka hafalkan saja.

Kelak Kristus memang akan menjadi Pengkhotbah paling agung di segala zaman dan yang berkuasa atas segala kata-kataNya.

Dialah yang menggenapi apa yang dinubuatkan nabi Yesaya:

‘Keturunanmu (artinya salah satu dari bangsa Israel) akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan’ (Yesaya 61:9).

Saat itu bangsa Israel sedang berada dalam titik nadir keterpurukannya.

Mereka yang begitu bangga sebagai bangsa pilihan Allah, ternyata dihancurkan dan harus hidup menjadi budak-budak bangsa kafir.

Bait Allah yang mereka imani sebagai tempat kediaman Yahwe dihancurluluhkan sehingga seakan-akan Yahwe tidak berdaya menghadapi Baal.

Mereka tidak sadar bahwa kehancuran mereka adalah karena mereka tidak mau taat dan menghormati Yahwe lagi.

Meskipun begitu, Yahwe tidak bermaksud menghapuskan bangsa yang tidak tahu terima kasih ini dari muka bumi.

Melalui nabi Yesaya dan para nabi lainnya, perlahan-lahan mereka disadarkan tentang hal ini.

Dengan caraNya yang tidak selalu dapat dipahami dan di dalam waktuNya, Allah menanamkan kembali benih-benih FirmanNya.

‘Sebab seperti bumi memancarkan tumbuh-tumbuhan, dan seperti kebun menumbuhkan benih yang dirtaburkan, demikianlah Tuhan Allah akan menumbuhkan kebenaran dan puji-pujian di depan semua bangsa’ (Yesaya 61:11).

Lihat juga: Anak Yatim Katolik-Kristen dan Lintas Iman Ketuk Pintu Langit Doakan Keselamatan Bangsa

Lihat juga: Para Tokoh Agama Akan Doa Kebangsaan Lintas Agama 18 Maret

Bunda Maria tidak mengerti dengan jawaban Kristus.

Tetapi dalam ketidakmengertiannya, dia memilih untuk menyimpannya di dalam hatinya.

Di dalam kehidupan, ada banyak hal yang tidak mampu kita mengerti.

Tetapi mari kita belajar dari bunda Maria.

Janganlah cepat menggerutu dan menyesalkan Allah.

Jangan biarkan diri begitu cepat marah dan mendendam kepada sesama.

Simpanlah dulu di dalam hati segala hal yang terasa pahit dan mengecewakan, untuk dengan pertolongan Roh Kudus mencari makna di dalamnya.

Berilah kesempatan benih-benih yang ditabur dan ditanam Allah di dalam diri kita, bagaimanapun caranya, bertumbuh dulu sehingga suatu saat akan terlihat kebenarannya.

Tuhan memberkati kita.

Lihat juga: Penggarap Kebun Anggur Allah

Lihat juga: Menghadirkan Kerajaan Allah


Discover more from HATI YANG BERTELINGA

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

  • Related Posts

    Diutus untuk Membawa Kedamaian
    • July 6, 2025

    Yesaya 66:10-14C Galatia 6:14-18 Lukas 10:1-9 Shalom, Setelah sebelumnya Kristus memanggil, memberi kuasa dan mengutus ke 12 rasul untuk mulai mewartakan Injil, maka tahap berikutnya Kristus memanggil dan mengutus 70

    Kristus Selalu Ada di Tengah Kita
    • July 3, 2025

    Efesus 2:19-22 Yohanes 20:24-29 Shalom, Pada hari Minggu pertama setelah wafatNya di kayu salib, Kristus menampakkan diri kepada para rasul yang sedang bingung, takut, sedih dan patah harapan. Tetapi Thomas,

    Leave a Reply

    Spiritualitas

    Pendidikan Bernafas Eros

    Pendidikan Bernafas Eros

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    Mengasihi Tuhan Fondasi Kemanusiaan

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    RIP Paus Fransiskus, Sosok Membelah Opini Publik

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Kardinal Suharyo Ajak Umat Katolik Jadi Manusia Paskah

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Alleluya Kristus Bangkit; Awas Halelupa Halelupa

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Yesus Menemani & Menopang Penderitaan Kita

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Menjadi Wajah Belas Kasih Allah

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Syarat Dari Katolik ke Agama Lain, Lalu Ingin Menjadi Katolik Lagi

    Sukacita Pertobatan

    Sukacita Pertobatan

    Mengembangkan Kerohanian

    Mengembangkan Kerohanian

    Discover more from HATI YANG BERTELINGA

    Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

    Continue reading